Sumber: http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=20070729235048 ARTIKEL KABARINDONESIA DISEMINARKAN Oleh : Redaksi-kabarindonesia
29-Jul-2007, 23:50:48 WIB - [www.kabarindonesia.com] KabarIndonesia - Rangkaian artikel bersambung karya Wilson Lalengke telah terpilih sebagai salah satu makalah yang diseminarkan pada simposium nasional di Jakarta yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional baru-baru ini. Artikel bertajuk NEGARA INDONESIA: Benarkah Ia Eksis? yang dipublikasikan melalui koran online KabarIndonesia di www.kabarindonesia.com telah menarik perhatian panitia seminar dan beberapa kalangan lainnya sehingga pihak Depdiknas mengundang penulisnya untuk hadir dan mempresentasekan artikel dimaksud pada simposium yang berlangsung tanggal 25 26 Juli lalu bertempat di Hotel Bumikarsa Bidakara, Jl. Gatot Subroto, Jakarta. Artikel bersambung yang ditayangkan oleh KabarIndonesia sebanyak 10 bagian dibulan April lalu itu sesungguhnya lebih banyak berbicara tentang keberadaan kontemporer bangsa Indonesia sebagai sebuah negara sesuai teori negara modern yang dikemukakan oleh Matt Rosenberg, seorang ahli geografi dari Amerika. Sehubungan dengan esensi tema simposium yang berkaitan dengan pendidikan, artikel-artikel tersebut diformulasi ke dalam bentuk makalah ilmiah dengan perubahan judul menjadi PENDIDIKAN: Mengapa Negara Membutuhkannya? Walaupun dalam makalahnya Wilson lebih banyak membahas tentang hal-hal yang berkenaan dengan kenegaraan dibandingkan dengan masalah pendidikan, namun demikian ada keyakinan kuat yang bersandar pada idealisme makalah tersebut bahwa untuk mengerti betapa pentingnya pendidikan, perlu pengungkapan dan kajian mendalam tentang persoalan kenegaraan Indonesia secara makro, yang pada hakekatnya lebih disebabkan oleh ketidak-seriusan negara dalam mengurus dunia pendidikan di nusantara. Alur pemikiran ini juga diharapkan akan memperkaya khazana pikir kita dalam menyikapi segala problematika kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia, yang pada akhirnya bermuara pada sebuah kesadaran bahwa pendidikan untuk semua merupakan kunci utama yang perlu dibenahi bila kita ingin membangun negeri kita menuju cita-cita proklamasi negara Indonesia. Dalam makalahnya, Wilson Lalengke yang tampil sebagai undangan pemakalah dari Utrecht University, The Netherlands, tetap mempertahankan penggunaan gaya berbahasa populer, yang mungkin agak menyimpang dari kaidah penulisan sebuah makalah ilmiah. Hal itu lebih disebabkan karena penulisnya mengadopsi secara utuh seluruh rangkaian artikel yang masih dapat dilihat di arsip berita www.kabarindonesia.com sebagai materi berita konsumsi publik. Menurut Wilson, penyampaian pesan pada karya tulis ilmiah dengan menggunakan gaya bahasa masyarakat luas ini tetap dipertahankan lebih kepada keinginan untuk mendekatkan isi pesannya kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang apa yang menjadi topik bahasan makalah ini, tanpa memandang latar belakang pendidikannya, apakah berpendidikan tinggi maupun bagi mereka yang hanya bisa baca-tulis. Oleh para pembahas dan peserta seminar, makalah Wilson yang menjadi salah satu bahasan di kelompok lintas pilar (cutting cross) dianggap bias dari alur bahasan umum dalam simposium nasional tersebut. Namun diakui bahwa makalah ini justru amat penting ditampilkan sebagai refleksi bagi para peserta dan pengambil kebijakan pendidikan, karena makalah itu merupakan potret carut-marut negara Indonesia yang tidak diulas oleh pemakalah lainnya. Makalah ini memaparkan fakta-fakta yang harus menjadi perhatian semua pihak, terutama pemerintah, dalam rangka memberdayakan seluruh rakyat Indonesia melalui education for all, dan oleh karenanya saya sangat mengapresiasinya, demikian tanggapan Dr. Putu Kertiniasih, MA sebagai pembahas makalah ini. Suasana pembahasan makalah Sdr. Wilson yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Sonhadji, MA berjalan dengan hangat dan bersemangat walaupun berlangsung dijadwal siang hari menjelang istrahat makan siang. Hal ini terutama disebabkan oleh tema makalah yang cenderung provokatif, diluar koridor bahasan materi pokok yang umumnya hanya menampakkan program dan perkembangan pendidikan yang baik-baik saja. Para peserta sangat antusias baik dalam mendengarkan presentase singkat maupun dalam memberikan respon atas apa yang telah dipaparkan pemakalah. Sayang sekali, waktu presentase dan pembahasan yang hanya 50 menit, menyebabkan banyak peserta tidak mendapat kesempatan yang cukup untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat mereka. Namun satu hal yang pasti, bahwa pemikiran dan idealisme kritis harus terus disuarakan dan digaungkan agar pelaksanaan pembangunan pendidikan kita tetap berjalan dengan dinamisasi yang tinggi dan bermanfaat. Tentu saja, ide inovatif lainnya dari banyak pakar di forum simposium yang dihadiri oleh para pakar penelitian dan pembesar perguruan tinggi se-Indonesia itu akan menjadi bagian kekayaan intelektual yang menjadi harapan kita bersama demi membangun pendidikan Indonesia kemasa depan. Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ Email: [EMAIL PROTECTED] Big News Today..!!! Let's see here: www.kabarindonesia.com Big News Today..!!! Let's see here www.kabarindonesia.com --------------------------------- Hate storage limits? Get Yahoo! Mail with unlimited storage.