INi terjadi di mana saja. Di kalimantan, Sulawesi dan mana saja. Alam dihancurkan, keragaman hayati dimusnahkan, orangutan dibantai dan masyarakat jadi gelandangan di tanah mereka sendiri.

Saya dulu capek minta tolong mereka - mereka yang ngakunya pecinta orangutan, ngakunya pecinta alam.......tapi diam saja melihat penghancuran terus terjadi. Katanya demi hubungan baiklah, menjaga hubunganlah.......omong kosong. Semuanya just mau hidup baik dan enak saja. kadang - kadang saya heran juga melihat orang yang ngakunya pecinta alam atau aktivist lingkungan, kenapa harus menjaga hubungan dengan penghancur alam. Udah jelas posisinya berseberangan ya sudah hadapi sekalian. Ini malah berkompromi. Biar nggak ada yang dirugikan katanya...

Ya sudahlah, ntar kalau udah capek menghimbau sana sini, inta tolong sana sini maka akan tersedia 2 pilihan:
1. diam dan melupakan.
2. bertindak.

Saya hanya mau mengingatkan aja, kalau kita dam, berarti kita memutuskan untuk menjadi bagian dari masalah. Tapi jika kita bertindak maka kita akan menjadi bagian dari solusi. Nah , mau jadi solusi atau problem?

Satu lagi, jangan kaget kalau ketika anda memutuskan untuk menjadi solusi maka anda juga akan berhadapan dengan orang - orang yang ngakunya pecinta alam. ..Ruwet ya...Dunia yang aneh!

HB

On Jul 31, 2007, at 10:12 AM, Unik F sultan wrote:


Maaf jika pernah posting..sekedar mengingatkan, mungkin ada yang peduli dan bisa lakukan sesuatu…I wish I can do something abt it…



From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:Indonesia- [EMAIL PROTECTED] On Behalf Of zaliansyah
Sent: Monday, July 09, 2007 3:52 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [INDONESIA-Geographic] What should we do about this .... ???





Urgent...!!! ! Carstensz diambang kehancuran, apa tindakan kita



Mau bagi-bagi informasi nih mengenai alam lingkungan Indonesia. Kebetulan kami dari teman2 penggiat alam bebas beberapa kali mempunyai data yang mengerikan mengenai Cartenz termasuk yang berbahasa Inggris. Berikut salah satu data terakhir dari kawan saya. Paling tidak teman2 disini bisa mengetahuinya dan mempunyai pemikiran lain untuk renungkan. Tetapi saya tidak ingin ini dipolitisir. ..saya hanya ingin ini menjadi bahan renungan bagi semua komponen bangsa di negeri ini.

Kemaren seorang teman baru balik dari Carstensz, dan dia bercerita gimana hancurnya lembah Zebra wall, sayang pas saya minta fotonya dia ngga mau ngasih karena ngga enak sama Freeport, hubungan mereka dah mesra dengan Freeport, mereka ngga mau merusaknya. (ok bagi saya itu ngga masalah) yang mau saya ulas di postingan ini adalah, keadaan terkini dari Carstensz, kata teman saya ini sekarang truk tambang sudah bisa sampe ke dekat camp zebra wall dan kemaren mereka dianter sama truk Freeport hingga ke Zebra wall dan menurut dia lagi sebuah danau di dekat Zebra wall sudah tetimbun batu-batu buangan pertambangan Freeport, dan ada sebuah danau lagi yang sudah dibolongin agar airnya kering dan tentunya akan ditimbun lagi dengan batu-batu buangan pertambangan. Miris memang mendengarnya, kita semua tahu dulu di lembah Zebra Wall itu ada daerah rawa rawa yang dikenal dengan sebutan Carstensz Swamp dan rawa ini juga sudah tertutup habis oleh timbunan batuan buangan pertambangan.

Freeport bukannya tidak tahu kalau merusak lingkungan, mereka tau kok, ini terbukti dengan ketatnya ijin melewati Freeport jika mendaki carstensz dan juga kalaupun dapat ijin akan sangat diawasi dan tidak boleh mengambil dokumentasi apapun hingga sampai di daerah basecamp, bahkan ada kelompok PA Dari Unila Lampung yang baru-baru ini kesana dan lewat Freeport, mereka mendapat pengawasan yang super ekstra dan tidak boleh memotret apapun baru setelah sampai basecamp mereka boleh memakai cameranya. Jelas sekali terlihat dengan sikap seperti itu agaknya Freeport cemas kalau sampai perusakan lingkungan yang mereka lakukan akan diketahui publik.

Lalu bagaimana? Jika ini dibiarkan terus pasti tidak lama lagi kita akan kehilangan gunung yang kita banggakan itu, pasti tidak lama lagi pegungan itu akan rusak parah. Keindahan lembah-danau- danau yang banyak danau itu akan hilang. Susah membuktikan kalau penghancuran lingkungan pengunungan Jayawijaya ini begitu parah tampa ditunjang bukti-bukti yang kongkrit seperti foto-foto. Freeport tidak akan dengan begitu mudahnya mengijinkan kita mengambil foto-foto kerusakan alam tersebut, semua yang bermain di Carstensz tahu persis hal ini tapi mereka seperti tutup mulut karena bisa-bisa akses mereka kesana
di banned oleh pihak Freeport.

Dan bagaimana tindakan kita? Saya berpikir dan tidak ada salahnya kita mencoba, setidaknya kita ngga kalah sebelum bertempur. Mungkin teman-teman ada yang mengenal atau tahu atau syukur-syukur dekat dengan LSM lingkungan yang bisa membiayai seorang wartawan foto dan seorang saksi lainnya (yang harus pendaki gunung juga dan punya perhatian dengan carstensz jangan yang gampang di sogok) untuk terbang dengan helicopter dan mengabadikan kerusakan pegunungan Jayawijaya dari udara, dan hasilnya kita ekspos baik dalam dan luar negri kita sampaikan juga pada UIAA. Setidaknya dunia mountaineering tahu bahwa salah satu puncak dari seven summits sekarang tengah sekarat dan menunggu kehancuran. Kita tidak bisa mengharapkan pemerintah karena mereka juga ikut andil dalam kehancuran ini.

Saya pribadi berharap postingan ini tidak menjadi wacana saja, karena sekarang sudah ada FMI hendaknya masalah carstensz ini menjadi tujuan utama, saya yakin jika topik ini terangkat hingga diketahui masyarakat mountainerring dunia, akan melapangan jalan buat FMI untuk semakin bermain di peta outainerring Indonesiadan dunia.

Bagaimana temans, berhentilah hanya berdiskusi tapi mari kita lakukan sesuatu hal yang nyata sebelum semua terlambat. Saya yakin dimilis ini banyak teman-teman yang mempunyai link dengan LSM lingkungan. Dan saya yakin LSM tersebut juga pasti akan tertarik.

Wassalam,

Harley B. Sastha
(Modetator Highcamp The Adventure dan Pengurus FMI, Penulis Tentang Kegiatan Alam Bebas)










Hardi Baktiantoro
COP I Centre for Orangutan Protection
COP hadir karena orangutan harus dilindungi, terutama dari kekejaman dan kejahatan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Tidak seharusnya orangutan sebagai kerabat dekat manusia hanya dibantai untuk memenuhi target keuntungan bisnis.
Mari kita selamatkan satwa kebanggaan bangsa Indonesia.





Kirim email ke