Salam, Maaf moderator, saya ikut nimbrung. Menurut hemat saya, jika segala seuatu yang tabu diumumkan pada publik (diuarkan), lalu tidak akan bernada porno lagi, apakah bukan akan membuka celah orang-orang bermental usil untuk mengungkapkan semua alat vital/simbol-simbol kemaluan manusia secara vulgar? Ya, seperti yang dilakukan Bung Saut Situmorang dengan sajak-sajak "Jembut"nya itu yang saya kira sangat memalukan. Apalagi bung Saut membawa-bawa nama "NYA", "DIA" yang interprestasinya adalah TUHAN? Sajak-sajak Bung Saut, saya kira, bukan saja melecehkan keyakinan suatu agama, namun semua agama dengan kalimat-kalimat sajaknya itu. Miris sekali.
Dan, sebelumnya saya juga ada postingkan sajak saya berjudul "SAUT YANG TAK BERJEMBUT" adalah semata sikap protes saya pada sajak-sajak Bung Saut. Sebagai orang Timur, saya berdoa Bung Saut kembali ke jalan yang benar... Tabik, Muhammad Subhan Bukittinggi