Seulas kisah tentang "rocker tobat" Gito Rollies
   
   
   
  Senin, 17 September 2007

Menelusuri Tapak Musik Gito Rollies 
   
  oleh Denny Sakrie




  Perjalanan musik dan hidup Gito Rollies memang penuh warna. Berawal dari 
pentas pertunjukan musik rock yang hedonistik hingga ke dunia religius di 
jelang usia ke-60 pada 1 November nanti. Lelaki berparas keras dengan nama 
lengkap Bangun Soegito Toekiman ini dilahirkan di Biak, Irian Barat.
  Meskipun sekarang Gito lebih menekuni kehidupan Islami sebagai seorang dai, 
namun, Gito yang pertamakali bergabung di kelompok Bandung The Rollies di akhir 
dasawarsa 60-an itu, masih belum meninggalkan dunia musik. Lelaki yang pernah 
mengenyam pendidikan Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB), meski tak 
selesai ini, bahkan baru saja merilis album solo terbarunya bertajuk Kembali 
Pada-Nya di bawah label Sony BMG Indonesia. 
  Menariknya, di album yang beratmosfer religius ini, Gito menyanyikan ulang 
dua hit The Rollies yaitu Cinta yang Tulus (Kau yang Kusayangi), karya Ignatius 
Hadianto dan Hari Hari, karya Oetje F Tekol. Lirik kedua lagu ini memang 
sengaja diubah.
  Lagu Cinta yang Tulus, yang dulu dinyanyikan almarhum Delly Rollies, bertutur 
tentang perasaan cinta seorang pria terhadap wanita pujaan, kini beralih makna 
menjadi cinta seorang makhluk Illahi terhadap Allah SWT. Lagu Hari Hari, yang 
dahulu liriknya mencerminkan sikap hedonistik materialistik berubah menjadi 
bagaimana seorang ummat memaknai perbuatannya sehari-hari untuk dipertanggung 
jawabkan kelak di akhirat.
  Napas rock memang masih terasa di album terbaru Gito ini, meski tidak dalam 
bentuk yang ekstrim. Di sini ia berkolaborasi mulai dari Yockie Soerjoprajogo 
mantan personel God Bless hingga kelompok Gigi.
  Asam garam
Gito memang telah banyak melahap asam garam dunia pentas pertunjukan dan 
rekaman. Sosoknya mulai dikenal khalayak ketika bergabung dengan The Rollies di 
tahun 1968. Dengan rambut bergaya afro-look, Gito memang terlihat bagaikan 
James Brown, superstar berkulit hitam yang kesohor dengan musik soul dan funk.
  Gito pada akhirnya memilih mengikuti gaya dan teknik bernyanyi James Brown. 
Suaranya yang serak lalu menyanyikan lagu-lagu James Brown, seperti It's A 
Man's Man's Man's World, I Feel Good, dan Cold Sweat pada album perdana The 
Rollies yang direkam Phillips Productions Singapore.
  Selain terampil bernyanyi, Gito pun memiliki aksi pentas yang memikat. 
Apalagi, ia ternyata menguasai permainan instrumen trompet, hingga biola. Tak 
pelak, namanya pun dielu-elukan penggemar fanatiknya. Sayangnya, tindak-tanduk 
Gito saat itu cenderung dalam konotasi buruk. Bersama rekan segrupnya, Deddy 
Stanzah, Gito mulai berkubang dengan minuman keras dan narkoba. Bahkan, baik 
Deddy Stanzah maupun Gito sempat didepak dari The Rollies, karena 
ketergantungan narkoba.
  Saat itu, di sekitar tahun 1973, Gito Rollies sempat menjadi vokalis kelompok 
Cockpit di Jakarta. Tak lama berselang, karena berjanji akan berdisiplin dalam 
bermain musik, Gito pun kembali bergabung dengan The Rollies. Di sela-sela 
waktu luang, terkadang Gito ikut mendukung konser Superkid, kelompok trio yang 
dibentuk sahabat dekatnya, Deddy Stanzah bersama Deddy Dorres, dan Jelly 
Tobing. Di tahun 1976, ia malah resmi berduet dengan Deddy Stanzah dalam album 
berbahasa Inggris dengan tajuk Higher and Higher yang keseluruhan lagunya 
ditulis oleh Denny Sabri, wartawan majalah Aktuil.
  Salah satu yang menarik di album ini terdapat lagu yang diciptakan khusus 
oleh Denny Sabri setelah terinspirasi mengamati gerakan gerakan tubuh Gito bila 
sedang manggung, berjudul Do The Gito Dance. Lagu ini pun dikemas dalam 
aransemen musik soul dan funk, seperti penyanyi yang ditiru Gito: James Brown.
  Penyanyi solo
Pada paruh dasawarsa 80-an, Gito Rollies mulai menjajaki karier musik sebagai 
penyanyi solo dengan merilis album Tuan Musik. Di album ini Gito didukung oleh 
sahabat-sahabatnya dari The Rollies, seperti Oetje F Tekol dan Jimmie Manoppo.
  Ternyata, karier solo Gito Rollies bisa dianggap berhasil. Dan, pihak Sokha 
Records tetap merilis album-album solonya, termasuk berduet dengan Farid Hardja 
maupun dengan Deddy Stanzah. Harpa Record dan Atlantic Record bahkan 
menggandeng Gito berduet dengan vokalis God Bless, Achmad Albar lewat 
lagu-lagu, seperti Kartika dan Donna Donna yang menjadi hit di dasawarsa 90-an.
  Pada album Goyah dan Nona, penampilan Gito Rollies didukung sederet pemusik 
dan komposer mumpuni, seperti Ian Antono, Dodo Zakaria, Billy J Budihardjo, 
Jimmie Manoppo, dan banyak lagi.
  Layar lebar
Selain menuai sukses cemerlang di ranah musik, Gito pun ternyata memiliki bakat 
dalam seni peran. Di tahun 1978, ia tampil dalam film layar lebar bertajuk 
Perempuan tanpa Dosa bersama aktris laris saat itu, Yenny Rachman. Karakter 
yang dimainkan Gito cenderung pada sosok antagonis. Misalnya di film ini, ia 
berperan sebagai Freddie, seorang penjahat yang berobsesi hingga memasuki dunia 
rekaman. Tapi dalam film Kereta Api Terakhir, Gito malah berperan sebagai 
prajurit Tigor.
  Di dasawarsa 2000, sosok Gito masih berkibar di layar lebar. Misalnya, ia 
berperan sebagai penjual buku bekas yang bijaksana dalam film Ada Apa dengan 
Cinta yang disutradarai Rudy Sujarwo. Atau berlaku sebagai Pak Ucok, yang 
bekerja sebagai pemutar film di bioskop sinepleks dalam film Janji Joni yang 
dibesut Joko Anwar. Di film ini pula, Gito berhasil meraih Citra sebagai 
Pemeran Pembantu Terbaik pada Festival Film Indonesia 2005. 
  Gito Rollies tetap berkutat di dunia seni, walau dalam dimensi yang berbeda. 
Lelaki ini masih tetap berada di kerumunan khalayak. Jika dari era 70-an hingga 
90-an Gito Rollies dikerubuti penonton dan penggemarnya, kini Gito dikelilingi 
oleh para jamaahnya.
  DISKOGRAFI
  Bersama The Rollies
  1.The Rollies - The Rollies (Phillips,1968)
2.Halo Bandung - The Rollies (Philips,1969)
3.Let's Start Again - The Rollies (Remaco,1971)
4.Bad News - The Rollies (Remaco,1972)
5.Sign of Love - The Rollies (Purnama Record,1973)
6.Live in TIM - The Rollies (Hidajat & Co 1976)
7.Tiada Kusangka - The Rollies (Hidajat & Co,1976)
8.Keadilan - New Rollies (Musica Studios,1977)
9.Dansa Yok Dansa - New Rollies (Musica Studios,1977)
10.Bimbi (Vol 3) - New Rollies (Musica Studios,1978)
11.Kemarau - New Rollies (Musica Studios,1978)
12.Kerinduan - New Rollies (Musica Studios,1979)
13.Pertanda - New Rollies (Musica Studios,1979)
14.Rollies '83 (Mabuk Cinta) - Rollies (Sokha,1983)
15.Rollies (Astuti) - Rollies (Sokha,1984)
16.Rollies'86 (Problema) - Rollies (Sokha,1986)
17.Iya Kan? - Rollies (Sokha,1990)
18.New Rollies '97 - New Rollies (Musica Studio,1997)
  ALBUM SOLO
  1.Tuan Musik (Sokha Records 1986)
2.Permata Hitam/Sesuap Nasi (Sokha Records 1987)
3.Aku Tetap Aku (Sokha Records 1987)
4.Air Api (Sokha Records 1987)
5.Tragedi Buah Apel (Sokha Records 1987)
6.Goyah (Sokha Records 1987)
7.Nona/Esmiran (Sokha Records 1989)
8.Hari Dansa (Bursa Musik 1990)
9.Kembali Pada-Nya (Sony BMG Indonesia 2007)
  ALBUM DUET
  1.Higher and Higher - Bersama Deddy Stanzah (SM Recording 1976)
2.Koq (Lepas Sensor) - Bersama Deddy Stanzah (Sokha/DS Records 1988)
3.Sop Dihidangkan - Bersama Farid Hardja (Sokha Records 1988)
4.Donna Donna - Bersama Achmad Albar (Bursa Musik,1990)
5.Kartika - Bersama Achmad Albar (Harpa/AR 1990)
  ALBUM TRIO 1.Jangan Cemberut - AGE (Achmad Albar,Gito Rollies,Eet Syahrani) 
(AR 1991)
  ALBUM SOUNDTRACK
  1.Valentine (Blackboard 1990)
  BINTANG TAMU/KOMPILASI
  1.Festival Lagu Populer Indonesia 1980 (Pramaqua 1980)
2.Festival Lagu Populer Indonesia 1986 (Billboard 1986)
3.Heavy Slow Rock (Atlantic Records/Sokha 1988)
4.Bintang Rock Indonesia (Atlantic Record 1989)
5.Kharisma Indonesia 2 (Atlantic Record 1989)
6.Tembang Peduli (Ceepee Records 1998)
7.Pop Muslim (Blackboard 2000)
8.Kita untuk Mereka (Sony BMG Indonesia 2005)
9.Istighfar - Opick (Forte 2005)
  FILMOGRAFI
  1.Buah Bibir (PT Sarinande Films 1973),Cameo
2.Perempuan tanpa Dosa (PT Isae Film 1978) Aktor
3.Di Ujung Malam (PT Garuda Film 1979) Aktor
4.Sepasang Merpati (PT Gramedia Film 1979) Aktor
5.Permainan Bulan Desember (PT Matari Film 1980) Aktor
6.Kereta Api Terakhir (PPFN 1981) Aktor
7.Halimun (Remaja Ellynda Film 1982) Aktor
8.Puteri Duyung (PT Budianta Film 1985) Aktor
9.Ada Apa dengan Cinta (Miles Production 2001) Aktor
10.Gerbang 13 (Revol Film 2004) Aktor
11.Janji Joni (Kalyana Shira Films,2005) Aktor
  (Denny Sakrie ) 

       
---------------------------------
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!

Kirim email ke