http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007090802471964
Sabtu, 8 September 2007 Istri Munir Beri Bunga Duka Cita JAKARTA (Lampost): Tiga tahun kematian aktivis HAM Munir diwarnai demonstrasi sejumlah ormas. Istri Munir, Suciwati, memberikan karangan bunga duka cita pada Badan Intelijen Negara (BIN). PUISI UNTUK MUNIR. Seorang siswi SD Muhammadiyah 4, Batu, Jawa Timur, Jumat (7-9), membacakan puisi untuk memperingati tiga tahun tewasnya pejuang HAM Munir. Munir menamatkan SD di sekolah tersebut, antara tahun 1971 dan 1977. Tiga kematian kematian Munir juga diwarnai demonstrasi di sejumlah tempat. (ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO) "Kami berikan bunga kepada BIN. Kalau bisa diterima Kepala BIN Syamsir Siregar, kami merasa terhormat," kata Suciwati saat orasi di depan Kantor BIN, Jalan Pejaten, Jakarta, Jumat (7-9). Suci bergabung ribuan pengunjuk rasa dari Aliansi Solidaritas untuk Munir dan Demokrasi (Asumsi). Suci mendorong Syamsir berani menuntaskan kasus pembunuhan suaminya yang terjadi tanggal 7 September 2004 dalam perjalanan di pesawat dari Singapura menuju Amsterdam, Belanda. "Kami ke sini bukan konfrontasi, melainkan membantu membersihkan institusi ini. Siapa pun pelakunya harus diseret ke pengadilan. Ada duri dalam daging di BIN yang harus dibersihkan," ujar Suci yang berdiri di mobil bak terbuka. Sekitar sepuluh karangan bunga diletakan di depan pagar Kantor BIN. Satu karangan bunga bertuliskan "Turut Berduka Cita untuk Penuntasan Kasus Munir". Dalam kesempatan sama, Koordinator Komite untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) Usman Hamid menyatakan aksi di Kantor BIN bukan kecaman atau penyerangan. Aksi ini untuk membersihkan BIN dari tindakan antikemanusiaan. Sebelum bergerak ke Kantor BIN, pendukung Munir berkumpul di Tugu Proklamasi. Pendemo datang secara bergelombang sejak pukul 13.00 menggunakan mobil pribadi, angkutan umum, sepeda motor, dan Metromini. Mereka mengenakan kaus merah dan hitam bergambar Munir dengan tulisan "Munir Dibunuh karena Benar". Massa Asumsi sempat orasi di depan Tugu Proklamasi selama 10 menit. Mereka mendesak Presiden menggunakan otoritas untuk membuka kasus ini. Di Yogyakarta, puluhan aktivis juga menuntut BIN dibubarkan. Aktivis yang tergabung Koalisi Masyarakat untuk Solidaritas Udin dan Munir (Kasum) itu mendatangi DPRD DIY di Jalan Malioboro. Para demonstran menyesalkan kinerja aparat yang tidak serius membongkar pembunuhan aktivis di Indonesia. Pembunuhan Munir dan wartawan Bernas Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin merupakan kasus yang sampai kini belum terungkap. Kasum mendesak dugaan BIN berada di balik tewasnya Munir segera diungkap. Mereka meminta sejumlah pejabat dan mantan pejabat BIN, seperti Hendropriyono, Muchdi P.R., dan As'ad diseret ke pengadilan. Dari Gedung DPRD, demonstran melanjutkan aksi di kantor Gubernur. Namun, aksi aktivis Kasum dihalangi puluhan anggota Satpol Pamong Praja (PP) yang lebih dahulu menutup gerbang Kantor Gubernur di Kepatihan.
<<bening.gif>>
<<080907.jpg>>