Kalau mau nanggapin secara serius in memang makan hati ito Manurung, bayangkan sudah berapa lama mereka berseteru lalu diselesaikan dalam 12 menit ? come on.........SBY sengaja memakai strategy "pengacara" yg tidak memberi waktu Amien utk membela diri karena waktu yg dia berikan hanya 12 menit, disini status Amien seperti guilty before trial starts, Amien tidak diberi pilihan, dengan dalih negara yg berlandaskan hukum maka kasus diserahkan kepada hukum, bullshit ! hukum pun tidak becus menangani kasus2 besar orang2 yg berkuasa di Indonesia, demokrasi masih jauh dalam jangkauan standard system yg berada di Indonesia, feodalisme masih mengangkangi system yg berlaku, SBY seorang penguasa yg seenaknya memberti VERDICT, sebenarnya dalam kasus ini belum tentu Amien yg menang perkara karena Amien pun menerima uang nonbudgeter, tapi setidaknya Amien mau gelar meja dan buka semua kartu diatasnya, SBY yg sepertinya me ngulur2 waktu hingga akhirnya bersedia bertemu 12 friggin minutes and expecting the problem is solved ! haaaiiiyaaaaaa... Sulit utk mem praktekan demokrasi dalam keseharian bangsa kalau pemerintah sendiri tidak melaksanakan nya. salam omie
Don Manurung <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Anti klimaks 12 menit dari adegan persiapan "duel" AR vs SBY sangat menjelaskan bahwa negara kita belum matang untuk ber demokrasi, dimana pilarnya bukan hanya pemilu apalagi pilpres langsung, namun transparansi dalam diskusi mencari konsensus. Kedua pihak ternyata memilih berdamai secara "adat". Semuanya akan terselubungi dalam sebuah win-win solution. Rakyat, lagi-lagi, akan menikmati lose-lose situation. Kemiskinan mereka yang laten bahkan dipakai sebagai salah satu argumen penyetopan pencarian kebenaran Tepat, namun kurang lengkap ketika AR, juga beberapa pakar, menyatakan bahwa masalah dana DKP terkait harus dilanjutkan pada jalur hukum. Namun hal yang memang jelas bersifat hukum itu mengkaitkan pemain-pemain puncak baik yang mantan maupun yang masih sangat aktif dalam penyelenggaran negara di sentra perpolitikan. Karena itu andai AR belum k.o. (knocked out) sepenuhnya, namun katakanlah hanya telah "knocked down", dihitung, tetapi masih sanggup konsisten, beliau memang seharusnya masuk ke jalur hukum, seperti seorang pakar menyatakan bahwa persyaratan sudah siap. Namun sekaligus masalah hukum dengan dimensi kolosal seperti itu juga dalam sebuah negara demokratis menjadi masalah politik. Dan politik seharusnya bukan hanya main tuduh didepan umum. Tetapi juga harus dibicarakan secara santun di DPR. Masyarakat, terutama media yang disebut pengawal demokrasi, harus sangat aktif mencermati dan melakukan investigative journalism. Bila semua transparan, tidak usah menunggu keputusan pengadilan, ybs dan masih aktif dalam badan kenegaraan dapat mengundurkan diri. Atau di makzulkan (impeach). Disini kita bicara tentang tanggungjawab politik dari sebuah kasus hukum, bagi penyelenggara negara. Dapat dibayangkan bagaimana beban psikis AR ketika "ditekuk" selama 12 menit itu. Juga dapat dibayangkan para penguasa yang dididik untuk memerintah tanpa oposisi ataupun sanggahan, semata dengan kekuatan kekuasaan, harus mengantisipasi terbukanya sebuah skandal kolosal. Yang bahkan dapat berdimensi internasional (50 juta dolar?) Ini semua tengah mengekspos bahwa negera ini masih saja dalam sikon pra demokrasi, karena supremasi hukum belum ada, dan transparansi politik juga tidak eksis. Amien Rais sebetulnya masih punya peluang untuk mendorong negara ini ke proses demokratisasi yang sesungguhnya, karena bila beliau konsisten, akan terjadi sebuah presedens yang dapat punya pengaruh sangat besar untuk langkah-langkah maju selanjutnya. AR dapat punya nama lestari dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia. Kalau tidak, banyak tahun kedepan negara ini akan tetap dikelola oleh mereka yang memang mendapat mandat dalam pemilu yang "demokratis", namun akan melenggang dalam pemerintahan laksana Raja feodal demi keuntungan pribadi dan mungkin juga untuk kepentingan Sang Kaisar nun jauh di seberang sana. DM Wido Q Supraha wrote: 28/05/2007 14:05 WIB Amien-SBY Bertemu Empat Mata Ferdian Andika K - detikcom Sleman - Pertemuan Amien Rais dengan Presiden SBY digelar di ruang tunggu VIP Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dalam pertemuan kedua tokoh itu, tidak ada satu pun orang yang mendampingi. SBY dan Amien bertemu empat mata. "Pertemuan berlangsung empat mata. Baik Pak SBY maupun Pak Amien, tidak ada yang mendampingi," kata Tjatur Sapto Edy, orang dekat Amien Rais, kepada detikcom, Senin (28/5/2007) seusai mendampingi Amien Rais menggelar jumpa pers. Tjatur menyatakan, pertemuan pada Minggu (27/5/2007) pagi itu memang berlangsung sekitar 12 menit. Pertemuan digelar di ruang tunggu VIP Bandara Halim. "Yang saya ketahui, semua pembicaraan dengan Pak SBY, sudah disampaikan Pak Amien dalam jumpa pers. Pak Amien menceritakan kepada saya juga sama, hanya itu," ujar Tjatur. Setelah menggelar jumpa pers, Amien bersama para koleganya saat ini sedang berbincang-bincang di rumahnya. Tidak ada agenda yang serius. "Kita kumpul-kumpul saja. Tidak ada acara makan-makan, karena Pak Amien puasa hari ini. Pak Amien puasa Daud," ujar Wasekjen DPP PAN ini. (asy/mar) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/28/time/140528/idnews/786055/idkanal/10 28/05/2007 14:13 WIB Amien Ditekuk SBY Hanya dalam Tempo 12 Menit Nurvita Indarini - detikcom Jakarta - Tidak perlu waktu lama untuk menekuk capres 2004 Amien Rais. Presiden SBY hanya membutuhkan tempo yang sesingkat-singkatnya, yakni 12 menit. "12 Menit bertemu, lantas salaman, lalu Amien tidak jadi membeberkan dana Pilpres 2004," ujar pengamat politik Arbi Sanit dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (28/5/2007). Ditambahkan dia, Amien telah kalah dalam permainan. "Ya sudah, SBY hanya perlu waktu 12 menit untuk menaklukan dia," imbuh Arbi. Menurutnya, Amien dikenal sebagai sosok yang kurang konsisten. Bila sedikit saja hatinya tersentuh, maka dia akan melunak. Sebaliknya, bila disodok akan memanas. "Kata orang-orang dekatnya, Amien kurang konsisten. Dan inilah yang terjadi, Amien merasa tersentuh," beber pria gondrong yang kerap menguncir rambutnya ini. Terkait adanya pihak yang membonceng Amien, Arbi tidak sependapat. "Amien teriak-teriak sendiri kok. Yang oposisi tidak ada yang ikut teriak-teriak. Siapa yang mendompleng?" tukas Arbi mempertanyakan. Pertemuan 12 menit Amien dan SBY berlangsung di ruang tunggu Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, pada Minggu 27 Mei 2007. Saat itu Amien akan ke Yogyakarta sedangkan SBY akan bertolak ke Malaysia. Mereka sempat saling minta maaf dan bersalaman. (nvt/sss) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/28/time/141323/idnews/786059/idkanal/10 28/05/2007 14:29 WIB Amien Prihatin Kasus DKP Dibawa ke Ranah Politik Ferdi Andika Kurniawan - detikcom Yogyakarta - Mantan Ketua Umum PAN Amien Rais prihatin kasus aliran dana non bujeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) masuk ke ranah politik. Padahal seharusnya kasus ini berada wilayah hukum. Hal tersebut disampaikan Amien dalam jumpa pers di kediamannya, Jalan Pandean Sari, Condongcatur, Sleman, DIY, Senin (28/5/2007). "Memang tontonan political boxing atau political wrestling mungkin akan menarik bagi masyarakat. Namun saya yakin terlalu banyak anggota masyarakat yang 'marah' dan tidak menyukainya. Di tengah derita sosial ekonomi masyarakat, tokoh masyarakat justru menggelar pertikaian," tutur Amien. Amien berharap, kasus aliran dana DKP ini bisa dikembalikan ke wilayah hukum. Menurut mantan Ketua MPR ini, kasus ini harus diselesaikan melalui proses hukum yang adil dan transparan. Hal ini penting untuk perbaikan kehidupan nasional, khususnya perbaikan aturan main pemilu yang lebih realistis dan adil. "Semoga kasus dana non-bujeter DKP selesai lewat proses hukum yang fair, dan adil, tanpa melupakan sama seklai masalah yang tidak kalah pentingnya, yakni kemiskinan yang meluas, pengangguran yang membengkak, biaya pendidikan dan kesehatan yang semakin tidak terjangkau oleh rakyat kebanyakan dan sebagainya," tutur Amien. Namun dalam kesempatan itu Amien tidak melakukan aksi 'buka-bukaan' mengenai persoalan ini. Amien menilai belum saatnya untuk melakukan hal itu. "Insya Allah, pada forum dan waktu yang tepat saya akan membeberkan apa saja yang saya ketahui," tukas Amien. (djo/asy) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/28/time/142951/idnews/786068/idkanal/10 28/05/2007 14:31 WIB Masalah Amien-SBY Jangan Diselesaikan Secara 'Adat' Fitraya Ramadhanny - detikcom Jakarta - Amien Rais mengungkapkan dirinya dan Presiden SBY telah bertemu di Bandara Halim Perdanakusuma dan saling bermaafan. Namun proses hukum tidak boleh dihentikan. "Penyelesaian masalah mereka tidak boleh secara adat. Ini bisa jadi preseden buruk," ujar Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA saat dihubungi detikcom, Senin (28/5/2007). Menurut Denny, pertemuan SBY dan Amien merupakan peristiwa besar dan bisa mereduksi ketegangan politik yang tidak perlu. Namun persoalan hukum hendaknya tetap dituntaskan. "Bisa jadi preseden buruk kalau setelah ini masalahnya dipetieskan. Nanti setiap masalah asal sudah saling bertemu, bisa dianggap selesai," lanjutnya. Denny menjelaskan pelanggaran hukum yang terkuak dari masalah ini sudah sangat kasat mata dan publik menunggu akhir cerita ini. Jika Amien Rais sampai dituntut secara hukum, dia patut mendapatkan keringanan karena sudah mengakui dan akan mengembalikan uang yang diterimanya. "Dia tokoh besar yang jujur tapi terpeleset," pungkasnya. (fay/sss) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/28/time/143115/idnews/786070/idkanal/10 28/05/2007 13:37 WIB Amien: Saya Meloncat Lagi ke Panggung Politik Ferdian Adhika Kurniawan - detikcom Yogyakarta - Polemik antara Amien Rais dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), membuat pendiri PAN ini meloncat lagi ke panggung politik. Padahal, setelah pilpres tahun 2004 lalu dia berjanji akan meninggalkan politik. "Setelah tidak menjadi Ketua MPR, saya kembali ke UGM. Saya menjadi dosen dan membimbing skripsi mahasiswa. Saya sudah enjoy. Namun saya tak bisa lari, saya meloncat lagi ke panggung politik," kata Amien dalam jumpa pers di kediamannya di Jalan Pandean Sari, Depok, Sleman, Yogyakarta, Senin (28/5/2007). Amien juga meminta agar media tidak terlalu memanfaatkan polemik antara dia dan SBY. "Jangan ada politisasi atau trial by the press," ujarnya. Mantan Ketua MPR ini juga mengaku tidak keberatan jika nantinya aparat hukum mengusut tuntas seluruh aliran dana Departemen Kelautan dan Perikanan. "Jika KPK, Jaksa Agung atau Timtas Tipikor untuk mengusut ini saya nggak masalah. Kalau kata bahasa anak mudanya saya oke-oke saja," ungkap Amien. Amien mengaku belum pernah menggunakan dana DKP itu untuk kepentingan pribadi. "Tidak ada saya membeli dasi atau untuk membeli motor anak saya dengan memakai dana itu," aku Amien. Namun mengaku tidak tahu dengan pernyataan saksi di persidangan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri yang menyatakan selain dia menerima Rp 200 juta, masih ada penerimaan lainnya dengan jumlah yang sama. "Saya memang terima Rp 200 juta itu. Tapi 200 juta yang lainnya saya tidak tahu. Kalau itu tidak benar itu pencemaran nama baik," kata Amien. Amien meminta semua pihak untuk tidak memanfaatkan konflik antara dirinya dengan SBY. Pemerintah mungkin saja punya lawan politik. Bisa saja, ada penumpang gelap, dan saya disuruh maju-maju terus ke depan," urainya. (mar/asy) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/28/time/133749/idnews/786027/idkanal/10 28/05/2007 13:34 WIB Amien-SBY Saling Minta Maaf dan Jabat Tangan Ferdian Andika K - detikcom Sleman - Dalam pertemuan yang hanya berlangsung 12 menit, Amien Rais dan Presiden SBY sempat saling meminta maaf dan berjabat tangan. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk meningkatkan komunikasi untuk menghilangkan salah paham. Hal ini disampaikan Amien Rais dalam jumpa pers di rumahnya Pandeansari Blok II nomor 15 Condongcatur, Sleman, Senin (28/5/2007). Amien yang mengenakan baju panjang warna putih kebiru-biruan itu didampingi oleh sejumlah tokoh, antara lain Tjatur Sapto Edy dan Dradjat Wibowo. Pertemuan Amien dan SBY digelar di sebuah ruangan tunggu bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pagi hari, Minggu (27/5/2007). Amien bersedia menemui SBY, setelah pihak Istana mengamini permintaan Amien agar pertemuan digelar di tempat netral. "Pertama kali, Pak SBY ingin membuka komunikasi yang mampet. Saya senang dengan itu, why not?" kata Amien yang menyambut baik keinginan untuk terus saling bersilaturahmi. Selain itu, kata Amien, SBY juga meminta kepada dirinya untuk menghilangkan kesalahpahaman dalam kasus ini. SBY juga menjelaskan bahwa kasus dana nonbujeter DKP dan isu dana asing dalam Pilpres merupakan ranah hukum. "Karena itu, masing-masing akan mengendalikan diri," ujar Amien. Terakhir, Amien menyampaikan dirinya juga menerima SMS yang isinya dirinya telah meminta maaf kepada SBY. Dalam SMS lain, Amien juga mendapatkan SMS yang menyebutkan bahwa SBY yang meminta maaf. Karena itulah, Amien mengklarifikasi mengenai masalah itu. "Saya dengan Pak SBY sudah saling kenal lama. Saya dulu reformis di kalangan sipil, sementara Pak SBY reformis di kalangan TNI. Saat itu memang ada mutual symbiotic forgiveness. Pak SBY bilang, Mas Amien kalau memang ada pernyataan saya selama ini yang salah, saya minta maaf. Saya juga menyampaikan apabila selama ini saya menggunakan sindiran-sindiran gaya Yogya yang bisa menyinggung, saya juga minta maaf," kata Amien. "Setelah itu, kita shake hands (jabat tangan). Ya sudah. Saya kemudian pulang dan kemudian Pak SBY berangkat ke Malaysia," imbuh Amien. (asy/asy) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/28/time/133435/idnews/786019/idkanal/10 28/05/2007 13:15 WIB Amien: Saya Harus Menahan Diri Reza Yunanto - detikcom Yogyakarta - Mantan capres 2004 Amien Rais berharap polemik kasus dana nonbujeter DKP bisa diselesaikan secara hukum dengan fair dan adil. "Saya mencoba untuk tidak emosional, harus proporsional. Saya juga tahu diri, ini masalah sensitif. Saya harus menahan diri meladeni hal ini," kata Amien. Hal ini disampaikan dia dalam jumpa pers di rumah pribadinya, Jalan Pandean Sari, Condongcatur, Sleman, DIY, Senin (28/5/2007). "Soal data dana nonbujeter DKP akan beber nanti. Saya tidak ingin ini menjadi komoditas news sehingga timbul pro kontra," ujarnya. Penyelesaian kasus ini, imbuh dia, diharapkan tidak mengganggu rakyat. "Nggak enak kan kalau sementara anggota masyarakat mengatakan, loh ini apa-apaan elit politik asyik berkelahi sendiri. Sementara harga minyak melonjak, beras juga," kata Amien. Karena itu, Amien membiarkan masalah ini bergerak di ranah hukum. Dia menegaskan, setuju dengan pernyataan mantan Presiden Soekarno bahwa bagi warga yang sedang berjuang, tidak ada stasiun akhir. "Saya setuju ini, the show must go on," tegasnya. Amien berjanji akan mengikuti aturan main yang ada. Namun dia menegaskan, tidak akan lari dari kondisi yang ada. "Saya tidak akan lari, saya akan hadapi risiko," ujarnya. (umi/sss) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/28/time/131559/idnews/786009/idkanal/10 28/05/2007 12:35 WIB SBY-Amien Rais Belum Kopi Darat Ramdhan Muhaimin - detikcom Jakarta - Hubungan Presiden SBY dan capres 2004 Amien Rais membeku bak es menyusul polemik kasus dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Belum ada permintaan maaf maupun tatap muka. "Sampai sekarang belum ada. Kami tidak tahu kalau mungkin mereka saling say hello by phone. Tetapi yang jelas belum ada kopi darat," kata Ketua DPP PAN Abdul Hakam Naja. Hal ini disampaikan dia dalam jumpa pers di kantor DPP PAN, Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Senin (28/5/2007). Menurut dia, kedatangan Presiden SBY ke Yogyakarta untuk menghadiri Hardiknas pada Sabtu 25 Mei. "Setelah itu ke Malaysia. Jadi tidak ada pertemuan antara SBY dan Amien," ujarnya. (aan/sss) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/28/time/123547/idnews/785989/idkanal/10 28/05/2007 12:11 WIB Meja Berhias Bunga Disiapkan untuk Jumpa Pers Amien Ferdian Andika K - detikcom Sleman - Jumpa pers mantan Ketua MPR Amien Rais tengah dipersiapkan. Di pendopo, saat ini sudah disiapkan meja dan kursi khusus. Di atas meja, tampak ada rangkaian bunga yang indah. Di meja inilah, Amien Rais akan menggelar jumpa pers sekitar pukul 12.30 WIB. Pemantauan detikcom, Senin (28/5/2007) pukul 12.00 WIB, rumah Amien di bagian selatan - sering disebut pendopo - sudah dipenuhi puluhan wartawan. Para wartawan, terutama wartawan televisi, juga tengah mempersiapkan siaran langsung jumpa pers Amien menanggapi pernyataan SBY, aliran dana nonbujeter DKP, dan isu aliran dana asing dalam Pilpres 2004 lalu. Di rumah pendopo yang beralamatkan di Pandeansari Blok II nomor 15 Condongcatur, Sleman ini telah berkumpul istri Amien Rais, Kusnasriyati Sri Rahayu, yang mengenakan jilbab dan pakaian muslim warna biru dan anak ketiganya, Ahmad Mumtaz. Juga ada beberapa orang yang menjadi staf Amien Rais. Sementara Amien Rais sekitar pukul 11.45 WIB, baru saja tiba di rumah utara, di Jl. Pandeansari Blok II nomor 5, hanya terpaut beberapa rumah dari pendopo. Amien Rais tampak bertemu dengan sejumlah orang dekatnya, termasuk Drajat Wibowo dan Tjatur Sapto Edy. Kedua orang ini adalah anggota DPR dari Fraksi PAN. Rencananya, seusai salat dhuhur, Amien Rais didampingi sejumlah orang kepercayaannya akan menuju pendopo. Rencananya, jumpa pers akan digelar pukul 12.30 WIB. (asy/mar) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/28/time/121146/idnews/785960/idkanal/10