Saya jadi teringat cerita teman yang nggak percaya agama. Katanya,
kalo misalnya kita berdoa dan langsung dikabulkan itu malah
mengerikan. Coba saja ada orang berkata, "Ya Tuhan, saya minta Mobil."
Lalu Tuhan menjatuhkan mobil begitu saja dari langit, bukankan si
peminta tadi akan terluka tertimpa oleh mobil? Dan jika Tuhan begitu
"baik hati" memberikan apa saja yang manusia minta saat berdoa,
manusia akan jadi pemalas. Tiap hari hanya berdoa saja tanpa
melakukuan apa-apa.

Tapi saya masih percaya kalo manusia butuh berdoa untuk menguatkan
dirinya sendiri. Saat ia berdoa, pikirannya lebih fokus untuk berusaha
 meraih apa yang ia minta dalam doa.

salam.

--- In mediacare@yahoogroups.com, ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Hidup memerlukan well ballanced, emotionally, phisically or
spiritually, ora et labora yg artinya pray and work adalah philosophy
yg mengajarkan well ballance antara spiritually dan phisically bagi
manusia utk meraih impian2 nya, dan saya setuju bahwa kombinasi dua
energy yg baik tsb akan mampu menjaga keseimbangan manusia dalam
mengarungi kehidupan nya.
>   
> Saya sering melihat banyak dukun yg hidupnya berkecukupan hanya
dengan memberikan do'a dan ilmu2 kebathinan kepada pelanggan nya,
dukun ini tak pernah beranjak dari kamar nya yg pengap dan berbau asap
dupa, apakah in iberarti sang dukun berhasil dalam hidupnya hanya
dengan berdo'a tanpa keluar keringat atau memeras otak? maybe, tetapi
ini gaya hidup yg sangat berbahaya baginya karena sang dukun yg kurus
kerempeng dan pucat ini tak mempunyai keseimbangan yg baik, saya sudah
duga hidupnya tak akan lama karena dari pisiknya saya bisa melihat
kerusakan paru2 dan kerusakan2 organ2 lain nya, setahun kemudian dukun
pun menghambuskan nafasnya, lalu contoh lain adalah seorang teman
atheis saya yg bekerja siang malam, matanya sampe teler depan
computer, kerja kerasnya dirasakan tidak pernah menghasikan buah yg
memuaskan, dia sering stress dan frustasi karena dia berfikir kerja
kerasnya hanya sia2, sering dia minum di bar dan mengeluh kepada saya
bahwa hidupnya seperti neraka,
>  istrinya banyak menuntut dan tubuh serta otaknya sudah kecapean
bekerja....saya pernah sok tua ngajarin kepadanya " Jeremy, pernahkan
kamu berfikir utk santai sedikit, dan mencoba utk melihat kedalam, say
arasa kamu terlalu keras terhadap dirimu sendiri, berilah dirimu waktu
utk istirahat, bersemedi  mencoba membersihkan dirimu dari segala
kebrutalan hidup, pekerjaan, tuntutan2 istri atau tetek bengek lain
nya...."
>   Saya memang tidak pernah menyarankan dia utk berdo'a walau saya
tau berdo'a bisa menjadikan sarana theraphy baik bagi jiwa yg resah,
Jeremy adalah seorang Jew (Yahudi) yg tidak percaya akan Tuhan dan
do'a....tetapi nasehat saya termakan juga krn dia memandangi saya lama
seperti berfikir " apakah kamu menyarankan saya utk berlibur Omie? "
>   "why not ? pergilah ke pantai bersama istri kamu, katakan pada
istri kamu bahwa kamu selam aini terlalu memusatkan hidup kamu utk
pekerjaan, kamu tidak bahagia dan kamu ingin merubah gaya hidup kamu
utk membahagiakan perkawinan dan kebutuhan2 spiritual lain nya "
>   Jeremy dan sang istri pergi kepantai, keduany akembali dengan
wajah berseri , berjalan bergandengan tangan, ah..mungkinkah mereka
sudah menemukan well ballanced yg mereka cari selama ini ?
>    
>   betapa pentingnya ora et labora utk keseimbangan jiwa kita.
>    
>   salam
>   omie
>   
> 
> "HINU E. SAYONO" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Terima kasih atas jawaban anda.
> 
> Salam,
> HES
> 
> 
> 
> RM Danardono HADINOTO wrote:
> --- In [EMAIL PROTECTED], "HINU E. SAYONO" 
> wrote:
> >
> > Mas Danardono,
> > 
> > Memang doa seorang maling dan seorang yang bukan maling amat 
> sangat berbeda sekali.
> > 
> > Kalau sekedar plesetan, saya mah OK-OK saja dengan guyonan anda.
> > Namun dalam hal yang menyangkut hubungan vertikal dan hubungan 
> horisontal antara manusia dengan Sang Maha Pencipta, kiranya "ora et 
> labora" merupakan asas umum bagi siapapun yang theis. "Satunya kata 
> dan perbuatan". Bukan "satunya kata" dan "satunya lagi perbuatan".
> > 
> > Bagi yang pseudo-theis, pasti larinya ke dukun-dukun, kecuali 
> dukun bayi.
> > 
> > Salam,
> > HES
> > (beruntung, karena belum pernah kehilangan sepeda).
> > 
> > 
> Satunya kata dan perbuatan, adalah tepat, mas Hinu. Lebih jelas 
> lagi, bahwa doa tanpa perbuatan takkan membuahkan apa apa. Bagi yang 
> tak percaya, monggo silakan ke Porong, Sidoardjo, duduk ditepi kawah 
> lalu mulai berdoa tanpa henti..
> 
> Saya teringat iklan di TV menggambarkan wanita cantik berjilbab 
> berbaju hijau dan menjual idee agar berdoa, maka semua akan mudah, 
> masalah akan beres sebab diridhai Tuhan. Kalau saja si mbak ini 
> benar, maka doa 200 juta manusia di Indonesia ini (5 kali sehari 
> kali 62 tahun kemerdekaan), akan menyulap negara ini menjadi taman 
> firdaus gemah ripah loh jinawi, tanpa Porong, tanpa IPDN, tanpa 
> meruya selatan, tanpa Buloggate, tanpa masalah dana non budgetair.
> 
> Salam
> 
> danardono
> 
> (waktu SMP korban maling sepeda, yang doanya didengar Tuhan)
>


Kirim email ke