> "Daniel H.T." <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Satu lagi kebiasaan media Indonesia, terutama cetak dalam menulis > berita menggunakan kalimat yg tidak tepat adalah kalimat: "mencuri > kemenangan." Kalimat ini sering digunakan dalam menulis berita olah > raga. Di mana ada satu tim/individu menang atas tim/individu lain > ditulis: "si A berhasil mencuri kemenangan dari B." Kata 'mencuri' > mempunyai konotasi negatif walaupun bukan mempunyai arti harafiah. > Dalam konteks ini seolah-olah A memang atas B dgn cara2 yg tidak > terhormat. Contoh: Kompas, Minggu, 15 Juli 2007 menulis: "Arab Saudi > mencuri kemenangan dari Indonesia." Seolah-olah Aras Saudi berhasil > menang dgn cara yg tidak fair. kemenangan seharusnya milik > Indonesia, tetapi Arab Saudi "mencuri"-nya dari Indonesia dgn suatu > trik tertentu.
Betul!!! Komposisi individu team Arab dibandingkan team Indonesia: Individu team Arab lebih tinggi badannya, lebih besar posturnya, lebih baik teknik menggocek bola, lebih baik kerjasama teamnya, lebih baik kualitas pelatihnya, lebih baik persiapannya, lebih baik gizi makanannya, bahkan lebih baik keturunannya (keturunan nabi). Kalo mau dibandingkan sejarah prestasinya, lebih jelas lagi, team Arab Saudia ini memang merupakan team yang punya reputasi dunia yang berulang kali pernah masuk perempat final piala dunia. Secara psikologis, nabi Muhammad adalah orang Arab, sedangkan orang2 Indonesia juga beragama Islam yang bangga menjadi orang Arab. Sehingga kalo harus bertanding mengalahkan Arab, tentunya wajar kalo ada perasaan berdosa, atau lebih tepatnya perasaan minder dan tidak boleh percaya diri. Jadi diatas kertas secara teoritis, team Indonesia enggak mungkin menang melawan team Arab Saudia. Dan kenyataan dari hasil pertandingan juga membuktikan bahwa team Indonesia memang kalah mutlak. Harusnya beritanya ditulis sbb: TEAM MERAH PUTIH GAGAL MENCURI KEMENANGAN, DAN TEAM ARAB BERHASIL MEMBUKTIKAN DIRI DENGAN KEMENANGANNYA. Ada yang mau berbeda pendapat??? Ny. Muslim binti Muskitawati.