Saya rasa tak perlu dihubung-hubungkan. Iklan adalah iklan. Urusan politik 
adalah urusan politik. Selama pengiklan masih bisa bayar tarif Kompas yang 
selangit, kenapa tidak? Masyarakat pembacalah yang menentukan. Kalau ia merasa 
Malaysia itu basi, ya tak bakal tertarik liburan ke sana. Menurut opini 
pribadiku, Malaysia memang garing. Rugi kalau liburan kesana....mending 
jalan-jalan ke Bandung, Bali, Tana Toraja, atau yang paling deket ke Bogor dan 
Puncak, serta Sukabumi..:))



  ----- Original Message ----- 
  From: socio.pathos 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, September 22, 2007 11:20 AM
  Subject: [mediacare] Promo Malaysia: Mengapa Kompas memuatnya di hari Sabtu?


  Pertanyaan ini jelas tak perlu dijawab. Sabtu adalah hari "kejepit"
  bagi berita poleksosbud. Kecuali berita makan dan hal menyenangkan
  lainnya, menyambut hari Minggu tentulah tak elok memajang berita yang
  memacu adrenalin. Kecuali lagi kalau ada kebakaran, gempa, bom bunuh
  diri atau hal lain yang "disastrous".

  Di tengah maraknya anti-Malaysia hari ini, sebuah koran besar di
  negeri ini memuat liputan habis-habisan tentang pariwisata, tokoh
  hingga iklan mobil buatan Malaysia atas nama "produk Indonesia", satu
  pertanyaan besar di kepala saya: apa yang Pemerintah kita lakukan saat
  semua orang di negara tetangga menghujat kita dengan Adam Air dkk
  berturut-turut jatuh waktu itu? Apa yang dilakukan Depbudpar saat
  peringatan Bom Bali 1 ataupun 2? Kemana perginya anggaran kita ya? 

  Tapi ada satu pertanyaan kecil di kepala saya hari ini, mengapa
  Malaysia rela membuang uang lebih dari Rp 1 milyar untuk liputan
  khusus di Kompas ya? Pertanyaan yang tak perlu dijawab juga, mungkin.

  Hasimah



   


------------------------------------------------------------------------------


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.487 / Virus Database: 269.13.27/1020 - Release Date: 20/09/2007 
12:07

Kirim email ke