Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan mengikuti Seminar Adam Kho di 
Bandung.

  Karena acara dimulai jam 13.00 maka saya berangkat dari Jakarta pukul
9.30. Ketika mulai memasuki tol ke arah Sadang, di belakang saya ada
sebuah mobil Lexus berwarna hitam yang melaju dengan
kecepatan tinggi. Tetapi yang saya suka walaupun ia melaju dengan
kecepatan tinggi, ia tidak memaksakan kehendak. Jika mobil di depannya
tidak mau memberi jalan, maka ia yang mengalah dengan mengambil jalan ke
kiri dahulu baru kemudian balik lagi ke jalur kanan.
   
  Supaya tidak ngantuk karena saya menyetir sendirian dan tertarik dengan
cara menyetir si mobil hitam ini, iseng-iseng saya membuntuti mobil
tersebut dari belakang. Saya ikuti cara ia menyetir, termasuk
kecepatannya. Ketika tidak ada mobil lain di tol, kecuali mobil tersebut
dan mobil saya, mobil hitam tersebut menambah kecepatannya. Karena 
sedangmembututi, tanpa sadar saya ikut menambah kecepatan mobil saya.
  Ketika saya melihat panel kecepatan, menunjukkan angka 160 km/jam. 
   
  Padahal selama ini, kecepatan tercepat yang pernah saya tempuh adalah 140 
km/jam, saya tidak berani melaju diatas itu. Tapi dengan adanya mobil yang saya 
ikuti, saya bisa tembus rekor kecepatan mobil saya. Sesuatu yang sulit
saya lakukan jika tidak ada sparringnya .
   
  Karena saya berhenti di suatu tempat, saya kehilangan mobil hitam
tersebut. Ketika saya mulai memacu kendaraan lagi, saya coba untuk berlari
160 km/jam lagi. Saya berhasil mencapai kecepatan tersebut tetapi tidak
berani terlalu lama karena belum terbiasa. Ketika kemudian
ada mobil lain lagi yang melaju dengan kecepatan tinggi dan saya buntuti,
saya bisa masuk lagi ke 160 km/jam dengan durasi yang cukup lama.
   
  Sama seperti kehidupan ini, seringkali kita merasa sudah maksimal
melakukan sesuatu. Kita merasa tidak mungkin lagi melakukan sesuatu yang
lebih baik lagi. Namun kalau kita mempunyai sparring partner yang lebih
hebat dari kita, entah itu seorang atasan, seorang coach, seorang mentor,
role model atau apapun , maka kita bisa terpacu untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik lagi.
   
  Namun jika kita belum matang belajar dari sparring partner kita dan
mencoba untuk mandiri, mungkin agak sulit bagi kita untuk terus berada di
kondisi sama seperti ketika ada sparring partner. Nantinya jika kita sudah
mempunyai pola dan terbiasa, barulah kita mulai bisa mandiri.
   
  Robert Kiyosaki mengatakan bahwa penghasilan seseorang ditentukan 5 orang
terdekatnya. Ilustrasi saya mengenai kecepatan mobil bisa menjelaskan
pernyataan dari Robert Kiyosaki tersebut. Jika orang-orang di dekat kita
hanya biasa-biasa saja, maka sulit bagi kita untuk
melakukan sesuatu yang luar biasa. Namun kalau kita biasa tetapi di
sekelilingnya luar biasa, maka kita akan terpacu untuk juga menjadi luar
biasa.
   
  Apakah ada penjelasannya secara Science? Ternyata ada. Di dalam otak
manusia ada sekumpulan sel syaraf yang disebut Mirror Neuron, yang
bertugas meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Jika di sekelilingnya
orang hebat atau luar biasa, maka Mirror Neuron kita akan
meniru mereka sehingga menjadikan kita juga hebat dan luar biasa. Kalau
sebaliknya, maka Mirror Neuron-pun juga akan meniru yang sebaliknya.
   
  - Siapa mobil hitam yang akan anda ikuti agar bisa menembus kecepatan anda
selama ini ?
- Siapa orang hebat dan luar biasa yang akan anda ikuti agar bisa menembus
batas yang selama ini membatasi hidup anda ?
  Temukan orang tersebut, ikuti dan pelajari bagaimana ia memandang dirinya,
bagaimana keyakinan dan nilai-nilai kehidupan yang ia pegang, bagaimana ia
membangun kapabilitasnya, bagaimana tingkah lakunya, maka anda akan
mendobrak batas yang selama ini membatasi hidup anda !
 

Kirim email ke