http://www.antara.co.id/arc/2007/5/26/pembagian-tanah-untuk-rakyat-miskin-sulit-diterapkan-di-jakarta/



26/05/07 12:26

Pembagian Tanah Untuk Rakyat Miskin Sulit Diterapkan di Jakarta

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menilai program pembagian 
tanah untuk warga miskin di Jakarta sulit diterapkan karena keterbatasan lahan 
serta sebagian besar lahan telah resmi menjadi hak milik.

Berbicara di Jakarta akhir pekan ini, Sutiyoso menilai pelaksanaan program 
tersebut di Jakarta akan membutuhkan biaya yang cukup besar.

"Kalau di Jakarta untuk tanah saja sudah tidak ada lagi, mana ada yang bisa 
untuk dibagi. Kalau memang memungkinkan dan itu untuk rakyat miskin ya saya 
senang sekali," katanya.

Sebelumnya Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Joyo Winoto usai rapat 
kabinet terbatas yang membahas masalah reformasi agraria di Kantor kepresidenan 
Selasa (22/5), mengatakan pemerintah saat ini menyiapkan tanah untuk rakyat 
miskin seluas lebih dari 9,25 juta hektare tanah sebagai pelaksanaan program 
reformasi agraria (land reform).

Mengenai rencana pemerintah pusat tersebut, Sutiyoso mengakui belum mengetahui 
secara resmi dan belum mendapat penjelasan secara rinci terkait rencana 
tersebut.

"Saya sendiri belum mengetahui secara pasti rencana itu, bagaimana bentuknya. 
Namun bila memang begitu kita siap saja menginventarisasi tanah yang ada di 
Jakarta," paparnya.

Namun ia memaparkan dari 650.000 meter persegi luas Jakarta, kemungkinan besar 
tanah yang dimiliki oleh negara tidak banyak.

Demikian juga ketika ditanya bila program itu termasuk pembebasan tanah yang 
kemudian tanahnya dibagikan dengan aturan-aturan tertentu, Gubernur DKI menilai 
lebih baik bila dananya dialokasikan saja untuk pembangunan rumah susun murah.

"Mereka bisa kita bangunkan rumah susun. Jadi uangnya bisa buat modal mereka. 
Nantinya selain mempunyai rumah susun juga mereka mempunyai usaha," tambahnya.

Akan tetapi, ia berjanji bila memang program tersebut jadi dilaksanakan maka 
pihaknya akan memperjuangkannya untuk warga Jakarta.

"Anggarannya tentunya dari pemerintah pusat, masak dari APBD," katanya.(*)

Kirim email ke