Peran serta Modul-45 3pK tentang Wawasan Kebangsaan & Cinta Tanah Air 
[www.tigapilar.org] dalam rangka Bina Negara Bangsa dan Karakter Anak Bangsa 
adalah sungguh sangat strategis bilamana disimak berita2 sebagai berikut :
   
    KOMPAS, 8 Agustus 2007
  Kebangsaan
Nasionalisme Terkikis 
  Jakarta, Kompas - Kaum intelektual yang selama ini memperoleh pendidikan di 
dunia Barat dan kini mengendalikan negara mengalami pengikisan rasa dan 
semangat nasionalisme cukup besar. Padahal, rendahnya nasionalisme dan 
patriotisme tersebut merupakan kunci berkurangnya kedaulatan Indonesia. 
  Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Partai Matahari Bangsa Imam Addaruqutni 
dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia (FKPI) di 
Jakarta, Senin (6/8). 
  Dampak dari penurunan nasionalisme kaum intelektual adalah lahirnya berbagai 
kebijakan negara yang justru tidak berpihak kepada kepentingan rakyat dan 
bangsa sendiri. 
  Kondisi tersebut terlihat jelas pada diplomat dan sejumlah pejabat Indonesia. 
Berbagai kepentingan nasional Indonesia dikalahkan oleh pragmatisme sesaat demi 
kepentingan tertentu yang justru merugikan Indonesia dan menguntungkan negara 
lain. 
  "Kaum intelektual Indonesia yang memengaruhi kebijakan negara perlu diperkuat 
kembali semangat nasionalismenya," kata Imam (MZW) 
  SUARA PEMBARUAN DAILY , 7 Agustus 2007  \u003c/p\>\n\u003cdiv 
style\u003d\"margin:0in 0in 0pt;text-align:center\" 
align\u003d\"center\"\>\u003cfont face\u003d\"Times New Roman\"\>\n\u003chr 
align\u003d\"center\" width\u003d\"100%\" 
size\u003d\"2\"\>\n\u003c/font\>\u003c/div\>\n\u003ch2 style\u003d\"margin:auto 
0in\"\>\u003cfont face\u003d\"Times New Roman\"\>Kepala Daerah dan Pimpinan 
DPRD Diberi Wawasan Nasional\u003c/font\>\u003c/h2\>\n\u003cp\>\u003cfont 
face\u003d\"Times New Roman\"\>[JAKARTA] Para gubernur, bupati/walikota, 
pimpinan DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota ternyata memiliki wawasan 
nasional rendah. Salah satu solusinya, mereka akan diberi penataran tentang 
nasionalisme dan kebangsaan selama satu sampai tiga bulan, dan dilakukan 
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), dimulai sesudah Lebaran sampai Desember 
mendatang. \n\u003c/font\>\u003c/p\>\n\u003cp\>\u003cfont face\u003d\"Times New 
Roman\"\>Gubernur Lemhannas Muladi seusai bertemu Presiden Susilo
 Bambang Yudhoyono, di Kantor Presiden, Senin (6/8) sore membenarkan, penataran 
bagi para kepala daerah dan pimpinan DPRD itu bermaterikan nasionalisme dan 
ideologi Pancasila. Diakui, euforia reformasi, termasuk otonomi daerah di 
dalamnya, tidak hanya membawa dampak positif tetapi juga negatif, yakni 
terjadinya fragmentasi di pemerintahan. 
\n\u003c/font\>\u003c/p\>\n\u003cp\>\u003cfont face\u003d\"Times New 
Roman\"\>Para kepala daerah dan pimpinan DPRD yang datang dari berbagai latar 
belakang, kata Muladi memiliki visi dan persepsi berbeda tentang Negara 
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Akibatnya, timbul persoalan politik dan 
hukum, terlebih lagi ketika menjalankan pemerintahan. Penataran ini juga 
terkait dengan persoalan kepemimpinan, manajemen dan sistem pengambilan 
keputusan. \n\u003c/font\>\u003c/p\>\n\u003cp\>\u003cfont face\u003d\"Times New 
Roman\"\>Muladi menyebutkan, Pancasila sebagai ideologi nasional sangat 
terlihat ditinggalkan, bahkan oleh para pejabat dan
 pemegang pemerintahan. [Y-3]\u003c/font\>\u003c/p\>\n\u003cp 
style\u003d\"margin:0in 0in 0pt\"\>\u003cfont face\u003d\"Times New 
Roman\"\> \u003c/font\>\u003c/p\>\n\u003cp style\u003d\"margin:0in 0in 
0pt\"\>\u003cfont face\u003d\"Times New 
Roman\"\>\u003c/font\> \u003c/p\>\u003c/div\>\n",0] );  //-->   
    
---------------------------------
  
  Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD Diberi Wawasan Nasional  [JAKARTA] Para 
gubernur, bupati/walikota, pimpinan DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota 
ternyata memiliki wawasan nasional rendah. Salah satu solusinya, mereka akan 
diberi penataran tentang nasionalisme dan kebangsaan selama satu sampai tiga 
bulan, dan dilakukan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), dimulai sesudah 
Lebaran sampai Desember mendatang. 
  Gubernur Lemhannas Muladi seusai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 
di Kantor Presiden, Senin (6/8) sore membenarkan, penataran bagi para kepala 
daerah dan pimpinan DPRD itu bermaterikan nasionalisme dan ideologi Pancasila. 
Diakui, euforia reformasi, termasuk otonomi daerah di dalamnya, tidak hanya 
membawa dampak positif tetapi juga negatif, yakni terjadinya fragmentasi di 
pemerintahan. 
  Para kepala daerah dan pimpinan DPRD yang datang dari berbagai latar 
belakang, kata Muladi memiliki visi dan persepsi berbeda tentang Negara 
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Akibatnya, timbul persoalan politik dan 
hukum, terlebih lagi ketika menjalankan pemerintahan. Penataran ini juga 
terkait dengan persoalan kepemimpinan, manajemen dan sistem pengambilan 
keputusan. 
  Muladi menyebutkan, Pancasila sebagai ideologi nasional sangat terlihat 
ditinggalkan, bahkan oleh para pejabat dan pemegang pemerintahan. [Y-3]
   
  Catatan :
   
  PAKTA KEBANGSAAN dapat dibahas melalui eMail : [EMAIL PROTECTED] 

  
       
---------------------------------
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

Kirim email ke