Bung Denny yang baik..... Seingat saya waktu saya di pesantren dahulu saya diajari oleh kyai, bahwa menurut Rasulullah SAW sebaik-baik manusia adalah yang paling mempu memberikan manfaat bagi sesamanya. Dalam pemahaman saya "memberikan manfaat" adalah term sederhana namun sulit untuk diwujudkan. Ibarat kata dalam hal beragama Hari-Hari ini terlalu banyak orang yang "menawarkan seember air padahal Hari sedang hujan lebat."
Menurut saya akan bijak kiranya jika Kita bisa belajar secara terus menerus Dan bersamaan dengan itu Kita juga memberikan pelajaran pada orang lain tanpa pernah berpretensi "mengajari," ini yang menurut saya penting untuk Hari-Hari ini. Tidak sedikit teman-teman dekat saya di Ciputat, di lingkungan kampus UIN, mengeluh karena keinginannya untuk sholat jum'at terhalangi hanya gara-gara sebagian besar masjid menampilkan Khotib yang selain "terlalu bersemangat" juga tidak jarang "mengolok-olok orang ataupun kelompok lain." Dan apa jadinya? Beberapateman tersebut kemudian membatalkan niatnya jum'atan karena menghindari agar hatinya tak tercederai oleh oloka-olokan yang justru didapatinya di tempat yang seharusnya orang mendapatkan kedamaian saat dia pulang ke rumah. Naif memang, masjid yang seyogyanya menjadi tempat teduh bagi ummat, berubah menjadi tempat yang begitu "gerah" Dan tak jarang "mencederai" perasaan seseorang. Saya bilang ke teman-teman saya itu "orang mau beragama saja kok susah banget ya....." Salam, UMA -------Original Message------- From: Denny Date: 07/06/2007 16:35:55 To: mediacare@yahoogroups.com Subject: [mediacare] Re: Syalalala.. Mana Kiblatmu.. Syalalala.. Ini Kiblatku Terimkasih banyak untuk rekan-rekan di mediacare, manneke <[EMAIL PROTECTED]>, "Dian Kartika Sari" <[EMAIL PROTECTED]>, debbie sumual <[EMAIL PROTECTED]>, Chairunisa Mahadewi <[EMAIL PROTECTED]>, "Bekti Prawidyarini" <[EMAIL PROTECTED]>, "uday abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]>, ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]>, achmad Ya'kub <[EMAIL PROTECTED]> dan pak RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> Maaf kalau saya borong replynya ya, soalnya gak online setiap saat. - - - Kaget juga apresiasi dan sambutan atas tulisan kbliat itu begitu positip sampe bolak-balik melolotin test pack *hehehe* Tentu saja saya seneng banget kalau tulisan saya bisa menghibur... dan jadi sebuah bonus kalau ada manfaat lain yang bisa diambil :) Tapi sebenarnya saya juga sedang belajar, bel;ajar agama, dan yang pasti belajar nulislah... Maka saya pikir-pikir sangat mungkin ada kesalahan analisa dalam tulisan itu atau kesalahan dalam pemahaman beragama, makanya dalam jurnal saya (saya lupa kutip di tulisan yang saya kirim ke millist) saya tulis di bagian akhir semacam disclaimer : Kalau ada pemahaman keislaman yang salah, mohon jangan dibawain golok. Sentaby, DBaonk
<<Untitled-1.gif>>
<<stampa_chub.gif>>