--- In mediacare@yahoogroups.com, "Yoga" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mengenai bagaimana situasi di lapangan sana... monggo dibaca di :
>
http://www.detiksurabaya.com/indexfr.php?url=http://www.detiksurabaya.com/index.php/detailberita.main/y/2007/m/05/d/30/tts/215906/idkanal/466/idnews/787438/
> 

Ada 2 sisi cerita yang berseberangan. Kalau menurut pihak TNI, mereka
lagi patroli dan diserang massa mengamuk. 
Kalau menurut rakyat, mereka perang mulut soal penundaan pembongkaran
kebun ketela, dan kemudian tentara menembak.

Kita semua disini belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. 

Terlepas apakah tentara itu cuma dilatih membunuh tapi tidak dilatih
bernegosiasi kecuali perwiranya, ini kan cuma negosiasi on spot
bukannya memutuskan yang besar2 seperti mengembalikan tanah.. cuma
negosiasi untuk meredam potensi konflik saat itu. 
Lagian komandan regunya juga sudah perwira... masa tidak bisa
negosiasi kecil sama sekali? Ntar kalo dia naik pangkat jadi komandan
yang lebih tinggi dari mana skill negosiasinya? 

Tampaknya ada kesalahan mendasar yang berkaitan dg sistem TNI di
negara kita (bukan cuma TNI saja, DPR dan pemerintah termasuk rakyat
juga punya kesalahan). Saya mengerti maksud anda, bahwa jangan sampai
semua kesalahan ditimpakan pada pelaku lapangan dan kemudian dianggap
beres. Dianggap oknum. Padahal akar masalahnya tidak sependek itu. Am
I right?

Tanggung jawab atas senjata yang tampaknya makin kedodoran, mungkin
sebagian disebabkan "asumsi2" yang mendasari prinsip tanggung jawab
ini tidak terpenuhi. 
Prajurit kecil yang underpaid sehingga harus "nyambi" sana-sini. 
Sistem komando yang menuntut kepatuhan buta dari bawahan tapi boss
juga tidak capable atau sangat timpang kondisi kesejahteraannya. 
Lagi2 ada asumsi dari sisi lain yg tidak terpenuhi jika mau
dibandingkan dg negara maju: lemahnya posisi tawar pihak sipil di
negara kita. Sehingga kekuasaan lebih banyak berpihak pada tentara. 

Saya juga ngenes rasanya pas tahun lalu baca komentar boss TNI (lupa
namanya tapi high ranking, jenderal) mengomentari kejadian tentara2
muda berantem di diskotek: ya wajar aja..  namanya anak muda, mudah
emosi.. mahasiswa aja suka tawuran kan... (kl lebih begitu isinya,
lupa persisnya).

Wow.... mereka pegang senjata mematikan, Jenderal! mereka tumpuan
rakyat sebagai penjaga keamanan negeri ini. Kalau tentara gampang
lepas emosi selalu dimaklumi, bisa2 kita menciptakan gangster
berseragam dong? 
Dan itu komentar dari seorang Jenderal :(

Selama sistemnya tidak diperbaiki, kasus2 seperti ini akan tetap ada.
Ini bukan pertama kalinya kan?

Mari kita perhatikan bagaimana pemerintah dan TNI menghandle kasus
ini. Turut berduka bagi korban dan keluarganya.

salam,

fau
 


Reply via email to