Yes, secara politik ini masuk akal, hanya saya sangat naive ttg keterlibatan 
Cendana dalam pengelolaan garuda atau Sempati ini utk kebutuhan2 politik nya 
(such as to finance Suharto's East Timor Campaigns ) kalau memang boycott ini 
bertujuan utk menghancurkan kekuatan Suharto beserta kroni2nya, tentu nya 
menutup Garuda bukan hal yg significant, karena sudah lama travelers dari luar 
tidak lagi menggunakan jasa garuda, saya sendiri hanya sekali pakai garuda 
setelah itu kapok, selama ini garuda dapat penumpang karena sodoran dari 
Malaysia, Singapore Airlines, peminat Garuda memang menurun drastik dgn alasan 
tidak aman dan tidak ditangani secara professional, so alasan luar negri utk 
tak menggunakan Garuda secara tehnik memang masuk akal, tetapi bila alasan 
politik utk menghancurkan ekonomi dan kuasa Cendana, tentunya bukan garuda saja 
yg mesti disingkirkan, tetapi juga business2 raksasa yg melibatkan ekonomi 
Cendana dan kroni2nya seperti IndoFood (Salim Group?) bukankah itu
 billion dollars company yg dikelola oleh konglomerat Indo dan Suharto ? atau 
memboycott business2 luxury lain nya spt hotel2 mewah di Bali yg dimiliki 
Dynasty Suharto misalnya?..
  Dari segi kemanusiaan, saya tetap merasa kasian karena dengan menutupnya 
route Garuda pengangguran semakin membengkak, entah berapa personil Garuda yg 
harus terpaksa kehilangan pekerjaan nya, Well, Garuda sudah punya nama 
diangkasa, nama ini sudah tercatat dimanca negara, sayang sekali kalau harus 
tersungkur dan dilupakan, mungkin pengusaha2 swasta Idnonesia bisa bekerja sama 
dengan Australian Airlines or Japans work as a team? and you re right again 
Mus, pemrintah hanya bertugas utk melindungi kesejahteraan rakyat dengan hak2 
nya bukan sebaliknya.
   
  salam
  omie
  
 
   
   
   
  Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Waaah.... justru pengguna2 domestik inilah yang sudah sejak dulu2nya
sudah mengeluh segalanya terkait Garuda ini, namun pemerintah tidak
memberi pilihan memaksa bangsanya sendiri untuk menggunakan Garuda dan
melarang maskapai penerbangan asing beroperasi dinegeri ini. 
Seharusnya Indonesia membuka diri se-bebas2nya terhadap semua maskapai
penerbangan luar untuk saling bersaing didalam negeri termasuk Garuda
harus bersaing merebut penumpang bukan memaksa bangsanya sendiri untuk
menjadi penumpangnya.

Jadi janganlah prejudice, sikap Arab Saudia sangat tepat meskipun
terlambat seharusnya mereka dari dulu melarang Garuda mengangkut Haji
ke Arab Saudia. Juga pihak Arab Saudia bukanlah ikut2an UE dalam
melarang Garuda ini, mereka justru mempelajari sebab dan alasan adanya
peraturan tsb dikeluarkan UE dan kesimpulan akhirnya mereka sejalan
dengan pemikiran dan alasan2 yang diberikan oleh UE.

Yang pasti, hingga detik ini, Garuda sebenarnya bukanlah milik
pemerintah RI melainkan milik keluarga Cendana yang mengatas namakan
negeri ini. Semuanya management Garuda diarahkan hanya untuk setoran
ke Cendana sehingga kondisi Garuda makin buruk. Negara2 diluar sudah
jelas tahu kondisinya namun tidak berhak turut campur urusan negara
orang apalagi urusan management perusahaan pemerintahnya. Jadi orang2
diluar negeri cukup melarang, tidak ada yang lebih baik daripada itu.

Ny. Muslim binti Muskitawati.










Web:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Klik: 

http://mediacare.blogspot.com

atau

www.mediacare.biz

====================
Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links






       
---------------------------------
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 

Kirim email ke