Angka "suci" atau angka celaka bagi suatu negara yang sampai ke tanggal 30 Agustus 2007 ini? Pada tangga; 30 Agustus 2007 Mangkamah Agung Indonesia mengeluarkan keputusan, membenarkan tuntutan pencemaran nama baik mantan Pres.Suharto oleh majalah Time, dan dijatuhilah Time denda pencemaran nama baik sebesar 1 trilyun rupiah. Beberapa hari kemudian keluarlah suatu program yang disponsori oleh PBB dan dibentuklah suatu komisi dengan nama: Stolen Asset Recovery Initiative yang bertujuan mengurangi dampak korupsi global yang dilakukan oleh petinggi2 suatu negara. Dicantumkan pula daftar dari para petinggi2 negara dimana korupsi telah terjadi dan list dikeluarkan. Mantan Presiden Suharto di dudukkan di tangga pertama dari para koruptor kelas kakap. Kenapa tanggal 30 Agustus itu bisa dikatakan adalah loncengnya kematian suatu negara terutama dalam hal ini negara Indonesia? Sekarang terhempas dimuka kita satu bangkai tata peraturan hukum Indonesia yang terkapar dan menarik napas penghabisan karena tatanan hukum sekarang sampai ke point of no return....menuju ke mati-nya undang2 dan hukum. Kenapa lonceng kematian karena dengan putusan MA terhadap majalah Time, sekarang MA dihadapkan dengan masalah...menghadapi PBB yang telah menghina, mencemarkan nama baik mantan Pres Suharto dengan mengeluarkan list dimana Suharto adalah juara koruptor sedunia dan se-antero zaman. Apabila MA Indonesia tidak berhasil menggugat dan menjatuhkan hukuman yang serupa seperti terhadap majalah Time, terhadap terdakwa baru...PBB,... maka konklusinya yalah......matinya undang2 dan hukum di Indonesia. Konsekwensinya apakah suatu negara tanpa undang2 dan hukum itu masih bisa dikatakan suatu negara? Deldel duwel-lah sekarang kita semua, hidup didalam suatu negara tanpa hukum. Sekarang kita semua sebagai penghuni suatu hutan belantara dimana hukum didasari oleh ..the fittest....atau hidup di hukum rimba...survival of te fittest...homo homini lupus! "Only part of us is sane: only part of us loves pleasure and the longer day of happiness, wants to live to our nineties and die in peace, in a house that we built, that shall shelter those who come after us. The other half of us in nearly mad. It prefers the disagreeable to the agreeable, loves pain and its darker night despair, and wants to die in a catastrophe that will set back life to its beginnings and leave nothing of our house save its blackened foundations." Rebecca West Black Lamb and Grey Falcon "Man's destructive hand spares nothing that lives; he kills to feed himself, he kills to clothe himself, he kills to adorn himself, he kills to attack, he kills to defend himself, he kills to instruct himself, he kills to amuse himself, he kills for the sake of killing. Proud and terrible king, he wants everything and nothing resists him... from the lamb he tears its guts and makes his harp resound... from the wolf his most deadly tooth to polish his pretty works of art; from the elephant his tusks to make a toy for his child - his table is covered with corpses... And who [in this general carnage] will exterminate him who exterminates all others? Himself. It is man who is charged with the slaughter of man... So it is accomplished... the great law of the violent destruction of living creatures. The whole earth, perpetually steeped in blood, is nothing but a vast altar upon which all that is living must be sacrificed without end, without measure, without pause, until the consummation of things, until evil is extinct, until the death of death." Josef de Maistre Semoga tulisan oleh kedua sastrawan tentang kemanusiaan menggugah yang masih tidur dan memberi semangat kepada orang yang cinta sesamanya tanpa pilh kasih, tanpa pandang bulu. Orang yang diberi bekalan kemanusiaan akan mendahulukan...kemanusiaan ketimbang keserakahan, kekejian.Kemanusiaan menuntut keadilan, kesama rataan semua manusia dimata hukum...dan keadilan dan hukum menjadi junjungan semua manusia. Harry Adinegara
--------------------------------- Sick of deleting your inbox? Yahoo!7 Mail has free unlimited storage. Get it now.