Pak Sumar ingkang minulyo,
kok saya jadi ingat cerita drama yg saya dengar sbg anak-anak dulu 
ttg gadis ayu merak ati Loro Mendut yang di zaman Mataram sungguhan 
jualan rokok klobot lintingan, sampai seorang Adipati (lupa namanya)
begitu birahi hingga terjadi tragedi krn sdh ada pemuda yang 
mencitainya.

Nampaknya cerita spt ini sudah dilupakan oleh masyarakat, juga
kemarin kami ngobrol ternyata para pemuda cca 30 tahunan hampir 
tidak ada yg ingat buku "I Swasta Setahun di Bedahulu" yg tahun 50an 
dulu terkenal dan di JKT dimainkan sbg drama. Seorang dokter 30 thn
bilang di SMA hanya dapat daftar buku susastra namun tanpa dipelajari
lebih lanjut. Beda dengan di Ceko, juga diseluruh Eropa, di SMUnya
literatur klasik nasional tetap diajarkan untuk semua jurusan. Maaf,
sedikit curhat, karena kendati kita tak punya Shakespeare mungkin
"selera Shakespearean" dapat dipunyai?

Nyuwun pamit, Bismo DG

----- Original Message ----- 
From: sumarsastrowardoyo 
To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, September 05, 2007 1:02 AM
Subject: #sastra-pembebasan# KISAH PEREMPUAN "PENJAJA ROKOK"



Kalau tidak ada pembeli, istirahat dulu sambil berbaring di 
lantai kapal.

Banjarmasin Post
KISAH PEREMPUAN 'PENJAJA ROKOK', Kerja Sambil Berbaring 
di Kapal 
Selasa, 04-09-2007 03:15:40 
PENGAKUANNYA sekedar 'jualan rokok'. Tapi jajaran 
Ditpolair Polda Kalsel mendapat informasi lain. Yul (23) dan empat 
rekannya diduga melakukan praktek prostitusi di kapal yang tambat di 
Sungai Barito.

Yul, salah seorang perempuan yang diamankan saat di 
temui BPost, kemarin, bersikeras mengaku hanya berjualan rokok.

Diakuinya, dalam satu minggu ini dirinya sudah tiga kali 
naik ke atas kapal dengan barang berupa rokok dan minuman kemasan 
yang dibawanya untuk dijual. 

Berangkat dari kawasan Banjar Raya, ia harus 
mengeluarkan uang Rp 10 ribu untuk sekali berangkat. Sesampainya di 
atas kapal, ia bersama dengan kawannya yang lain kemudian keliling 
untuk berjualan. 

"Kalau tidak ada pembeli kita istirahat dulu, sambil 
berbaring di lantai kapal. Paling lama tiga jam di atas kapal, kita 
balik lagi pulang. Berangkat kemarin jam tiga siang, biasa pulang 
jam lima sore," ungkapnya. 

Yul mengaku ikut terjun dan ikut jualan ke kapal setelah 
bercerai dari suaminya. Seorang teman mengajaknya untuk mencari 
peruntungan di atas kapal. 

"Saya juga diajak, ini masih ada barangnya rokok sama 
minuman kemasan. Untungnya berbeda-beda," jelas wanita bertubuh 
sedang ini. 

Selain Yul, ada empat perempuan lain yang ikut diamankan 
ke Mako Polair Polda Kalsel, Minggu (2/9/) pukul 17.00 Wita. Ju, 
Nor, Rz dan Del digaruk saat berada di atas Tugboat (Tb)ATK 2006, di 
Perairan Sungai Barito, tepatnya sekitar Pulau Kembang. 

Del dan Riz sudah dua kali tertangkap polisi saat berada 
di atas kapal Tb. 

Keberadaan wanita-wanita 'penjual rokok' ini di kapal-
kapal yang labuh sauh di Sungai Barito masih jadi silang pendapat. 
Apakah benar-benar berjualan rokok atau menjajakan diri. 

Namun, aparat tidak mau ragu dalam usaha mengurangi 
praktek prostitusi di kapal-kapal yang diduga marak. "Kita dapat 
informasi dari salah satu ABK, saat para wanita sedang berada di 
atas Tugboat tersebut, kita langsung menangkapnya. Mereka kita 
serahkan ke Pengadilan Negeri Banjarmasin untuk menjalani sidang 
Tindak Pidana Ringan, sesuai dengan Perda Kota Banjarmasin," tegas 
Kasi Gakkum Ditpolair Polda Kalsel, Ajun Komisaris Polisi R Tambun. 
dua





 

Kirim email ke