Kaka Papuan Diary,
Ini kenyataannya: susah sekali bicara soal Papua Merdeka. NKRI itu 
harga mati. Artinya, untuk orang Papua apalagi terutamanya, kata 
mati ini terbiasa jadi harfiah: hilang nyawa. Sudah jadi kenyataan 
bagi kita arti harfia ini, dan setepat-tepatnya ini yang KITA MAU 
UBAH: NYAWA DAN MARTABAT ORANG PAPUA SELAMA INI DIANGGAP SAMA DENGAN 
NYAWA DAN HARGA SEMURAH MURAHNYA BINATANG. 

Sudah saatnya orang Papua fokus kampanyekan keadaan sebenar di Papua 
pada orang-orang di Indonesia. Kampanye yang terprogram, jelas tahap-
tahapnya, jelas muatannya. Kaka, mohon kaka jangan keburu emosi

Bagi sebagian besar orang Indonesia, Papua itu jauh, lebih jauh 
daripada Darfur atau Afghanistan atau Amerika. Barangkali orang 
lebih tau apa yang terjadi di sana dari pada apa yang ada di Papua 
selama ini. Bagi banyak orang, kegigihan bangsa Papua untuk menuntut 
right to self determination melulu cuma dikarenakan sebab kekerasan 
tentara, pengisapan sumber dayah alam, dan malah banyak kecurigaan 
separatis ini semata-mata karena Papua yang kaya raya ingin 
menguasai sendiri hasil alamnya atau: orang menudu keinginan merdeka 
bangsa Papua dilandasi ketamakan kerakusan, dan kepicikan.

Kenapa kampanye sistematis? Kenapa jangan keburu emosi?Sebab ORANG 
TIDAK TAHU:
- NKRI berasal dr ceritera gaja mada soal dipantara, kerana 
kesultanan ternate & tidore pernah singgah (HANYA MAMPIR!!) di 
kepala burung, Indonesia bilang Papua dulunya bagian dari majapahit. 
kenapa indonesia tidak sekalian serang singapur, padahal gaja mada 
sampe ke sana, bahkan lahir di sana, atau karena raja majapait kawin 
dg putri campa kenapa juga indonesia tidak ngotot mau ambil teritori 
sampe ke Vietnam?? orang bisa ajukan sejuta alasan untuk ini, tapi 
terima senang hati DONGENG DULUNYA PAPUA BAGIAN MAJAPAHIT

-kenapa orang tidak tahu perdebatan tentang status West Papua waktu 
indonesa mau merdeka? sebab pidato Hatta dihapus atau disembunyikan 
rapat-rapat, jadi orang indonesia terima keanehan setelah konfrensi 
meja bundar West Papua tidak masuk indonesia.  padahal ini tidak 
aneh kerna putusannya memang bangsa Papua tidak termasuk Bangsa 
Indonesia. bicara sumpah pemuda yg terjadi lebi dulu, orang juga 
lupa mencari tahu macam jong-jong Papua

- sejak Bunker Plan sampe diserahkan pada UNTEA tahun 1962, sampe 
Act of *Forced* Choice (PEPERA) di tahun 1969 ... segala cara sudah 
dilakukan untuk pastikan Papua masuk Indonesia: kekerasan, 
penculikan, pembakaran, intimidasi.... dan ini terus berlanjut sampe 
hari ini saat saya menulis ini. 

- mengapa Act of *Forced* Choice? Dari  sekitar 700.000 orang, 
yang "diseleksi" untuk memberikan suara SECARA TERBUKA SECARA 
MENGACUNGKAN JARI TANGAN  = 1022 orang, dengan jumlah yang 
disaksikan oleh pengawas PBB hanya 195 sajah!! Alasan Indonesia: 
practicality = teritorial papua yang luas dan berat, penduduk yang 
menyebar, tingkat pendidikan yang terkebelakang sekali, dll, dst, 
dsb... PADAHAL: saat itu banyak orang Papua telah dididik belanda 
semasah persiapan kemerdekaan sejak 1950, saat itu keadaan West 
Papua sangat serupa dengan Papua New Guinea yang bisa 
menyelenggarakan penentuan pendapat dengan sesuai hukum 
internasional tidak berbeda jau waktunya, padahal ada waktu 6 tahun 
untuk mempersiapkan penentuan pendapat yang fair... ORANG TIDAK TAHU 
6 tahun yagn diberikan New YOrk Agreement dipergunakan Indonesia utk 
DENGAN SEGALA CARA MEMENANGKAN penentuan pendapat 

- Bilah bangsa Papua saat dipaksa memilih ikut Indonesia dulu 
jumlahnya sekitar 700ribu orang, setelah lewat pertengahan abad 21 
ini, penduduk asli Papua belum lagi berjumla 2jutah... suda 30th 
lewat bersama NKRI, orang Papua asli hanya meningkat jadi sekitar 2x 
saja tanpa repot KB. Karena kebanyakan orang-orang Papua mati. semua 
orang Papua berbagi MEMORIA PASSIONIS untuk berjuang: tidak ada 
satupun orang Papua yang tidak kehilangan keluarga karena kematian 
tidak wajar. bisa tete, nene, oom, bapa tua, kaka, adik, bapa 
sungguh, dalam tiap keluarga ada yagn jadi korban 

- bukan hanya disiksa fisik, bukan hanya diskriminasi rasial, bangsa 
Papua sudah terlalu lama juga dipaksa melupakan identitas budaya... 
akar manusia dan kemanusiaan. Di Papua orang bisa ditembak mati, 
diracun, atau terpaksa jadi pengungsi hanya karena menyanyikan lagu2 
keindahan alam dalam bahasa asli suku-suku papua (Arnold Ap, Edi 
mofu, black brothers, dll) Orang tidak tahu syair lagu2 mereka 
memuji keindahan alam, kampung halaman, perdamaian, bukan hasutan 
untuk memberontak. 

- orang tidak tahu kenapa bagi bangsa Papua bukan merah putih tapi 
BINTANG KEJORA alias kahlo balbal, alias sampari, alias ... alias... 
ada lebih dari 350 bahasa di Papua yang bisa sebutkan namanya 
berbeda, semua punya kesamaan makna mendalam, bukan hanya bintang 
kecil di langit biru dan garis setrip2 itu punya  makna 
terhormat ... orang tidak tahu kenapa garuda gourda dan bukan garuda 
pancasila, orang tidak tahu kenapa bagi orang Papua national anthem 
adalah Hai Tanahku Papua, bukan indonesa raya

- Orang tidak tahu juga di tahun 2007 ini di papua masih banyak anak 
asli Papua lulus SD tidak bisa membaca (kerna jelek infrastruktur, 
kurikulum, tenaga pengajar, dll); di tahun 2007 ini bukan hanya tiga 
atau empat suku di Papua terancam punah karena HIV/AIDS yang 
penyebarannya didukung secara sistematis oleh aparat; di tahun 2007 
ini 3 dari 5 anak asli Papua putus sekola di smp/smu; di tahun 2007 
ini kematian ibu dan atau anak karena proses melahirkan di kalangan 
penduduk asli papua masih ada tiap minggu; di tahun 2007 ini dan 
sampai nanti terwujud: bangsa Papua ingin berdaulat dan 
mengembalikan harkat martabat diri seutuhnya sebagai manusia!!!

- DLL. Masih banyak yang orang tidak tau tentang Papua, dan bagi 
orang Papua BUKAN NKRI yang harga mati tapi MERDEKA

- masi banyak sekali fakta yagn perlu dikabarkan sebab banyak 
kebohongan. Ya, memang banyak kebohongan tentang Papua. Bangsa Papua 
sudah dikhianati sejak tahun 60-an, tugas kita sekrang menyampaikan 
yang benar tentang Papua, jangan keburu emosi. (sa hheran juga ini 
soal: seperti omong kosong orang Indonesia sedang ada senang kalimat 
TANYA KENAPA???)

Oiya, kaka PD, sa salut ko berani terang-terangan bilang tujuan 
perjuangan hanya satu Papua merdeka... Tapi seperti sa tulis tadi di 
atas, jalan masih panjang. Hanya sedikit sekali orang Indonesia yang 
bisah, mau, suda, atau akan berusaha untuk melihat berapa mahal 
harga NKRI suda dibayar orang Papua selama ini. Jalan perjuangan 
yang harus kita tempu masih belum tahu berapa jauh lagi, masih cuma 
sedikit orang Indonesia yang  paham apa dan bagaimana  pencaplokan 
West Papua ... kawan, simpan tenaga dan omongan pada tempatnya akan 
lebih baik. Internet email bukan barang peribadi. Dianya bisa di 
lacak sampe ke nomor komputer dan lokasi persis nyata-nyatanya. Hati-
hati selalu, banyak orang Papua ingin orang muda semacam kau ini 
tetap hidup dan terus berjuang. Sampe yang satu itu!


Tabeya!
Oda 
– one people one soul – 


Dear All,

Sedih saya membaca celotehan anda. Sudah berulang kali secara 
rasional
saya coba menjelaskan dengan sabar, bahwa di Papua sini, banyak
terjadi pelanggaran HAM, hak-hak dasar, dan bahkan kami merasa ada
proses "driskriminasi rasial!" Itu terjadi disebuah bangsa besar yang
menganggungkan "Bhineka Tunggal Ika."

Pertanyaan saya: begitu buruk kah mentalitas Bangsa ini, sehingga
hanya untuk mengaminkan NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila 
dan
UUD 45. Semuanya harus dikorbankan, bahkan hak untuk hidup bebas, hak
untuk kritis, hak untuk bicara benar. APAKAH SEMUA TIDAK 
DIPERKENANKAN
DI NKRI??

Baca harian kompas kemarin.

Barnabas Suebu, gubernur Papua katakan, setelah hampir 5 tahun, dana
OTSUS baru hanya diberikan 1 Trilyun rupiah.

Bandingkan apa yang dikatakan Taufik Kiemas dan bandit-banditnya
sewaktu ke AS dan katakan bahwa pemerintah telah meningkatkan 
anggaran
OTSUS Papua menjadi 40 Trilyun rupiah.

Ini semua omong kosong, BULL SHITT!

Besar mulut, besar bohong, besar dusta! Ini semua terjadi di NKRI 
ini.
Di negara yang kita sama-sama inginkan maju, di negara yang kita
sama-sama hidup sebagai "bangsa yang belum selesai menjadi bangsa!"

Kalian kok jadi seperti TNI/Polri yang tidak mengindahkan hak orang
berekpresi? Kok jadi seperti orang yang dikhianati? Siapa yang
berkhianat?

Pemimpin Bangsa ini dan TNI/Polri yang berkhianat, bukan rakyat.
Sekali lagi, bukan rakyat! Dan apa yang dilakukan rakyat Papua adalah
suatu kewajaran. Itu proses sejarah.

Apa kata Bung Hatta?

INI SUATU PROSES DARI APA YANG DINAMAKAN HUKUM BESI SEJARAH!

That's it.

Teroris? Kok saya gak yakin kalau anda menyebut saya dan teman2 saya
teroris. Apa yang kami rusak? Apa yang kami curi? Apa yang kami 
rampas
dari kehidupan anda dan teman2 lain sebagai suatu bangsa?


Reply via email to