Yes, kedua tanggapan dibawah saya setuju, yg jadi masalah sudah berapa lama kita menuding pemerintah sebagai biang keladi kemiskinan rakyatnya? sudah terlalu lama, dan sampai hari ini tidak ada tindakan yg significant yg berhasil mengangkat rakyat miskin kepermukaan, lalu apakah kita akan selamanya menunggu uluran pemerintah utk menyihir hidup kita ? Mari kita mengukur standard kemiskinan, apakah kemiskinan di Indonesia disebabkan karena tidak ada listrik, air bersih atau akses2 sarana technology lain nya? bukan ! kemiskinan di indonesia adalah suatu kondisi kesulitan/kekurangan kebutuhan pokok utk hidup seperti makanan, sudah berapa korban kelaparan/busung lapar atau anak2 yg malnutrition akibat kemiskinan ini ? too much! solusi dari kemiskinan ini adalah bagiamana memperoleh makanan yg cukup, pernahkah melihat rakyat yg hidup dipedalaman yg hidup tanpa listrik, air bersih dan sarana lain nya? contoh nya dulu daerah Baduy, rakyat Baduy tidak punya listrik, tidak punya air bersih, forget computer ! mereka gigih dan rajin beternak dan bercocok tanam, wilayah baduy selain mampu mengkomsumsi makanan yg cukup mereka juga mampu membayar pajak penghasilan kepada Pemda nya. Coba perhatikan juga rakyat yg hidup di wilayah2 terpencil, NTT, NTB, banyak wilayah yg belum dimasuki listrik dan air bersih, mereka bertahan hidup tanpa makan nasi basi/aking. Saya sendiri pernah mencoba membantu sebagian warga dengan membeli tanah yg cukup luas utk bertani, memodali mereka dengan pupuk dan bibit serta perlengkapan bertani, namun apa yg terjadi ? mereka tidak pernah menggarap tanah tsb, tidak pernah mencoba utk bekerja lebih keras utk menghasilkan sesuatu, sedihnya ini sikap yg sangat umum disana, masih banyak rakyat kita yg tidak mampu bersaing dengan rakyat penghuni negara berkembang lain yg begitu gigih berjuang melawan kemiskinan, lihat India, berapa ribu tons beras yg mereka pasok ke negara kita, bukankah India negara yg msh tergolong miskin juga ?. Saya pikir faktor penting yg menyebabkan gagalnya program pemerintah dlm pengentasan kemiskinan di Indonesia adalah program bantuan yg berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial utk org miskin, upaya ini jelas tidak effektif, membuat rakyat merasa tergantung pada uluran tangan pemerintah. Secara ilmiah kajian utk mengatasi fenomena yg berkaitan dengan kemiskinan, kita hrs cari faktor penyebab proses terjadinya kemiskinan dan indikator pemahaman gejala serta akibat dari kemiskinan itu sendiri, ini perlu dipantau oleh pemerintah kabupaten/kota dengan dibantu para peneliti utk mengembangkan sendiri system pemantauan kemiskinan didaerahnya masing2 .
Kemiskinan diderita oleh banyak negara, negara America sebagai negara terkaya per kapita didunia masih memiliki jutaan rakyat yg disitilahkan sebagai orang miskin, standard kemiskinan disini tentunya tidak sama dengan kemiskinan di Indonesia, saya tidak merasa terganggu atau merasa kasihan dengan "kemiskinan" rakyat America karena ini memang pilihan nya. Rakyat miskin di Indonesia memang tidak banyak pilihan, either bangun dan berjuang lebih keras atau menunggu saja rejeki turun dari langit, waktu kecil saya harus bekerja keras utk sesuap nasi, sekarangpun saya masih hrs bekerja keras utk menghidupi saudara2 saya di Indonesia, hanya dengan usaha dan kemauan yg keras kita bisa mengatasi kemiskinan, bukan ketergantungan atau mengeluh karena tidak memiliki sarana yg cukup . salam omie sawung gue <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Problem kemiskinan ini sudah akut bukan karena kita malas! siapa si yang hidup mau miskin? tapi ketika akses untuk perbaikan hidup terbatas dan seringkali tidak ada maka orang-orang miskin tak akan bisa berbuat apa-apa, nah siapa yang bertanggung jawab untuk membukakan akses bagi mereka untuk tempat tinggal yang layak, kesehatan, pendidikan dan pekerjaan. JAWABANNYA adalah PEMERINTAH!! karena semua kekayaan negara ini yang menguasai pemerintah dan kroni-kroninya! yang selama ini gak pernah melihat problem kemiskinan secara benar. Orang gak ada yang mau miskin dan jadi pengemis tapi ketika negaranya mendidik rakyatnya untuk terus menerus jadi pengemis maka akhirnya hanya itu pilihannya, jadi menjadi miskin atau malas bukan kehendak rakyat tapi kehendak penguasa karena dengan menjadikan rakyat terus miskin dan malas maka penguasa bisa terus menerus berbuat semena-mena; korupsi dll. sawung harsutejo wrote: Mbak Omie, Menurut angka PBB di Indonesia terdapat 108 juta orang miskin. Orang miskin itu umumnya tidak memiliki (cukup) akses terhadap peradaban modern berupa air bersih, listrik, layanan pendidikan, layanan kesehatan, informasi, apalagi rekreasi. Barangkali rekreasi mereka hanya berupa hubungan seks. Pendapatan mereka kurang dari US$2 per hari per kapita. Provinsi Riau yang kaya raya minyak itu 20% balitanya menderita kurang gizi. Ongkos ekploitasi minyak di Indonesia US$9 per barrel, sedang Malaysia US$3,7, di Laut Utara yang ganas itu hanya US$3 per barrel. Ini merupakan korupsi nasional dan transnasional, setidaknya korupsi minyak saja tiap harinua tak kurang dari US$5 juta karena rata-rata hasil minyak kita satu juta barrel per hari, setahun US$1,825 miliar. Ini baru dari ongkos penambangan minyak! Jelas sekali kemiskinan hanya bisa diberantas dengan memerangi korupsi serta pemberdayaan orang miskin. Strategi yang anda bicarakan itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang terdidik, di antaranya semua yang mampu mengakses milis kita ini alias tidak miskin. Tentu saja ada orang pilihan di antara orang miskin itu yang mampu membebaskan dirinya. Tapi rata-rata orang ialah orang biasa saja, bukan orang pilihan. Salam, Harsutejo.- ----- Original Message ----- From: ati gustiati To: mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 24, 2007 5:40 PM Subject: #sastra-pembebasan# Re: [mediacare] KEMISKINAN DAN HATI NURANI Ini artikel bagus, hanya satu lagi yg ingin saya tambahi, kemiskinan adalah akibat kemalasan!! memang lebih mudah menyalahkan orag lain (pemerintah atau siapa saja) utk masalah yg kita hadapi, saya pikir kalau kita sudah menyadari hidup dalam negara yg korup dan pemerintah yg "cuek buneng" alias gak perduli masa depan rakyatnya, sebaiknya kita pun harus berbalik pikirian, cari strategy baru yg sesuai dengan kemampuan kita, tanpa pendidikan yg layak, tanpa modal, tanpa ambisi ?, bisa mampuslah kita ! Tuhan tak pernah mengajarkan kita utk malas, lihat saja seisi alam setiap hari melakukan tugasnya, setiap hari matahari sesuai tugasnya menyinari bumi kita, setiap tanaman setiap hari tumbuh dan berkembang, air sungai yg tak berhenti mengalir, otak kita yg setiap hari terus berfikir atau menghayal, perut kita yg setiap hari keroncongan, THINK ! dijaman purba nenek2 moyang kita bisa bertahan hidup hanya dengan bercocok tanam, kenapa tidak sekarang ? ketika semuanya serba possible ? Masalah yg terbesar yg saya lihat di tanah air adalah kemalasan, orang2 begitu malas utk merubah nasibnya, apalagi mencangkul menanam ubi jalar ! salam omie Sunny wrote: 21/05/07 17:53 Seri Hati Nurani -- KEMISKINAN DAN HATI NURANI Oleh Haris Suhyar*) Masalah kemiskinan di Indonesia kini sangat mendesak untuk segera ditanggulangi. Kemiskinan ada di mana-mana, di seluruh penjuru negeri, bahkan di dalam diri kita sendiri. Kemiskinan telah terjadi di seluruh lini kehidupan bangsa. Siapa yang salah? Apa penyebabnya? Siapa yang bertanggung jawab? Kita tidak perlu berbicara tentang siapa yang salah, siapa penyebabnya, atau siapa yang bertanggung jawab. Mari kita membahas dari mana kita akan memulai menanggulanginya? Memperbaiki kesalahan yang telah terjadi? Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya? Kemiskinan bukan disebabkan tidak adanya keterampilan atau keahlian yang cukup. Kemiskinan bukan masalah tidak adanya pekerjaan tetap, kemiskinan bukan karena tingginya biaya hidup, kemiskinan bukan masalah kebijakan yang tidak berpihak kepada si miskin. Kemiskinan merupakan sebuah masalah pada sikap mental dan pola pikir seseorang. Kemiskinan dapat dikatakan sebagai masalah tentang moral yang rusak. Kerusakan moral disebabkan oleh tertutupnya hati nurani seseorang, yang mengakibatkan setiap perbuatannya selalu memberikan dampak yang menghancurkan merugikan diri dan lingkungannya. Hati nurani yang tertutup mengakibatkan seseorang hidup di alam penderitaan tanpa akhir sehingga ia tidak lagi mempunyai harapan terhadap masa depannya. Pada akhirnya akan menyebabkan yang bersangkutan mempunyai pola pikir bahwa nasibnya adalah miskin. Dampak lain yang ditimbulkan dari tertutupnya hati nurani manusia adalah adanya golongan masyarakat yang tidak memiliki perasaan dan tidak menghargai orang lain serta alam di sekitarnya. Mereka menjadi sewenang-wenang dan mau menangnya sendiri. Dalam kondisi yang semacam ini, mereka hanya memikirkan keuntungan dan kesenangannya sendiri tanpa memperdulikan kebutuhan dan kepentingan orang lain. Hal ini menyebabkan adanya golongan masyarakat yang tertindas dalam kekurangan atau kemiskinan. Hati nurani yang tertutup juga menyebabkan tertutupnya kekuatan daya hidup yang ada di dalam diri sehingga manusia yang bersangkutan akan kehilangan energi yang diperlukan untuk bergerak. Ia akan menjadi seorang pemalas yang hanya dapat meratapi nasib karena tidak menyadari bahwa sesungguhnya kemiskinan yang dialaminya adalah akibat dari kotoran (dosa) yang timbul karena perbuatannya sendiri. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa untuk mengatasi kemiskinan, harus dimulai dari membersihkan berbagai kotoran (dosa) yang menutup kesucian hati nurani. *)Penulis adalah pencetus Gerakan Revolusi Hati Nurani, sekaligus pendiri Yayasan Sirnagalih yang aktif membina peningkatan kualitas diri manusia Copyright © 2007 ANTARA