tapi anehnya nih bung hardi, di tengah ketidakpedulian
mereka, justru fans denmark yang mau mukul wasit waktu
denmark bertemu swedia di kualifikasi piala eropa
2008, juni 2007

http://www.youtube.com/watch?v=Hp8Tb2gWwRo

--- Hardi Baktiantoro <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Denmark, salah satu negara termakmur di dunia nggak
> pernah ambil  
> pusing dengan sepakbola.
> Bagi mereka dunia ini lelucon. Mereka bisa aja
> negtawain betapa  
> bodohnya bangsa lain yang saling serang gara - gara
> sepakbola.
> Bila timnas bola mereka kalah, mereka malah  ketawa
> ketawa dan bilang  
> yaudah......lain kita menang, ...trus minum bir.
> 
> HB
> On Jul 15, 2007, at 7:00 PM, Sunny wrote:
> 
> >
> > http://www.kr.co.id/article.php?sid=130765
> >
> > Sunday, 15 July 2007,
> > ‘Tukang’ Sepakbola ===> Oleh : Indra Tranggono
> >
> > WAPRES Jusuf Kalla, ketika menyemangati timnas
> Indonesia, menyebut  
> > sepakbola berkaitan juga dengan martabat bangsa.
> Karena itulah,  
> > timnas diharapkan tampil fight dalam Piala Asia
> 2007. Kemenangan  
> > menjadi pundi-pundi sangat berarti bagi rakyat
> negeri ini. Ketika  
> > Firman Utina dkk mampu menekuk Bahrain 2-1, eforia
> pun meledak.  
> > Bangga, terharu dan suka-cita berbuncah-buncah
> dalam jiwa;  
> > kemenangan itu seperti menghapus dahaga panjang
> bangsa ini akan  
> > prestasi sepakbola nasional.
> >
> > Apa arti kemenangan Indonesia itu bagi bangsa ini?
> >
> > Di luar urusan prestasi olahraga, sepakbola telah
> menjadi salah  
> > satu indikator mutu kebudayaan dan harga diri
> suatu bangsa.  
> > Dibanding cabang olahraga yang lain, sepakbola
> jauh lebih kompleks  
> > dan rumit. Bukan hanya masalah skill, mental,
> stamina, kecerdasan,  
> > team work, tak-tik dan strategi yang penting, tapi
> juga manajemen,  
> > industri dan penonton. Sepakbola tidak hanya
> berfungsi sebagai  
> > hiburan, melainkan juga sebagai out-let sosial
> (kanal/saluran bagi  
> > berbagai tekanan sosial). Ia pun juga terkait
> dengan fanatisme  
> > kelompok sosial atau bangsa, di mana harga diri
> atau martabat  
> > dipertaruhkan.
> >
> > Sangat tingginya dunia menghargai sepakbola
> mendorong berbagai  
> > negara untuk memiliki tim berkualitas yang mampu
> bersaing di level  
> > internasional. Sepakbola pun akhirnya menjadi
> proyek mercusuar atau  
> > membangun citra bangsa. Brazil atau Argentina
> boleh tertinggal  
> > dalam kemajuan teknologi dan ekonomi, mereka tetap
> diperhitungkan,  
> > karena kemajuan sepakbolanya.
> >
> > Dalam konteks di atas, kemenangan Indonesia atas
> Bahrain (mungkin  
> > juga keberhasilannya menghadapi tim-tim lain)
> dalam ‘mengangkat’  
> > moral dan harga diri bahkan martabat bangsa,
> setidaknya di level  
> > Asia. Indonesia pun akan makin diperhitungkan
> lawan-lawannya.  
> > Artinya, sepakbola sebagai wahana untuk membangun
> citra bangsa,  
> > telah menemukan relevansinya, meskipun masih pada
> tahap paling awal.
> >
> > Kemenangan itu juga bisa menjadi hiburan bagi duka
> lara mayoritas  
> > bangsa yang selama ini terbenam dalam lumpur
> penderitaan baik  
> > secara ekonomis, sosial, politik dan budaya.
> Setidaknya, ia menjadi  
> > katup pelepas bagi berbagai kesumpekan hidup.
> Telah lama bangsa ini  
> > haus kebanggaan yang bisa diapresiasi secara
> massal dari olahraga,  
> > sejak era kejayaan sepakbola tahun 1950-1970-an
> (Ramang, Djamiat  
> > Dalhar sampai Iswadi Idris, Ronny Patinasarani,
> dll). Era sepakbola  
> > Indonesia tahun 1980-an ke belakang, relatif
> miskin prestasi,  
> > justru sejak ada kompetisi reguler (galatama dan
> liga Indonesia).  
> > Jagat sepakbola kita pun nyaris tanpa pemain
> legendaris.
> >
> > Kenapa bisa muncul pesepakbola macam Ramang,
> Djamiat Dalhar, Ronny,  
> > Iswadi, Sucipta Suntoro dan lainnya, justru ketika
> fasilitas belum  
> > sebaik sekarang? Saat ini, uang begitu melimpah
> bagi sepakbola,  
> > karena dukungan pasar (pengusaha). Para pemain
> bergaji jutaan atau  
> > bahkan puluhan juta. Dulu? Untuk membeli sepatu
> saja, susah. Tapi  
> > kenapa sekarang tidak banyak lahir pemain yang
> berkualitas dan  
> > berkarakter?
> >
> > Ada yang meredup sekarang ini: nasionalisme,
> semangat kebangsaan  
> > yang menjadi ideologi dalam aktualisasi dan
> ekspresi. Bukan hanya  
> > dalam sepakbola, namun juga di bidang lain
> (politik, ekonomi,  
> > budaya) nasionalisme itu juga (sedang) meredup.
> Jagat politik lebih  
> > mementingkan kekuasaan partai atau golongan. Jagat
> ekonomi lebih  
> > mengutamakan konglomerasi, bukan usaha bersama dan
> kesejahteraan.  
> > Bidang budaya lebih mementingkan keuntungan
> finansial dibanding  
> > nilai-nilai kultural.
> >
> > Dalam konteks itulah, kita menjadi maklum jika
> banyak pelaku  
> > profesi kurang memiliki idealisme dan
> nasionalisme, termasuk dalam  
> > jagat sepakbola. Sehingga yang lahir bukan para
> pemain yang  
> > memiliki karakter, etos kreatif dan semangat
> juang, melainkan  
> > ‘tukang sepakbola’ yang tunduk pada bayaran.
> >
> > Membangun sepakbola, akhirnya, bukan hanya secara
> teknis. Langkah  
> > utama adalah memproses pesepakbola memiliki
> karakter dan martabat.  
> > Semoga Piala Asia menjadi momentum bagi PSSI untuk
> introspeksi.  
> > Begitu pula dengan pemerintah, jangan hanya sibuk
> dengan  
> > pembangunan fisik dan ekonomi namun juga makin
> peduli dengan  
> > kebudayaan. Ruh bangsa ini ada di dalam kebudayaan
> (pendidikan,  
> > ekspresi seni dan non seni yang bermakna, hukum
> yang bersih dan  
> > adil, ekonomi yang menyejahterakan, kondisi sosial
> yang kondusif,  
> > politik yang bermoral dan lainnya).
> >
> > Penulis, Pemerhati Kebudayaan)-a.
> >
> > 
> >
> 
> Hardi Baktiantoro
> COP I Centre for Orangutan Protection
> COP hadir karena orangutan harus dilindungi,
> terutama dari kekejaman  
> dan kejahatan perusahaan perkebunan kelapa sawit.
> Tidak seharusnya orangutan sebagai kerabat dekat
> manusia hanya  
> dibantai untuk memenuhi target keuntungan bisnis.
> Mari kita selamatkan satwa kebanggaan bangsa
> Indonesia.
> 
> 
> 
> 
> 
> 



       
____________________________________________________________________________________
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 
http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC

Kirim email ke