Konspirasi , inilah kata yg paling tepat utk menggambarkan alasan bagaimana Indonesia menjadi tersungkur dalam kehancuran yg semakin dalam, konspirasi menjadi landasan perencanaan disetiap lembaga pemerintahan, konspirasi tumbuh di mana2, berbaur dalam society dan menjadi kehidupan se hari2, sulit menemukan niat yg jujur dan bersih dari pemerintah, rakyat yg bodoh tentunya mudah dikelabui tetapi reputasi buruk pemerintah sudah tercium dan terlihat di mata dunia, memang ada sebagaian negara yg mengambil keuntungan memancing di air keruh, negara2 luar tau Indonesia yg maha kaya dengan tambang2 alam nya, pemerintah nya yg berhati serakah dan korup, rakyatnya yg mudah disihir, ini tentu saja santapan empuk utk negara2 kapitalis didunia, hanya sayangnya disamping korup pemerintah kita juga tidak begitu jeli dalam mempermainkan ekonomi politik nya. Kemerosotan moral bangsa yg semakin anjlog dan beringas salah satu bukti bahwa pemerintah tidak becus menangani kerawanan keamanan nasional, rakyat saling bunuh, tentara seenaknya main dor, kelaparan dan penyakit bertebaran di mana2, pejabat2 kita seperti hewan hanya sibuk mengurusi isi perut nya sendiri, ini sebuah gambaran horor yg sangat mengerikan, lalu siapa yg sudi mengunjungi negri seperti ini bila Thailand, Malaysia atau Kathmandu lebih menjanjikan surga bagi wisatawan nya? Siapa yg bisa mengangkat kita dari keterpurukan ini? saat ini hidup kita sudah seperti dikepung oleh kuku2 tangan kapitalis, alam kita sudah tidak bisa seramah dulu, hutan kita sudah kosong melompong, minyak, emas, perak, batubara dll sudah nyaris habis digadai, apa yg tersisa ? hanya harapan...dipundak seseorang, seseorang yg memiliki hati nurani yg rela menyingkirkan kebutuhan dirinya sendiri demi pembangunan bangsa dan negaranya, siapapun yg kelak akan menjadi president pada thn pemilu mendatang, tentunya akan mengenban tugas dgn beban yg lebih berat lagi karena negri ini sudah sarat dengan hutang dan kemerosotan mental dan spiritual nya. Very sad...really really sad . salam omie dangi dangi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: iya nich...kasihan juga ya negara kita...tapi kita juga perlu cermat adalah adanya konspirasi international yang juga turut bermain dalam menciptakan image negative terhadap negara kita yang mayoritas muslim, bisa jadi black campaign dari negara tetangga di bidang pariwisata, bisa jadi ketidakberadayaan departemen terkait dalam mengangkat citra dan promosi pariwiasata, bisa jadi ketumpulan kedutaan besar kita dalam mempromosikan wisata kita. Euforia reformasi yang tergesa-gesa dan tidak pada tracknya semakin memperburuk keadaan plus aparat yang korup, dan masih banyak hal lain yang bersifat multidimensi.
salam, dangi ----- Original Message ---- From: sumarsastrowardoyo To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 4, 2007 11:01:14 PM Subject: #sastra-pembebasan# Indonesia Makin Dijauhi.Karena Salah Urus. Payah deh, negeri kita yang tercinta makin dijauhi. Hati siapakah yang tidak sedih? Ingin menangis rasanya. Apa yang sekarang kita musti bilang. Sudah terlanjur nasib negeri kita menjadi malang. TAJUK - Banjarmasin Post Monday, 04 June 2007 01:22 - Indonesia Makin Dijauhi NASIB Indonesia memang tidak mujur. Australia memperlakukan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang sedang menjadi tamu resmi, sangat tidak sopan bahkan melecehkan. Tanpa pemberitahuan lebih dahulu, Sutiyono didatangi polisi yang langsung masuk ke kamarnya dengan kunci khusus dan memintanya datang ke pengadilan guna dimintai keterangan terkait kasus kematian lima wartawan Australia di Timor Timur pada 1975 lalu. Sebelum itu, kita juga ribut akibat keputusan pemerintah yang memberi kesempatan kepada negara kecil Singapura untuk menggunakan wilayah teritorial RI sebagai ajang latihan militer dengan peluru kendali. Kita juga sering mendengar berbagai komentar negara lain yang tidak menguntungkan Indonesia. Kabar menyedihkan terbaru yang kita terima, Indonesia tidak lagi menjadi pilihan tujuan wisata di Asia. Bahkan masuk 10 besar pun tidak. Kalah dari Thailand, Hongkong, Malaysia atau negara lain yang tidak terkenal. Bahkan dengan Singapura yang negaranya tidak lebih luas dari Kota Jakarta pun, yang tidak punya objek wisata, kita kalah. Negara yang disurvai adalah Kanada, China, Jerman, Swedia, Inggris, Amerika dan Australia. Dari semua itu kita lantas menyimpulkan, Indonesia makin dijauhi. Survai yang dilakukan Visa Internasional bekerjasama dengan Pasific Asia Travel Association (PATA) menunjukkan, 56 persen responden beralasan tidak mau datang ke Indonesia karena banyak faktor. Mulai terorisme, ketegangan politik, kriminal sampai biaya hidup yang tinggi dan penyakit seperti flu burung, masih menakutkan wisatawan. Faktor lainnya yang membuat Indonesia tidak menarik adalah tsunami, kendala bahasa, jarak objek wisata cukup jauh satu dan lainnya sampai susahnya mencari tempat penukaran uang. Menurut catatan Biro Pusat Statistik sebagaimana dikutip The Jakarta Post, kunjungan wisatawan ke Indonesia memang menurun. Pada 2004 sebanyak 5,3 juta orang, 2005 menjadi lima juta dan 2006 turun lagi 2,5 persen. Pariwisata dengan Pulau Bali dan Borobudur, semula memang mengangkat Indonesia di dunia internasional. Lewat pariwisata pula Indonesia memiliki tidak saja pamor tetapi juga devisa yang tidak kecil. Tetapi andalan itu kini semakin surut, bukan karena daya tariknya menurun tetapi lebih karena situasi yang tidak mendukung. Terlalu banyak tragedi di Indonesia ini. Teror sampai bencana alam, ketegangan politik sampai tuntutan buruh yang menakutkan penanam modal dari luar negeri, semuanya menjadi penyebab turunnya simpati asing kepada kita. Perilaku aparat yang sering kelewatan, keberanian rakyat terhadap penegakan hukum yang berlebihan, juga membuat situasi yang tidak menarik bagi orang asing. Kekerasan lebih banyak mewarnai kehidupan kita. Apa yang tidak diwarnai dengan kekerasan, pemilihan kepala daerah berakhir dengan perusakan. Dengan dalih kemiskinan rakyat memaksakan kehendak, menolak eksekusi pengadilan kalau perlu dengan membawa parang, celurit dan benda tajam lainnya, dan menantang aparat. Demo juga tak henti-hentinya mewarnai setiap tuntutan masyarakat. Tokoh politik pun tak mau ketinggalan dengan pernyataan yang menimbulkan situasi tidak tenang dan memancing kekerasan pendukungnya. Betapa sedih melihat situasi seperti sekarang ini. Menurut hemat kita pemerintah tidak boleh lemah, tudingan pelanggaran Hak Azazi Manusia jangan lagi menjadi kendala untuk bertindak tegas. Tetapi pemerintah juga harus adil terhadap rakyat, khususnya rakyat miskin. Misalnya, tanah yang begitu luas di Nusantara ini harus digunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan hanya pengusaha kaya yang berhak menikmati. Di Kalimantan Selatan misalnya, hutan sudah habis dibabat. Tanahnya kini digali untuk diambil batu baranya, sementara rakyat tidak kebagian apa-apa. Hidup mati bagi sebagian besar rakyat Indonesia yang masih agraris ini adalah tanah. Karena itu, pemerintah harus bisa menyelesaikan masalah pertanahan bagi rakyat khususnya rakyat miskin. Ini hanya salah satu contoh. Kalau masalah dalam negeri bisa diatasi, niscaya kepercayaan luar negeri akan pulih dan harga diri kita terangkat kembali.