Mas Ircham,

Anda kepengennya AR vs SBY hancur"an setelah itu 'mengambil manfaat' dari
situ? :D
Kalau iya, bersiaplah untuk kecewe eh kecewa, bos..

"Memang orang-orang yang ingin melihat Pak Amien dan SBY bertarung frontal
pasti kecewa, ..."

Coba ikutin pemberitaannya dengan seksama deh.. bukankah jalur hukum tetap
dihormati
dan harus dijalankan? Kalau jalur hukum gak jalan, publik berhak menuntut
penguasa untuk
menjalankan komitmennya itu, toh?

Mudah"an kita semua bukan provokator yang ingin memancing/memanas"i keadaan
&
mengambil manfaat untuk kepentingan pribadi/kelompok  sendiri, dari situ..
:-)

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

"Memang orang-orang yang ingin melihat Pak Amien dan SBY bertarung frontal
pasti kecewa, ..."

29/05/2007 10 <javascript:void(0)>:17 WIB
Amien Menahan Diri Demi Membendung Gerakan Arus Bawah
Umi Kalsum - detikcom

Jakarta - Capres 2004 Amien Rais bisa saja frontal menanggapi pernyataan
Presiden SBY tentang dirinya. Namun Amien memilih menahan diri. Bukan
apa-apa, mantan ketua MPR itu sudah mendengar akan ada gerakan di tingkat
bawah.

"Kita dapat banyak informasi tokoh yang ingin ketemu, gerakan massa dan
mahasiswa. Ada ancang-ancang mereka akan turun ke jalan. Bayangkan, jika
terjadi konflik horisontal, tentu sulit dikendalikan," tegas anggota DPR
dari FPAN Dradjat Wibowo kepada detikcom, Selasa (29/5/2007).

Informasi tersebut diperoleh Amien sebelum ada pertemuan dengan SBY di Halim
Perdanakusuma, Jakarta, Minggu 27 Mei lalu.

Bahkan saat menelepon Amien pada Sabtu 26 Mei sore, Mensesneg Hatta Rajasa
sudah mengingatkan soal eskalasi politik yang akan menimbulkan kekacauan di
tingkat bawah.

"Kita tidak tahu apa akan bergulir pada pelengseran. Pak Amien kan capres
dalam pilpres langsung. Jika presiden dan wapres yang dipilih langsung
dilengserkan, mekanisme apa lagi yang akan kita jalani," tutur Dradjat yang
mengaku mendiskusikan masalah ini seharian penuh dengan Amien dan beberapa
koleganya.

Jika masyarakat di level bawah bertarung, imbuh Dradjat, niscaya tidak ada
yang bisa mengendalikan.

"Jika terjadi pelengseran, misalnya, suhu politik pasti akan gonjang-ganjing
tidak karuan. Jika SBY lengser, siapa yang akan menggantikan? Padahal capres
2004 lainnya juga terindikasi menerima dana nonbujeter DKP," ujar Dradjat.

"Masak Indonesia mau dipimpin tiga menteri, Mendagri, Menhan dan Menlu,"
imbuhnya.
Dengan mempertimbangkan itu semua, lanjut Drajat, Amien memilih menahan
diri.
"Pak Amien tidak bisa mengikuti emosinya saja. Tidak bisa sekadar menuruti
insting politiknya. Karena itu dia menempatkan diri sebagai negarawan. Kalau
dilanjutkan, lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya," beber Dradjat.

Tidak Konsisten
Soal anggapan sikap Amien tidak konsisten karena tidak jadi membeberkan data
aliran dana nonbujeter DKP dan dana asing Pilpres 2004, Dradjat
membantahnya.

"Nggaklah. Jadi begini, Pak Amien sudah memperhitungkan risiko bahwa langkah
yang diambilnya akan mendapat pandangan negatif, ada yang melecehkan atau
mengolok-oloknya. Itu sudah diperhitungkan," ujarnya.

Amien memilih diperlakukan seperti itu daripada menanggung risiko yang lebih
besar untuk negara.

"Tapi proses hukum kan jalan terus. Memang orang-orang yang ingin melihat
Pak Amien dan SBY bertarung frontal pasti kecewa, tapi mereka ini tidak
memikirkan dampaknya. Pak Amien lebih rela diolok-olok. Toh nanti semuanya
akan ketahuan," tutur Dradjat. (umi/sss)

On 5/29/07, Ircham <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  Kemaren2 begitu marahnya SBY terhadap komentar Amien Rais...
masyarakat seakan2 menunggu akan terjadi sesuatu apakah politik di
Indonesia..
Amien pun seakan tidak takut menghadapi marahnya seorang SBY yang notabene
R1...
masyarakat seakan2 menunggu kisah selanjutnya dari para elit politik
ini...

Ternyata oh ternyata...hanya 12 menit kisah dramatik itu BUBAR....
masyarakat tertipu oleh dagelan politik ala SBY dan Amien Rais...
apa mereka pikir masyarakat ini masih Ndeso..jadi segampang itu
penyelesaiannya...
ya gini hidup di Indonesia yang masih menganut tepo seliro....
yang ada ABCD...Aduh Bok..Capee..Deh....

Salam
Wong Ndeso

Kirim email ke