Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

       
---------------------------------
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.
--- Begin Message ---
  
Dialog Marem Jepara
  MENGGALANG SIKAP ANTI PLTN SEMENANJUNG MURIA
   
  Jepara- Rencana pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) 
Semenanjung Muria,  di Ujung Lemah Abang, Jepara, semakin mendapatkan 
tentangan. Bahkan sikap penentangan ini mulai dilakukan secara terbuka. 
Khususnya oleh masyarakat Jepara, sikap penentangan ini mulai digalang secara 
nyata.
   
  Hari Sabtu (19/5) kemarin, sekitar 200 orang yang terdiri dari tokoh LSM, 
Tokoh Agama, tokoh masyarakat dan tokoh ormas serta tokoh politik, menyatakan 
sikap penolakan atas rencana pemerintah untuk membangun PLTN di Jepara. Sikap 
tersebut terbentuk dalam sebuah acara dialog yang digelar oleh LSM Marem 
(Masyarakat Reksa Bumi) Jepara. 
   
  Ketua LSM Marem Jepara, Lilo Sunaryo menyatakan, kegiatan dialog tersebut 
memang sengaja dilakukan untuk menjaring aspirasi masyarakat terkait akan 
dibangunnya PLTN di Jepara. Melihat sikap masyarakat Jepara yang pada 
kenyataannya menolak, pihaknya menyatakan siap untuk terus maju menyuarakan 
sikap penolakan.
   
  “Tanggal 5 Juni, bertepatan dengan peringatan hari bumi, kami akan 
mengerahkan ribuan massa ke lapangan untuk menyatakan sikap penolakan ini 
secara terbuka. Nuklir, secara sosial budaya dan ekonomi atau dari sudut lain, 
lebih banyak memberi ancamannya,” ujar Lilo memberikan pernyataan, usai acara.
   
  Dalam dialog yang berlangsung sekitar 4 jam tersebut, tidak ada satupun 
peserta yang menyatakan dukungan atas program tersebut. Ketua HSNI (Himpunan 
Serikat Nelayan Indonesia) Jepara, Sudiyatno pada kesempatan tersebut 
menegaskan, rencana pembangunan PLTN tersebut lebih baik dibatalkan  Biaya 
untuk membangun PLTN yang mahal, lebih baik diarahkan untuk pembangunan lainnya 
yang lebih bermanfaat. 
   
  “Pembangunan PLTU Tanjung Jati B saja menimbulkan dampak luar biasa bagi 
nelayan. Akibat pembangunan itu sekitar 160 hektar perairan tidak diperbolehkan 
untuk dijadikan daerah operasi nelayan. Lha kalau kemudian PLTN jadi dibangun 
berapa lagi lahan yang tidak boleh dijamah oleh nelayan,’ ujar Sudiyatno 
memberikan alasan penolakannya.
   
  Sementara itu H. Wahyudi, salah seorang tokoh NU di desa Kembang Jepara, 
menandaskan pihaknya berharap ada penjelasan berimbang mengenai masalah Nuklir 
ini. Informasi tentang Nuklir diharapkannya bisa diberikan secara menyeluruh, 
baik dampak negative ataupun positifnya. Jangan sampai masyarakat dibuat 
bingung dengan informasi yang simpang siur seperti saat ini.
   
  “Masyarakat harus bisa memutuskan hal ini atas dasar rasa paham pada dirinya. 
Menerima dengan “paham” atau menolak dengan “paham”. Itu yang perlu dalam hal 
ini,” tegasnya. 
   
  Dari 200 peserta, hampir seluruhnya ikut menanda tangani Piagam 13 yang 
berisi penolakan terhadap PLTN Semananjung Muria.  Mereka memberikan tanda 
tangannya di kotak penolakan. Sedangkan di kotak menerima, tidak ada satupun 
yang menanda tangani. Sebagian kecil peserta memang ada yang tidak memberikan 
tandan tangannnya. (dis)
   
   BAGAIMANA DENGAN ANDA ???

   
  
       
---------------------------------
 Yahoo! Mail is the world's favourite email. Don't settle for less, sign up for 
your freeaccount today.

--- End Message ---

Kirim email ke