Sudah seharusnya kenyataan sejarah yang terjadi diajukan sebagaimana adanya, 
tidak diplintir, digelapkan bahkan terbalik sebagaimana kehendak hati-penguasa. 
Utarakanlah apa adanya sesusai kenyataan yang terjadi.

Sebelumnya juga sudah ada yang mengungkap dimana peranan bahasa Melayu-Tionghoa 
sebagai awal/dasar perkembangan bahasa Indonesia sekarang ini, kemudian disusul 
pengungkapan peranan Tionghoa dalam dalam penyebaran Agama Islam di Indonesia, 
dan sekarang, ... ternyata wayang orang juga tidak luput adanya peranan 
Tionghoa didalamnya. Sebagai satu bukti lagi, dimana Tionghoa di Indonesia 
sudah menyatu dengan Bangsa Indonesia ini ratusan tahun yl., sekalipun 
menghadapi politik pecah-belah kolonial Belanda, segelintir penguasa yang rasis 
dan anti Tionghoa, ... tapi tetap tidak bisa meenghalangi apalagi menghilangkan 
kenyataan telah menjadi satunya Tionghoa dalam bagian Bangsa Indonesia.

Salam,

ChanCT

Wayang Orang Bukan Ciptaan Kraton Solo
Sabtu, 08 September 2007 | 13:47 WIB 

TEMPO Interaktif, Solo:Orang-orang Thionghoa memiliki banyak kontribusi 
terhadap kebudayaan Jawa meski sejak zaman kolonial Belanda hubungan orang 
Tionghoa dengan orang Jawa dibatasi. Contohnya Wayang Orang Panggung. 

Seni itu, menurut Dr Rustopo, ternyata diciptakan oleh seorang keturunan 
Tionghoa bernama Gam Kam. "Jadi salah bila wayang orang panggung ciptaan 
kraton, karena yang pertama kali menciptakan adalah Gan Kam pada tahun 1895," 
kata saat menyampaikan pidato pengukuhan dirinya sebagai guru besar jurusan 
karawitan di Institut Seni Indonesia, Sabtu. 

Selain wayang orang panggung, dia melanjutkan, orang-orang Tionghoa juga 
memiliki andil besar dalam bidang kebudayaan lain seperti batik, keris, bahasa 
dan sastra Jawa hingga dunia lawak. Di bidang batik, dari penelitian yang 
dilakukan Rustopo diketahui batik-batik klasik yang dikoleksi perancang Irwan 
Tirta ternyata adalah karya orang Tionghoa. 

"Go Tik San berperan dalan membuat Batik Indonesia yang merupakan perkawinan 
batik gaya kraton dengan pesisir," ujar Rustopo. 

Menurut Rustopo, tanpa ada seorang warga keturunan Tiongkok yang bernama Kho 
Djin Tiong, mungkin dunia entertaimen tidak akan mengenal lawakan Srimulat. Kho 
Djin Tiong yang dikenal bernana Teguh Srimulat lah yang mempelopori dunia lawak 
seperti saat ini. 

"Kho Djin Tiong adalah guru besar pertunjukkan lawak. Peran orang Tionghoa 
dalam kebudayaan sering kali tertutupi karena stereotype pada ekonomi dan 
politik semata," kata dia. 

Di hadapan sidang Senat ISI, Rustopo, 55 tahun, Menyampaikan pidato berjudul 
"Konstribusi Orang-orang Tionghoa dalam Kebudayaan Jawa", Rustopo menjadi guru 
besar etujuh yang dimiliki ISI Solo. Imron Rosyid 

Kirim email ke