Hahaha.. Irwan ngobrol sama Irwan.. :-p
Iya nih, maaf kalau komentar saya sebelumnya kurang jelas.. :D
Terima kasih, Bung Irwan.H yang sudah memperjelas mengenai 'masking' ini..

Jadi prinsipnya si A# (pengirim sms) seolah-olah mengirim sms 'menggunakan'
222 sebagai 'sender' yang terbaca di hp B#. Padahal bisa saja dia
menggunakan
sms center mana saja..  Tuh kan, bahayanya 'Klaim & seolah-olah'..  menipu
publik.. :-P

Lah iya, penipu sejati akan mencari jalan untuk memperbaiki modus kejahatan
agar mereka bisa tetap menipu publik.. Bukan sebaliknya, mengakui&membongkar
kesalahan yang terjadi.

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

On 5/23/07, M. Irwan Hrp <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  Dear Irwan K,

Mengirim SMS dgn sender 222 ke B# (dalam hal ini Pak David) bisa dilakukan
dari SMSC operator mana saja. Sehingga dalam hal ini belum tentu pengirim
dari pihak Telkomsel. Bisa saja pengirim menggunakan fasilitas SMS dari luar
negeri atau dia memiliki akses ke SMSC salah satu operator.

Satun-satunya cara untuk menghadapi ini adalah langsung tanyakan ke CS
operator ybs apakah informasi ini benar atau tidak.

Setahu saya, jika dilengkapi dengan bukti-bukti yang ada suatu nomor HP
bisa kok di blokir.

On 5/22/07, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:




Saya bukan orang Telkomsel (TKS), tapi AFAIK, bisa saja pengirim sms itu
(A#)
menggunakan apa yang disebut 'sms masking'..  Jadi, dia menggunakan angka
222 sebagai 'sender' waktu mengirim sms & diterima/dibaca
pelanggan/'receiver' -
dalam hal ini David (B#).

Kata kuncinya memang, nomor kontak provider resmi gak mungkin berupa nomor

private (0813xxxx). Ini kan cuma modus baru (tapi polanya sama) dari
sms/telepon
soal undian berhadiah dan keharusan menyetorkan uang ke rekening tertentu.


Memang menyebalkan kalau service provider kurang memikirkan dampak
terhadap
potensi kerugian yang bisa muncul bagi pelanggan. Apalagi kalau alasannya
lebih
pada ketakutan kehilangan pelanggan yang berniat jahat (mengharapkan ada
orang/
korban tertipu).. :-(

Lagi" publik/konsumen di negeri ini memang lemah.. Ada yang mau/bisa bantu

memperkuat posisi kita sebagai konsumen?
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

Kirim email ke