Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

       
---------------------------------
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.
--- Begin Message ---
Tulisan ini saya kutip dari info AJi Kota Bandar Lampung

BANDAR LAMPUNG ---Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandar 
Lampung mengecam tindakan anarkis terhadap kru unit penerbitan 
mahasiswa 'Teknokra'. Pasalnya hal itu adalah upaya mengekang 
kebebasan pers selain juga tindakan 'kriminalisasi' para intelektual 
dalam kampus. "Pengekangan terhadap pers adalah tindak pidana, 
sementara itu kejadian dikampus dan pers kampus yang menjadi 
korbannya," kata Ketua AJI Kota Bandar Lampung Juwendra Asdiansyah 
dalam diskusi terbatas di sekretariatnya, Kamis (26-7).
Juwendra mengatakan pihaknya menyayangkan masih adanya sekelompok 
masyarakat yang masih melakukan tindakan kriminalisasi terhadap 
keberadaan pers. Apalagi hal itu dilakukan oleh sekelompok mahasiswa 
yang notabene adalah seorang intelek dengan dasar pendidikan di 
perguruan tinggi negeri kebanggaan Lampung. "Jelas ini tindakan yang 
tidak pro demokrasi," katanya.
Untuk itu katanya AJI Kota Bandar Lampung menyerukan agar persoalan 
tersebut diusut secara tuntas, sampai akar permasalahannya. Kepada 
Rektor Universitas Lampung (Unila) untuk mengusut tuntas para pelaku 
atau juga dalang dari aksi premanisme tersebut. Juga memberikan sanksi 
terhadap para pelaku yang juga anggota civitas akademika Unila. 
Kemudian juga agar pihak kepolisian menindak lanjuti kasus tersebut, 
karena merupakan tindak pidana murni bukan delik aduan. "Sebab para 
penyerang sempat mengeluarkan senjata tajam dan bahkan melakukan 
pemukulan terhadap Pemimpin Umum 'Teknokra'," katanya.
Dan kepada semua pihak, Juwendra meminta agar dapat menjunjung tinggi 
kebebasan pers. Sebagai pers sebagai salah satu pilar demokrasi bangsa 
dan sekaligus alat perjuangan rakyat berdemokrasi. "Aksi pengekangan 
terhadap pers justru akan merugikan masyarakat, jadi jangan sampai 
terjadi hal itu. Apalagidi tempat para calon pemimpin bangsa menempuh 
ilmu," katanya.
Aksi penyerangan sekelompok mahasiswa tersebut berawal dari berita 
pengutipan "uang parkir" tidak resmi oleh petugas Satuan Pengamanan 
(Satpam) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila. Aksi 
menjurus pada premanisme di Kampus Unila itu justru terjadi pada saat 
PTN umum terbesar di Lampung itu menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah 
Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-20. 
Saat itu pada Kamis (19-7) SKM Teknokra yang kantornya di gedung Pusat 
Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unila, kedatangan "tamu" dari Unit Kegiatan 
Mahasiswa Fakultas (UKMF) Kelompok Studi Seni (KSS) Fakultas Keguruan 
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila. Mereka datang atas keberatan 
terhadap pemberitaan yang pernah dimuat "Teknokra News" Edisi 86 yang 
berjudul "Satpam FKIP "Panen" Uang Parkir". Namun, kedatangan mereka 
tersebut dilakukan tidak dengan santun. Salah satu diantara oknum 
mahasiswa dari UKMF KSS itu mengancam dengan mengacungkan senjata 
tajam (badik) kepada pengurus Teknokra yang ada di sekretariat. 


--- End Message ---

Kirim email ke