Ramadhan, siapa tak kenal? Ia tiba setahun sekali, dan dengan segala hiruk pikuknya, pesta pora di akhirnya, siapa tak kenal?
Tapi siapa Ramona? * * * Asrul Sani rasanya orang yang menyandingkan Ramadhan dan Ramona dalam skenario Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1985). Ramona (Lydia Kandouw) dipasangkan dengan sosok Ramadhan (diperankan Deddy Mizwar) dalam film arahan Chaerul Umam ini. Ramona adalah tipikal wanita pekerja, aktif, atlit, namun penuh keraguan dan senantiasa perlu bimbingan Marni (Ully Artha) dalam mengarungi kehidupan percintaan dan rumah-tangganya bersama Ramadhan. Sedikit terlalu polos, sehingga pemberontakan terhadap pakem-pakem Ramadhan dilakukan dengan cara yang atraktif-demonstratif, namun tidak mencapai substansi dan hasil seperti yang diinginkannya. Untunglah ini film semata dan dibuat di era dimana happy ending masih menjadi pilihan. Itukah Ramona? Sosok fiktif lain Ramona pernah hadir dalam film produksi tahun 1992. Tetap arahan Chaerul Umam, tetapi kali ini ditulis oleh Putu Wijaya. Masih berada dalam garis yang tak jauh berbeda dengan ramona Asrul Sani, Ramona Putu juga menggambarkan sosok wanita dalam kehidupan masyarakat transisi Indonesia, yang masih bergulat dalam sisa-sisa warisan kemapanan masyarakat agraris dan pertentangannya dengan dinamika baru masyarakat industrial modern di masa kini. Itukah Ramona? Mungkin itu Ramona fiktif karena bermukin dalam ranah fiksi. Seperti pula Ramona fiksi lain yang menjadi tokoh utama novel karya Helen Hunt Jackson. Dalam novel berjudul Ramona terbitan tahun 1884 ini, sosok Ramona adalah seorang gadis berdarah campuran Skotlandia dan Indian yang dipelihara seorang wanita Mexico, Senora Gonzaga Moreno. Ramona dalam gambaran Helen Hunt Jackson adalah seorang wanita yang memperjuangkan cinta. Ia memberontak dari tekanan ibu angkat yang disadari tak pernah sunguh-sungguh menyayanginya, lari bersama kekasihnya Allesandro seorang pemuda suku Indian, meski akhirnya sang kekasih meninggal dalam pelarian mereka dan akhirnya Ramona menikah dengan saudara angkatnya, Fellipe Moreno. Kisah cinta Ramona, pelariannya, dan akhir pencarian cintanya menjadi dongeng yang fenomenal untuk masyarakat Amerika kala itu. Membawa pada industrialisasi romantisme cinta Ramona yang berujung pada penamaan jalan, kota, dengan, monumentalisasi moment dan lokasi percintaan Ramona. Meski bagi penciptanya sendiri, Helent Hunt Jackson, populraitas itu lebih membuatnya jatuh kecewa. Karena baginya popularitas Ramona tidak pernah berhasil mengangkat issue sebenarnya yang diinginkannya. Itukah Ramona? Lain Ramona fiksi, lain pula dengan Ramona dalam dunia yang nyata. Dunia alam, dunia tumbuh-tumbuhan. Ramona dalam dunia alam adalah nama yang tidak populer untuk dari Sage (Salvia Officinalis), sejenis tumbuhan dalam keluarga mint (Limiaceae) yang banyak digunakan untuk menambah aroma pada masakan dan juga dipergunakan untuk obat-obatan. Salah satu spesiesnya, Sage Putih (White Sage / Salvia Apiana) misalnya sering digunakan dalam campuran teh untuk menimbulkan efek mengurangi derasnya keringat, air liur, lendir pada gejala penyakit pada sinus, kerongkongan dan paru-paru. Penggunaan tumbuhan ini pada teh dingin dianggap berguna sebagai penguat perut (stomach tonic), dan pada teh hangat dipercaya akan memelihara kesehatan kerongkongan. Bahkan penggunaannya juga dipercaya dapat bermanfaat mengatasi gejala negatif dalam kasus menstruasi berat, meski karena efeknya mengurangi produksi susu maka tidak dianjurkan untuk ibu yang tengah menyusui. Dari Ramona dalam dunia herbal inilah, sinonimnya Sage dalam bahasa Inggris membawa pada makna bijaksana atau kebijaksanaan. Entah apakah aroma tumbuhan ini berasosiasi dengan ketenangan, sehingga membawa kata Sage pada makna bijaksana? Entahlah, tetapi... Itukah Ramona? * * * Setiap tahun, lagi-lagi Ramadhan selalu mencari Ramona. Siapakah Ramona? Apakah ia sebenarnya? Dimana ia? Apakah menemukan Ramona, kita menemukan jalan kebebasan dari pakem-pakem yang membelenggu kehidupan dalam sebelas bulan bak Ramona dalam Asrul Sani punya cerita? Namun seperti Ramona itu pula ritual hanya demontrasi atraktif yang tak mencapai substansi sebenarnya? Seperti Ramona kekasih Allesandro yang tak mampu menyampaikan issue sebenarnya dalam hasrat sang penciptanya? Kalau itu Ramona, kalaulah itu Ramona yang dicari, Ramadhan beberapa tahun terakhir ini mungkin telah menemukannya. Ramadhan-ramadhan terakhir, ritual rasanya menjadi semakin kehilangan makna. Televisi mungkin jadi penawar dalam arti harafiahnya. Membuat Ramadhan malah menjadi tawar dengan segala hiruk pikuknya, dengan lelucon dan tebaran hadiah pengantar sahurnya. Pengajian-pengajian menjadi semakin tidak menarik karena kali demi kali Ramadhan seperti tak membawa perubahan yang bermakna dalam hari-hari setelahnya. Dalam diri demi diri, jiwa demi jiwa, tak terbatas kecil besar miskin kaya, rakyat pejabat atau ulama. Sampai akhirnya hari-hari berlalu dan bertemu lagi dengan Ramadhan, dan Ramona yang sama. Ramadhan terasa jadi selebrasi. Mengikuti hari di ujungnya. Pesta demonstratif-atraktif, dan seperti pula Ramona, Ramadhan tak pernah mencapai hasil subtansi yang dimaksudkan sebenarnya. Hari-hari puasa mungkin tidak sampai jatuh menyebalkan, atau mungkin untuk beberapa orang sampai demikian. Tetapi menjadi jamak ketika cinta menjadi materi yang populer dalam Ramadhan. Di usung dalam kuliah-kuliah di setiap saat yang bisa dilakukan. Pagi, siang, malam. Dalam setiap media yang bisa dimasukkan. Koran, radio, televisi. Dan seperti Ramona kekasih Allesandro, popularitas cinta berlari-lari dalam Ramadhan. Mati di sini, hidup di sana. Cinta hanya menjadi jualan dan kerap terasa bagai bualan dongeng populer, ketika kekerasan tetap menetap dalam hati, dimana-mana. Ketika seperti dalam kisah Ramona, kepentingan uang, kedudukan, kehidupan material bagi Senora Gonzaga Moreno membuatnya tak mampu mencintai Ramona dengan setulusnya. Itukah Ramona? Fiksikah ia? Apatah Ramona sesungguhnya ada di sana. Ada dalam aroma Ramadhan. Aroma yang menyejukkan. Aroma yang menjadi obat. Yang membuat tubuh dan jiwa menjadi kuat. Yang melegakan kerongkongan. Yang menghentikan pendarahan? Yang seperti tersembunyinya nama Ramona dalam nama populer Sage, kemudian membawa kita pada kebijaksanaan yang tersembunyi? Apakah itu Ramona? Nyatakah Ia? Atau mungkin Ramona sesungguhnya adalah rangkuman seluruhnya. Ia akan menjadi aroma yang menyegarkan, menjadi obat penguat jiwa ketika Ramadhan justru diisi dengan pemberontakan terhadap pakem-pakem Ramadhan yang selama ini mengungkung kita, yang selama ini tidak membawa hasil apa-apa. Justru Ramadhan harus diisi dengan pancarian cinta, bukan berlari-lari bersamanya dalam popularitas, namun dalam pencarian cinta dalam makna issue yang sebenarnya, yang diinginkan sang pencipta cinta? Mungkinkah Ramona ini yang akan membangkitkan kebijaksanaan yang tersembunyi dalam sebelas bulan kita memporak-porandakan kehidupan dunia? Entahlah. Tetapi Ramadhan ini, rasanya lagi-lagi tetap harus mencari Ramona. Sentaby, DBaonk "Mohon Maaf Lahir Bathin" Referensi : Kejarlah Daku Kau Kutangkap - http://id.wikipedia.org/wiki/Kejarlah_Daku_Kau_Kutangkap - http://lapanpuluhan.blogspot.com/2006/03/film-kejarlah-daku-kau-kutangkap.html Ramadhan dan Ramona - http://id.wikipedia.org/wiki/Ramadhan_dan_Ramona Ramona - Novel by Helen Hunt Jackson - http://en.wikipedia.org/wiki/Ramona Ramona - Sage (Answer.Com) - http://www.answers.com/topic/sage-1 - http://en.wikipedia.org/wiki/White_sage - http://en.wikipedia.org/wiki/Common_sage