Setahu dan sepengelihatan saya di Indonesia ini juga masih banyak yang aneh 
terutama anak anak muda yang menggunakan jilbab tapi masih menggunakan baju 
ketat (celana dan kaos) masih ada pula yang menggunakan kaos yang sepinggang 
dan ketat sehingga kalau bergerak sedikit atau menunduk bisa terlihat perut 
atau pinggul belakangnya...jilbab masih dipakai untuk gaya gayaan aja belum 
dijiwai kok di Indonesia ini. lain halnya untuk wanita wanita setengah baya 
hingga yang manula mereka agaknya sudah dapat menjiwai...dan beberapa wanita 
muda berjilbab juga masih masuk ke cafe cafe dan juga tidak menjadi wanita 
soleh ada pula yang ditempat kerja  masih menyikut nyikut teman kerjanya untuk 
obsesi duniawinya...karena ketidak mampuannya, dan ada pula yang masih 
pecicilan di cafe cafe jadi maunya apa yaaaa...???. Di beberapa negara Arab 
juga banyak kok yang berjilbab hitam hitam...tapi kalau sudah berkumpul dengan 
teman temannya dan membuka jilbab hitamnya...berambut warna warni...dan
 berbusana seronoh...wanita wanita Arab yang istrinya atau haremnya laki laki 
berduit pengusaha minyak...kalau di Paris juga masuk ke buti butik dengan 
memborong pakaian yang bukan busana muslim...karena mereka kaya raya kan 
???...tapi terbelenggu dengan tradisi jilbanya...yang ahkirnya ??...mereka 
harus munafik..dimata manusia sekeliling terutama suaminya..tapi dimata Tuhan 
??. Jadi menggunakan jilban sebaiknya adalah kesadaran jangan ada intervensi, 
sehingga salah satu atribut muslimah itu bisa di pakai sesuai dengan norma 
norma agama Islam jangan hanya sebagai hiasan tutup kepala....
   
  Cheers 

john andrew fernandez <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
            Setahu saya wanita yg berjilbab di Indonesia "yg bukan jilbab 
angin-anginan" akan lebih menjaga perilaku, baik ucapan dan perbuatan. Yang 
tidak berjilbab........maap saya nggak mau komentar...anda bisa menganalisa 
sendiri, diluar contohnya banyak :-) 
  Meskipun saya tidak sealiran, saya sangat hormat sekali pada mereka yang bisa 
memberi warna positip di keanekaragaman budaya di Indonesia.
   
  Mengenai wanita Turki & Ratu Rania yg tidak memakai jilbab....saya cuma 
berpendapat Ratu Arab juga manusia, bukan orang yang disucikan dan selalu 
benar. 
  Jadi sepertinya ada kesalahan pemahaman mengenai orang arab yang nggak 
berjilbab, dan akhirnya ini yang jadi pedoman bahwa tidak menggunakan jilbab 
pun tidak masalah.
   
  Kata teman saya yg muslim, tidak semua orang arab itu menjalankan perintah 
agamanya dengan benar. Jadi jangan campur adukkan perilaku buruk mereka dengan 
agama mereka. 
  Sayapun juga nggak mau ada pendapat, gara-gara aktor film kesenggol narkoba, 
agama saya jadi salah.
   
  Mengenai komentar Indonesia bukan negara agama sepertinya komentarnya terlalu 
melebar....
   
  pepatah kuno batak mengatakan : rukun anggawe sentoso, dadi ora usah neko-neko
   
  syaloom
  Jhon Andrew
   
   
  
 
  Pada tanggal 22/05/07, Adiati <[EMAIL PROTECTED]> menulis:             saya 
melihat dalam kunjungan saya ke negara mayoritas muslim yaitu di Alanya Turki, 
di sana malah saya lihat wanita2 Turki jarang sekali yang memakai Jilbab, dan 
juga Ratu Rania dari Jordania, juga tidak menggunakan Jilbab
(padahal itu sudah jelas2 seorang Ratu di negara arab yg berlatar belakang 
Islam,dan boleh dibilang seorang public figure bangsa!), jadi saya berfikir 
lagi..kalau di wajibkan, itu di wajibkan oleh manusia atau Tuhan ? nah anda 
sendiri bilang Allah sendiri tidak ada untung ruginya dengan pilihan para 
wanita yang memakai atau tidak ? 
berarti kan Allah sendiri tidak mempermasalahkan bukan ?
dan saya juga merasa aneh anda mencantumkan 
" Demikian, semoga berjilbab menjadi awal bagi kita untuk melangkah lebih baik 
bagi diri dan bangsa ini" 
emangnya Indonesia negara Islam apa ? Indonesia bukannya negara Agama yg 
BERAGAM jd apa sangkut pautnya dengan BANGSA?
waduh (Maaf) Jangan terlalu berfikir fanatisme deh, malah jadi yg terlihat 
hanya hitam atau putih tanpa beragam Warna 



Wido Q Supraha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear mbak Adiati,

Jilbab adalah Kewajiban bagi muslimah yang beriman dengan ajaran sucinya. 
Adapun memenuhi kewajiban tersebut tentunya adalah pilihan bagi setiap muslimah 
tersebut, sementara Allah tidak merasa diuntungkan atau dirugikan sama sekali 
dengan pilihan dari muslimah tersebut, dan Allah pun telah mempersiapkan 
balasan dari masing-masing pilihan tersebut. 
Jadi memang ini adalah pilihan an sich dari setiap muslimah yang beriman, dan 
sebagai konsekuensi dari keimanannya. Karena Islam tidak menganut pemaksaan 
dalam beragama, semuanya dikembalikan kepada pribadinya, justeru Islam telah 
mengajarkan kedewasaan sejak dini dengan meyadarkan konsekuensi dari setiap 
pilihan yang dibuat. 

Tentang mengapa yang berjilbab banyak yang tidak sesuai dengan jilbabnya, saya 
memandang ini adalah tabiat manusia umum, dan bukan menjadi justifikasi kepada 
mereka yang selalu mengatakan, "Saya belum siap untuk berjilbab, karena saya 
masih xxx." Karena parameter kesiapan itu amat abstrak, sementara dapat 
dibayangkan, setiap detik waktunya dalam proses menuju kesiapan tersebut penuh 
dengan dosa-dosa yang semakin bertumpuk (tentunya bagi yang meyakininya). 

Jilbab tetap menjadi wajib, tanpa melihat tempat dan waktu tertentu kecuali 
yang memang telah diatur untuk dibolehkan. Dalam kasus berenang misalkan, 
sejauh pengamatan saya, ini bukan masalah besar bagi mereka yang merasa tenang 
dengan menyempurnakan agama mereka dengan berjilbab, karena mereka bisa : 
- Berenang di kolam khusus wanita atau kolam dengan jam khusus wanita yang saat 
ini sudah semakin menjamur keberadaannya
- Menggunakan pakaian khusus wanita berjilbab sebagaimana desain seorang 
perancang dari luar negeri yang mbak bisa lihat di situs 
www.dunia-jilbab.blogspot.com

Demikian, semoga berjilbab menjadi awal bagi kita untuk melangkah lebih baik 
bagi diri dan bangsa ini, khususnya bagi kalangan muslimah sejati. 

Wassalam,
--wqs








  

         

       
---------------------------------
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 

Kirim email ke