Setelah Abdullah Gul, Ph.D. terpilih sebagai Presiden Turki, maka lengkap
sudah kemenangan Partai Ke'adilan di Turki setelah sebelumnya Recep Tayyip
Erdogan juga menang sebagai Perdana Menteri Turki. Kemenangan kedua figur
terbaik Partai Ke'adilan tersebut sekaligus simbol kemenangan Islam di
tengah-tengah kehidupan sekuler 100% di Turki yang sudah sangat luar biasa.
Sampai-sampai jilbab, azan berbahasa arab, al qur'an, dan simbol-simbol
Islam lainnya dilarang sebelumnya. Dan saat ini Maroko dan Mesir juga sedang
menanti kemenangan Partai Ke'adilan di kedua Negara tersebut dengan catatan
pemilu dilakukan dengan sistem demokrasi yang jujur dan adil. Begitupun di
Indonesia, semoga di tahun 2009, Partai Ke'adilan juga dapat meraih
kemenangan di negeri dengan jumlah muslim terbesar di dunia ini, dan diikuti
di Negara-negara lainnya.

 

.. Kemenangan Islam di negeri Muslim memang harus dinanti dengan penuh
kesabaran, meski aneh rasanya, mengapa Islam tidak bisa memimpin di negeri
Muslim, selama ini? Berikut laporan terakhir dari manca Negara.

 

Runtuhnya Simbol Sekularisme
Oleh : Ulis Tofa, Lc.
dari : www.dakwatuna.com
-------------------------------------

Setelah empat bulan terjadi persaingan politik yang tajam antara kubu
sekularis yang disokong penuh oleh kelompok militer dan kubu pro perubahan
yang agamis. Bahkan selama lima belas bulan sebelumnya tarik ulur antara
Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dengan Partai Republik untuk
memperebutkan kursi Kepresidenan Turki, maka pada hari Selasa, 28 Agustus
2007 anggota
dewan memilih secara suara mayoritas mantan Menteri Luar Negeri Turki,
Abdullah Gul (57 tahun) sebagai presiden Turki, untuk menjabat selama tujuh
tahun.

Perlawanan Sengit

Tiga kandidat bersaing memperebutkan posisi kursi presiden. Mereka adalah
Abdullah Gul, Menteri Luar Negeri; Shobahuddin dari Partai Nasionalis,
mantan Menteri Pertahanan; dan Husain Thoyafun Isyly dari Partai Sosialis.
Abdullah Gul mendapatkan suara mayoritas mutlak, 276 suara dari total suara
339 suara.

Rakyat Turki gegap gempita menyambut kemenangan Gul tersebut. Di jalan-jalan
protokol, bahkan jalan dekat istana kerajaan dipampang foto Gul besar.
Begitu juga media-media yang ada di Turki semua memuat foto Gul. Gul
mendapat sambutan dan ucapan selamat dari rakyatnya. Pada waktu bersamaan,
ayah Gul, H. Ahmad Hamdi menyatakan bahwa terpilihnya Gul akan membawa
perbaikan dan perubahan bagi Turki dan rakyatnya menuju lebih baik.

Penting untuk disebutkan disini, bahwa Abdullah Gul melalui proses pemilihan
presiden beberapa putaran. Putaran pertama dilaksanakan pada tanggal 20
Agustus 2007 dengan mengantongi dukungan 341 suara anggota parlemen. Pada
putaran kedua yang dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus mendapat dukungan
337 suara. Ia harus mendapatkan 2/3 suara anggota parlemen agar menang dalam
putaran pertama dan kedua. Kedua prestasi ini tidak pernah diraih oleh
Partai Nasionalis (MHP) dan Partai Sosialis (DSP).

Kemenangan Abdullah Gul menjadi Presiden mendapatkan perlawanan dari partai
Republik (CHP) dengan segala cara selama empat bulan sebelumnya. Yaitu
ketika mereka menuntut pemilihan dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei
2007. Pada waktu itu juga dua partai Republik dan Nasionalis mengancam
Perdana Menteri Erdogan (satu partai dengan Gul) untuk tidak mencalonkan
diri.

Ketika Gul dipilih oleh anggota dewan menjadi presiden (bulan Mei). Partai
Republik mengajukan PK ke Mahkamah Konstitusi dan mengabulkan tuntutannya,
yaitu menganulir kemenangan Abdullah Gul, meskipun ia memperoleh dukungan
357 suara. Dengan argumentasi bahwa parlemen ketika melaksanakan pemilihan
itu tidak kourum (sebanyak 367 anggota).

Rakyat Menanti Perubahan

Peristiwa pemilihan presiden itu diliput berbagai media dalam dan luar
negeri. Saat itu hujan mengguyur dengan deras. Salah seorang wartawan
berkomentar:
"Pemilihan presiden ini menjadi penentu berakhirnya perdebatan panjang yang
menyebabkan perseteruan secara legitimasi undang-undang dan konstitusi, juga
dibawah bayang-bayang penolakan kubu militer. Hasil pemilihan akhir ini akan
memerankan peran penting dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi
partai-partai dan rakyat yang menghormati pilihan demokrasi, dengan
persetujuan mereka untuk diadakannya pemilihan di parlemen".

Salah satu wartawan lain berkomentar: "Pemilihan presiden kali ini menjadi
kehormatan bagi bangsa Turki dalam hal perkembangan demokrasi, dimana tidak
ada lagi penguasa yang memaksakan kehendaknya dengan kekuatan militer atau
kekerasan. Turki mengawali langkah baru, dan sudah sepatutnya membuang
kebusukan masa lalu."

Black Campaign

Erdogan membantah tuduhan elit Partai Republik yang menyatakan bahwa
pemerintahannya tidak akan berusia lama. Erdogan menyatakan bahwa orang yang
mengatakan itu berarti tidak menghormati kehendak publik. Bahwa posisi
kepemimpinan itu ditentukan oleh tujuh puluh juta penduduk Turki, bukan oleh
dan untuk satu kelompok saja. Erdogan menambahkan bahwa rakyat sendiri yang
akan mengoreksi pemimpinnya. Barangsiapa yang salah, maka sudah barang tentu
diawal pemilihan dia akan gagal dan akan meninggalkan jabatannya.

Sedangkan Abdullah Gul menyatakan, ia tidak membutuhkan bemper penyelamat
dirinya, ketika ia mencalonkan diri menjadi presiden. Karena ia setiap saat
siap dipanggil di pengadilan tanpa ragu. Ini
sebagai jawaban atas media yang mengisukan bahwa pencalonan Gul adalah dalam
rangka penyelamatan diri atas tuduhan korupsi di tubuh partai Refah tahun
1998 sebelumnya.

Koran harian "Huriyat" memberitakan bahwa tanggal 22 Agustus para petinggi
militer mengundang Abdullah Gul untuk memperingati hari kemerdekaan tanggal
30 Agustus tanpa menyertakan istrinya.

Juga pernyataan tertulis yang dikeluarkan kubu militer tertanggal 27 Agustus
2007 yang menyatakan: "Setiap upaya untuk menggeser idiologi negara atau
menghapus sekularisme, maka akan menghadapi perlawanan dari militer."
Pernyataan Ini merupakan intimidasi terhadap Partai Keadilan dan Pembangun
dan diri Gul sendiri.

Latar Belakang Kemenangan

Hasil kajian akademik sosial yang dilakukan salah satu LSM mengatakan, bahwa
faktor kemenangan mutlak Partai Keadilan dan Pembangunan adalah karena
simpati public terhadap partai ini dan terhadap diri Gul, ketika Majelis
Konstitusi pada bulan Mei sebelumnya tidak menerima kemenangan Gul menjadi
presiden meskipun mendapat dukungan suara mayoritas. Begitu juga Mahkamah
Konstitusi yang menganulir kemenangan Gul.

Kemenangan rakyat Turki (Eropa) ini disambut oleh Negara-negara Uni Eropa
dengan positif. Bahkan Uni Eropa siap bekerja sama dengan pemerintahan
Perdana Menteri Erdogan dan Presiden Abdullah Gul, yang keduanya adalah
putra terbaik dari Partai Keadilan dan Pembangunan yang telah mampu
membuktikan kepada public menumbuhkan ekonomi negerinya 7,5 %.

Gul menjadi presiden ke sebelas bagi rakyat Turki. Ia tercatat dalam sejarah
Kepresidenan Turki menjadi satu-satunya presiden yang agamis, pasca
runtuhnya khilafah Islamiyyah oleh Mustafa Kemal Ataturk. Dan simbol
sekularisme itu runtuh. Allahu A'lam. [] 



 

Berita Kemenangan Partai Islam di Maroko, Hantui Media Massa Spanyol

Selasa, 4 Sep 07 05:28 WIB

Berita tentang prediksi kemenangan partai Islam di Maroko mulai menghantui
Spanyol. Sejumlah media massa Spanyol menurunkan semacam kampanye informasi
yang sangat massif tentang kemungkinan kemenangan Partai Keadilan dan
Pembangunan yang merupakan partai Islamis di Maroko. Secara khusus, media
massa Spanyol membahas tajuk "Kaum Islamis Menanti Kemenangan di Maroko". Di
sisi lain, media massa juga mencoba menekan pemerintah Maroko untuk
memasukkan poin peraturan pemilu yang bisa menghalangi dominasi partai
politik tertentu dalam parlemen mendatang.

Sejumlah laporan yang dituliskan media massa Spanyol beberapa hari terakhir
membicarakan paket pemilu yang segera digelar di Maroko. Maroko adalah
Negara tetangga Spanyol, dan mereka begitu menggaris bawahi kemungkinan
kemenangan kaum Islamis dalam pemilu yang akan digelar tanggal 7 September
mendatang. Kekhawatiran itu memang beralasan, mengingat sejumlah survey dan
analisa pakar memang menunjukkan kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan
di Maroko dalam pemilu.

Partai Keadilan dan Pembangunan merupakan partai yang memiliki orientasi
pemikiran Islam. Pertimbangannya, kalaupun PKP tidak memperoleh suara
mayoritas, setidaknya ia akan menjadi partai oposisi yang paling kuat di
Maroko. Harian El Pais, yang merupakan harian terbesar di Spanyol menuliskan
PKP sebagai partai Islam terbesar di Maroko tengah menanti kemenangan
minimum 37% suara dalam pemilu mendatang. Selain itu, harian tersebut
mengingatkan pula, bahwa menurut UU politik di Maroko, tidak boleh ada satu
partai yang mendominasi parlemen. Harian itu juga mengutip pernyataan Sekjen
PKP Saaduddin Utsmani, "Sistem pemilu di Maroko belum sempurna sesuai
prinsip demokrasi, dan menghalangi prinsip persamaan bagi rakyat Maroko. "

Menurut Inasio, koresponden El Pais di Maroko yang sekaligus tokoh pers yang
diakui pandangannya di Spanyol, hasil polling yang selama ini dilakukan
sebelum pemilu, memang telah menyebutkan PKP meraih 47% suara. Dan jumlah
suara itu memungkinkan PKP untuk mendirikan pemerintahan sendiri, atau
mereka menjadi kekuatan oposisi terbesar. "Minimal 40% pemilih akan
mengalirkan suaranya untuk PKP, bahkan meskipun mereka belum memiliki ikatan
ideologis yang kuat dengan partai itu, " jelas Inasio.

Sementara itu, harian EPC, yang merupakan harian kelompok kanan Spanyol
menurunkan wawancara dengan sekjen PKP Utsmani. Dikatakan dalam harian itu
bahwa PKP akan memperoleh kursi antara 60-70 kursi, atau lebih 20 kursi dari
perolehan kursi mereka pada pemilu lalu yakni sebesar 42 kursi. (na-str/iol)

 

 

 

Washington Post: Al-Ikhwan Al-Muslimun Berpeluang Menangkan Pemilu di Mesir
Kamis, 21 Sep 06 11:59 WIB

Harian Washington Post, terbitan AS edisi Rabu (20/9) memuat analisa menarik
tentang organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun di Mesir. WP menulis, pemilu apapun
di Mesir akan dimenangkan oleh Al-Ikhwan Al-Muslimun, bila dilakukan secara
bebas dan bersih.

Terkait laporan WP tentang Konfrensi Tahunan IV Partai Nasional Demokratik
yang merupakan partai pemerintah Mesir, disebutkan bahwa pemerintah Mesir
setengah hati melakukan berbagai langkah perbaikan politik dalam negeri.
Sejumlah pemantau juga menegaskan keyakinannya bahwa sikap setengah hati itu
terkait dengan keyakinan pemerintah sendiri bahwa hasil pemulihan politik,
jika
dilakukan, akan menguatkan dukungan terhadap Al-Ikhwan Al-Muslimun dalam
setiap pemilu yang digelar di Mesir.

WP menambahkan, "Al-Ikhwan Al-Muslimun adalah kekuatan politik oposisi
terbesar di Mesir dan pesaing pertama bagi partai pemerintah. Selama ini
pemerintah mengabaikan tuntutan kelompok oposisi untuk mengubah
undang-undang yang memberi kebebasan membentuk partai politik tanpa pantauan
pemerintah sehingga menghalangi Al-Ikhwan membuat partai politik. Dalam
kondisi
seperti itupun, perwakilan Al-Ikhwan telah menguasai sekitar 20% dari kursi
parlemen Mesir. Perolehan suara itu didapat setelah melalui pemilu berdarah
di mana para calon parlemen asal Al-Ikhwan mendapat tekanan hebat selama
masa pemilu.

Masih menurut laporan WP, mengutip sejumlah tokoh politik Mesir, baik dari
kalangan pro pemerintah maupun oposisi, konferensi tahunan Partai Nasional
Demokratik yang merupakan partai pemerintah Mesir itu tidak akan
menghasilkan sesuatu untuk memperbaiki sistem politik Mesir. Bahkan menurut
sejumlah kelompok oposisi, konferensi itu justru digelar untuk
memperkuat dukungan terhadap Sekjen Partai Jamal Mubarak sebagai calon
presiden mendatang menggantikan ayahnya, Husni Mubarak. (na-str/ikhol)

 

 

 

Pemerintah Mesir Vs Al-Ikhwan: Terkait dengan Detik-Detik Suksesi?

Krisis yang terjadi antara pemerintah Mesir dan Organisasi Al-Ikhwan
Al-Muslimun memasuki fase baru dari dinamika perselisihan yang selama ini
terjadi. Kali ini, krisis yang terjadi bukan saja pada aksi
penangkapan massif, tapi sudah berlanjut hingga pada pengadilan militer. Dan
pengadilan militer atas aktifis Al-Ikhwan, kini sudah menyulut kepedulian
banyak Organisasi HAM internasional.

Hingga saat sekarang, belum ada kecenderungan pemerintah Mesir untuk
mengubah pola hubungannya dengan Al-Ikhwan yang disebut-sebut sebagai
organisasi dakwah terluas jaringannya di dunia itu. Di lapangan politik
Mesir, terus terjadi pro dan kontra yang semakin besar terkait tema siapa
yang akan mewarisi pemerintahan Mesir ke depan?

Sejumlah pengamat memandang, meningkatnya eskalasi tekanan pemerintah
belakangan ini yang luar biasa terhadap Al-Ikhwan, adalah terkait kuat
dengan pertanyaan tadi. Dr. Dhiya Rashwan, pakar masalah Organisasi Islam di
Al-Ahram Politic Studies di Mesir mengatakan, "Krisis saat ini adalah krisis
yang paling tajam dibanding sebelumnya, bahkan belum pernah terjadi pada
pemerintahan Mubarak."

Tentang hubungan krisis ini dengan paket suksesi pemerintaha Mesir, ia
mengatakan, "Masalah ini masih belum jelas. Karena konferensi umum partai
pemerintahlah yang akan menjawabnya. Dan acara itu baru akan diselenggarakan
pada bulan Agustus ini. "

Tampaknya politik pemerintah Mesir belum akan mengubah pola pemerintahannya
terkait dengan Al-Ikhwan Al-Muslimun. Sejauh ini, Pemerintah masih
menggunakan cara represif menghadapi Al-Ikhwan. Ada skenario di balik
kondisi ini, antara lain, keinginan kuat pemerintah untuk menghapus semua
rival politiknya dengan berbagai cara. Antara lain dengan memunculkan
perselisihan internal, membuat celah undang-undang yang bisa melarang peran
partai politik non pemerintah, sebagaimana yang terjadi pada Hizb Amal, Hizb
Al-Ghad dan Hizb Al-Ahrar.

Dari sudut ini, menurut Rashwan, pemerintah Mesir melakukan interaksi
terhadap Al-Ikhwan dalam dua sisi. Pertama, memunculkan politisi pro Partai
Nasional sebagai partai pemerintah, untuk mengupayakan menyingkirkan peran
Al-Ikwhan secara politik. Kedua, dari sisi aparat keamanan yang terus
menerus menerapkan pola lama dengan menangkap setiap orang yang diduga
mempunyai hubungan dengan al-Ikhwan.

Sejumlah pengamat juga memandang bahwa sikap keras pemerintah Mesir terhadap
Al-Ikhwan punya kaitan untuk melemahkan tekanan dunia internasional,
khususnya sikap AS, yang belakangan menuding Mesir berada di balik banyak
krisis yang terjadi di Irak dan Palestina, bahkan juga Iran. Kemenangan
Hamas di Palestina dalam Pemilu, juga sangat mengejutkan bagi Amerika,
sehingga mereka berpikir bagaimana agar tidak terulang kemenangan yang sama
di Mesir oleh Al-Ikhwan Al-Muslimun. Hamas, adalah sayap Al-Ikhwan
Al-Muslimun di Palestina.

Sementara di sisi lain, LSM internasional yang bergerak di bidang HAM kian
menyoroti pola kekerasan yang dilakukan pemerintah Mesir terhadap anggota
Al-Ikhwan. Misalnya saja, Human Right Group Amnesty International yang
mengatakan, sangat konsern memperhatikan kasus dua orang lawyer asal Ikhwan
di Mesir, yakni Ragab Abu Zeid dan Saber Amer. Beberapa hari lalu, kedua
anggota parlemen Mesir yang ditangkap karena tuduhan sebagai anggota
Al-Ikhwan akhirnya dibebaskan, dengan uang jaminan sebesar 1.700 dolar.

Al-Ikhwan Al-Muslimun, namun sudah lebih dari 50 tahun dilarang di Mesir,
dan anggotanya mencalonkan diri untuk dipilih menjadi anggota Parlemen
sebagai calon independen. Kelompok ini menguasai sekitar seperlima dari 454
kursi di Majelis Rendah Parlemen. (na-str/aljzr)

 

 

Rapimnas 2007
Ketua MS PKS: Induk Strategi itu Amar Ma'ruf Nahi Mungkar
Jumat, 31 Agustus 2007 06:50:51

Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2007 Partai Keadilan Sejahtera yang
dilaksanakan di Putri Gunung Selasa hingga Kamis, 28-30 Agustus, Kamis
(30/8) malam, secara resmi ditutup. Hadir pada penutupan Ketua MPR RI DR H.
Muhammad Hidayat Nur Wahid, MA., Lc., Gubernur Jawa Barat Drs H Danny
Setiawan, Adang Daradjatun, Fuad Bawazier serta sejumlah tokoh masyarakat
Jawa Barat dan tokoh partai hadir dalam penutupan di Hotel Savoy Homann
Bandung.

PK-Sejahtera Online: Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, KH.
Hilmi Aminuddin, Lc., Kamis (30/1) malam secara resmi menutup Rapat Pimpinan
Nasional 2007 Partai Keadilan Sejahtera di Hotel Savoy Homann Bandung Jawa
Barat. Rapimnas yang dihadiri lebih dari 300 fungsionaris PKS seluruh
Indonesia dan beberapa perwakilan dari luar negeri ini berhasil merumuskan
strategi untuk memenangkan pilkada dan pemilu di daerahnya masing-masing.

Walaupun Presiden PKS Tifatul Sembiring mencoba menyembunyikan kepada pers
strategi apa yang akan dilakukan PKS. Namun, Ketua Majelis Syuro Partai
Keadilan Sejahtera, KH Hilmi Aminuddin, justru menyatakan bahwa induk dari
strategi itu harus diketahui masyarakat luas."Induk strategi itu adalah amar
ma'ruf nahi mungkar," katanya.

Amar ma'ruf adalah sebuah upaya mengonsolidasikan seluruh energi
positif-konstruktif dari Bangsa Indonesia ini. "Yakni bagaimana kita
berusaha keras untuk memperjuangkan sebesar-besarnya manfaat bagi
kesejahteraan bangsa Indonesia dan kemajuan negeri Indonesia ini," ujarnya. 

Sementara itu yang dimaksud dengan nahi mungkar adalah sebuah usaha yang
keras untuk memperkecil ruang gerak potensi negatif-destruktif yang ada di
negeri tercinta ini. Potensi ini selalu memprovokasi, memecah belah dengan
program-program destruktifnya. "Ini yang kita persempit. Karena tidak bisa
dihilangkan, hanya dipersempit ruang gerak negatif-destruktif,"  terangnya.

Menurutnya hal ini dilakukan agar dinamika kebersamaan, dinamika kerukunan,
dinamika persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI tetap
utuh.



)|(

 

Kirim email ke