Sebelum membaca cerita tulisan Anda pun saya telah menangis. Apa lagi setelah membaca tulisan Anda Bung Budiman. Saya kayak membaca cerita pendeknya Iwan Simatupang.
Handry TM editor-in-chief tabloid PLANET BADMINTON --- budiman hakim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Terimakasih Mas Eko dan juga semua yang bersimpati > pada Taufik Savalas. Saya memang begitu terpukul > atas berita wafatnya beliau, sehingga tangan ini > langsung mengetik tanpa berpikir. Semua tulisan > mengalir begitu saja dari hati tanpa melalui otak > terlebih dahulu. Semoga Taufik dan juga korban2 > lainnya semua mendapat tempat yang layak di sisi > Allah SWT. Amin3X. > > Budiman Hakim > > KCM - Eko Hendrawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mas Bud, saya terharu dengar cerita Anda. Benar > kata Ulfa, Taufik bukan orang hebat, tapi orang > baik. Anda kita semua bisa seperti dia, alangkah > entengnya hidup ini. > Kematian yang tragis buat kita, tapi tidak buat > Yang Maha Tahu. Saya yakin kenapa Mas taufik > dipanggil begitu cepat.... Ya karena dia orang > baik. Allah begitu sayang kepada dia... > > Selamat jalan sahabat. Doa kami menyertaimu.... > > > ----- Original Message ----- > From: widya ismadi > To: Zahirul Alwan ; mama Beno ; Ayoe Capoenk ; > Rino Dwi ; Gedhank Farida ; Harvi Focus ; Dani > Gen-K ; Didi Imuth ; Oeni Kecil ; PSTC Milis ; > Mediacare Milis ; Jurnalisme Milis ; Patra2000 Milis > ; KOIN Milis ; Layarkata Milis ; Kritik-Iklan Milis > ; Femina Milis ; Babad Nibat ; Swesthi > Sent: Wednesday, July 25, 2007 3:48 PM > Subject: [mediacare] FW: Tentang alm Taufik > Savalas > > > > Aku menangis.. > > Utami Mustikasari > Legal Assistant > > PT. TESCO INDONESIA > Ratu Plaza Office Tower 15th Floor > Jl. Jendral Sudirman No.9 > Jakarta 10270 Indonesia > Phone: +62 21 725 5454 > Fax: +62 21 725 5352 > Mobile: +62 812 893 4868 > E-Mail: [EMAIL PROTECTED] > > > > > --------------------------------- > From: tami mustikasari > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, July 25, 2007 3:21 PM > To: Mustikasari, Utami > Subject: Fwd: Tentang alm Taufik Savalas > > > > > ---------- Forwarded message ---------- > From: L. Agoes Poenomo > <[EMAIL PROTECTED]> > Date: Jul 25, 2007 2:00 PM > Subject: Tentang alm Taufik Savalas > To: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > ----- Original Message ----- > > > > From: Budiman Hakim > > > > Taufik Savalas meninggal. Saya meneteskan > airmata. Aneh banget! Saya bukan tipe orang > yang gampang menumpahkan airmata. > > > > Dan yang lebih aneh lagi, saya juga > merasa ga deket-deket amat sama dia. Cuma saya > emang suka banget sama dia. Buat saya Taufik itu > orang baik. > > > > Pertama ketemu dengannya tahun 97. Entah > darimana, PH nawarin dia sebagai talent untuk > TVC yang sedang kita garap. > > > > Produknya minyak goreng Tropikal Begitu > ngeliat tampangnya, saya langsung suka aja sama > dia > > > > Jadi deh dia kita pake sebagai talent. > Bayarannya? Cuma Rp 4 juta waktu itu > hahahahaha...tahun2 belakangan ini tarif lu > berapa pik? Pasti gede banget ya? > > > > Selesai shooting kita ga pernah ketemu > lagi. Saya cuma ngeliat dia di banyak TV. Dia > udah jadi selebriti, banyak order, muncul di > mana-mana Tapi nasib ternyata mempertemukan kita > kembali. > > > > Di Pasirputih Kafe Kemang saya > ngeliat dia. Cuma sekarang posisi kita udah > berbeda. Dia ada di atas panggung sedangkan saya > jadi penontonnya. Waktu itu kalo ga salah > eventnya ulang tahun Pasirputih ke berapa gitu...ga > inget lagi. Jadinya penontonnya membludak. Mau > pipis ke toilet aja susah karena harus menembus > kerumunan orang yang begitu rapat. > > > > Pas acara hampir selesai, saya > ngeliat Taufik lagi dikerumunin banyak orang, > saya seneng ngeliat kesuksesannya. Percaya ga? Kalo > kita ngeliat orang berjuang dari bawah terus > bisa sampai ke puncak kita pasti seneng, kagum dan > ikut berbahagia karenanya. > > > > Saya sebenernya pengen nyamperin dia tapi > ga jadi. Dia pasti udah lupa sama saya. Lalu > saya beranjak dari kursi bar menuju toilet yang > ada di sebelah kanan. > > > > Sebuah teriakan menghentikan langkah > saya;" Bud! Jangan pulang dulu. Tungguin gue!" > > > > Saya menengok ke arah Taufik. Dari > sela-sela kerumunan, dia lagi melambai-lambai > ke arah saya. > > > > Karena kurang yakin, saya nengok ke arah > belakang, jangan-jangan dia lagi melambai ke > orang lain. Tapi di belakang saya ga ada orang. > Saya nengok lagi ke Taufik dia udah sibuk lagi > dengan orang yang mengerumuninya. Daripada > bingung sendiri, saya melanjutkan langkah ke arah > toilet. Tiba-tiba Taufik berteriak lagi: > > > > "Budiman! Tunggu, mau kemane lu > buru-buru?" Sambil berkata begitu, dia > meninggalkan semua orang di sekitarnya. Lalu > menyalami saya dengan senyum lebarnya yang khas > itu. > > > > "Hebat lu Pik sekarang. Bangga banget gue > sama lu." Kata saya. Dia ga menanggapi ucapan > saya. Dia cuma bilang; > > > > "Gue dari atas panggung tadi udah ngeliat > elo tapi baru sempet nyamperin lu sekarang. > Pakabar Bud, gimana kantor?" > > > > Karena kita memang bukan teman, arah > pembicaraan cuma basa basi doang isinya. Abis > bingung mau ngomong apa lagi? Ga punya bahan. > Lalu kami ilang kontak lagi. > > > > === message truncated === ____________________________________________________________________________________ Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase. http://farechase.yahoo.com/