Sumber: http://artculture-indonesia.blogspot.com From: Farida Wardhani, Surabaya E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Saya menduga keras, pernyataan atau tuntutan "Garda Pembebasan" hanya sebuah gertak sambel, cara teror terhadap Komunitas Utan Kayu. Sangat mungkin organisasi itu hanya organisasi palsu. Lebih baik dibiarkan saja. Akan tetapi pernyataan seperti itu menunjukkan bahwa serangan terhadap sebuah lembaga yang sengit sekali dan tidak putus-putusnya selalu mempunyai tujuan. Apa tujuannya? Mengritik Goenawan Mohamad dkk saja? Atau lebih jauh, yaitu membungkam mereka dan menghentikan kegiatan mereka di bidang budaya? Saya sendiri tidak tertarik soal KUK dalam debat ini, yang saya anggap hanya soal orang yang tinggal di Jakarta. Saya hanya tertarik kepada ide-ide yang dimunculkan selama perdebatan itu (soal sastra dan agama, misalnya). Akan tetapi akhirnya sepertinya ini bersangkutan dengan soal kritik. Farida Wardhani. _______________________________ 25 September 2007 Garda Depan Pembebasan: "Bubarkan Komunitas Utan Kayu!" From: Garda Depan Pembebasan E-mail: [EMAIL PROTECTED] Bubarkan Komunitas Utan Kayu! (1) Seniman Garda Depan Pembebasan (GDP) dengan ini mendesak kepada Pemerintah untuk membubarkan Komunitas Utan Kayu (KUK). (2) Kami mengimbau pihak kepolisian supaya menutup areal di jalan Utan Kayu 68H itu agar tidak digunakan bagi kegiatan kesenian yang mengancam martabat bangsa. Telah diketahui luas, bahwa KUK adalah tempat penyebaran ide-ide liberalisme yang mengutamakan humanisme universil dengan mendatangkan seniman-seniman asing secara besar-besaran. KUK juga menjadi tempat berkumpulnya kelompok Islam Liberal dan bekas-bekas tapol G30S/PKI yang ateis dan Marxis. (3) Kami menuntut agar dominasi KUK dalam bidang sastra harus diakhiri. (4) Kami menuntut agar Goenawan Muhammad diusut. (5) Kami menuntut agar Harian Kompas memecat Hasif Amini sebagai redaktur budaya dan diganti oleh Saut Situmorang yang jelas-jelas berprinsip "sastra untuk rakyat tertindas". (6) Kami menuntut agar Koran Tempo memecat Nirwan Dewanto sebagai redaktur budaya dan diganti oleh sastrawan yang ditunjuk oleh Saut Situmorang serta DEWAN penandatangan Manifesto Ode Kampung. (7) Kami menuntut agar jurnal Kalam dilarang terbit. Bersama ini pula kami menyerukan apabila Polisi gagal bertindak, para seniman boemipoetera yang progresif mengambil alih areal Jalan Utan Kayu 6H, termasuk stasiun radio dan teater, dan membuang jauh-jauh buku-buku liberalisme dan marxisme-leninisme dari perpustakaannnya. SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!!! GARDA DEPAN PEMBEBASAN Mudzakir H.S. Ketua Elisia Purba Sekretaris I _______________________________ From: Putu Nova, Bali E-mail: [EMAIL PROTECTED] Kurasa dua orang itu cuma bempernya si Saut Situmorang. Sama seperti Saut, kurasa mereka juga orang-orang yang tidak pernah mengenal arti toleransi, tidak mengenal pergaulan dan hanya menganggap dirinya sendiri yang paling benar. Saya tidak sepaham dengan pembubaran Komunitas Utan Kayu. Marilah kita berfikir cerdas dan bebas namun tetap pada tatanan etika dan budaya. _______________________________ From: Emde, Surabaya E-mail: [EMAIL PROTECTED] Buat kawan kawan di KUK... Jalan aja terus...biarin aja mereka yang menggonggong. Macam tidak ada kerjaan. Mereka tidak pernah berbicara "prinsip" yang bertentangan...tetapi lebih pada masalah eksistensi subyektif pribadi...kalian mampu memberikan warna pd budaya saat ini...publik yang akan menilai...so gak usah kuatir... Apalagi yang mau pake fisik segala. Emangnya mereka siapee?? Mau model tentara orde baru segala...yang namanya seni gak bisa di "kerasin"...dengan model apapun... jalan aja...publik mengawasi kalian semua... emde surabaya _______________________________ From: Subagio, Surabaya E-mail: [EMAIL PROTECTED] Wah, wah... dunia sastra heboh.... perang ideologi. Seingat saya - Allah dalam Alquran berkata, Laaikrohafiddiin, tak ada paksaan dalam agama. Konsekuensi tanggung sendiri-sendiri, silahkan pilih jalan apapun. Tapi manusia rupanya cukup pongah juga dengan otaknya yang tak pernah dapat menghitung tepat berapa jumlah rambutnya sendiri. Sebenarnya sederhana saja: kalau yang tak suka membaca lendir-lendir ya jangan dibaca. Kalau yang mau baca ya terserah. Tapi kalau ada yang menyerang martabat (dalam arti ada yang merasa terserang) ya selesaikan secara kemanusiaan. Pertama dengan damai pribadi, kedua dengan damai sosial, ketiga dengan dama agama, kalau tidak bisa terus disepakati aja lembaga penyelesaiannya, mau pakai arbitrase, mediasi, atau pengadilan. Tapi kita tak mungkin akan memuaskan kehendak pribadi dan subyektif dan mesti belajar menelan pahit atas perilaku orang lain. Kadang terpaksa kita harus membutakan diri dari apa yang kita anggap ketidakbenaran namun dianggap kelompok manusia lain sebagai kebenaran. Manusia tak akan pernah sempurna. Sebab apa yang hari ini kita pahami sebagai kebenaran bisa jadi esok kita pahamai lain. Wah, sulit juga saya berpikir.... mungkin saya juga harus memberi hak mereka untuk berselisih sebab kalau itu yang harus terjadi maka terjadilah. Kalau saya berpendapat begini mesti juga dengan pemahaman kebenaran saat ini yang saya percayai dan belum tentu sebagai kebenaran sejati. Untuk mengatasi semua itu, berusaha saja menjadi manfaat sebesar-besarnya bagi alam ini. CakBagio _______________________________ From: Bagus Pramudya, Surabaya E-mail: [EMAIL PROTECTED] WALAH HARI GINI KOK MASIH ADA PROVOKATOR UNT TINDAK ANARKHIS SIH???? di BULAN PUASA LAGI!!! Jangan-jangan Mudzakir dan Elisia Purba yang perlu diusut..!!! hehehehe _______________________________ From: Ruslan Sangadji, Palu E-mail: [EMAIL PROTECTED] Mudzakir dan Elisia Purba, apa sih sebenarnya yang kalian sedang lakukan? Apa yang kalian lakukan itu, justru menebar kebencian dan itu adalah kerja-kerja para provokator. Kenapa Anda tidak dengan tulus dan hati terbuka melihat kenyataan bahwa memang teman-teman di KUK itu adalah kelompok cerdas dan lebih hebat dari Anda berdua. Tuntutan yang kalian sebarkan itu, seharusnya dialamatkan pada Anda bukan pada KUK. Salam Ruslan Sangadji The Jakarta Post di Palu ________________________________ Posted by: Angel E-mail: [EMAIL PROTECTED] Waduhhh.. seru juga yaaa... tampaknya KUK dan Garda. Yang saya tidak tahu, siapa mereka itu? Ternyata masing-masing sedang menabuh genderang perang. Jika dipikir-pikir, sebenarnya apa misi mereka itu? Apakah akan bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat banyak dan negara? ________________________________ From: Bowie Djati, Jakarta E-mail: [EMAIL PROTECTED] Hiii haree geneee masih ada anarkisme gitu, pantes negara ini gak maju-maju...ck ck ck ________________________________ Posted by: Soni Anggara E-mail: [EMAIL PROTECTED] Puasa-puasa membaca tulisan di bawah ini jadi ada "hiburan". Pakai semboyan "Merdeka" dan bawa-bawa nama "Garda Depan Pembebasan" tapi isinya larangan semua. Capek dech. He he ________________________________ Posted by: Hery Budianto E-mail: [EMAIL PROTECTED] Hare gene masih ada juga yang beginian..... Salam, Herbo ________________________________ From: Iswandi Arisandi E-mail: [EMAIL PROTECTED] HAH....Gila neh, bukankah dengan berdiskusi tentang berbagai macam ilmu dan ideologi akan tercipta pemahaman lebih mendalam tentang kehidupan yang akan bermuara pada kebijaksanaan. Masak seh orang sekelas Saut Situmorang dkk yang bahkan sudah malang melintang dan mempunyai kesaktian di bidang kesusasteraan tidak menyadari hal ini bahkan menentangnya. Penjajahan seperti apalagi ini? Bukankah sebagai orang terpelajar macam bung Saut dkk harus bisa jujur sejak dalam pikiran?? ________________________________ From: Hendrik Samual, Bandung E-mail: [EMAIL PROTECTED] Hey Bung Mudzakir dan Elisia Purba, jangan gitu dong! Mereka itu kan juga penduduk Indonesia yang harus dilindungi. Kenapa harus memusuhi mereka? ________________________________ From: Hary Koriun E-mail: [EMAIL PROTECTED] Galak banget sih ini kelompok. FPI saja tidak segalak ini. Kok kayak gaya PKI mengganyang musuhnya ya? ________________________________ From: Hujan E-mail: [EMAIL PROTECTED] Ini sih bukan gaya PKI, ini gaya Yahudi yang suka nitip isu. Sekali merdeka, tambah sengsara! ________________________________ From: Irly Irwansyah E-mail: [EMAIL PROTECTED] Halahhh apalagiiii ini...ya mbok pikirin yang penting-penting aja buat hidup mas... Cari makan aja susah......hmm hmm hmmm..... *mual baca nya* ________________________________ e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com --------------------------------- Pinpoint customers who are looking for what you sell.