Di masa lalu rakyat tidak mau punya masalah dengan
Pemuda Rakyat. Kala itu, sebelum 30 September 1965
saya sering saksikan bagaimana tokoh-tokoh pemuda
rakyat dapat bertindak seenaknya. Jika melintas di
pasar-pasar di kampung kami, semua yang punya warung
setengah merunduk. Betul, mereka tidak 'malak' tetapi
salah-salah warung tidak boleh dibuka lagi. Mereka
dapat mendikte aparat, saat itu. Mereka sih tidak
merusak, tetapi dapat berteriak di depan warung, dan
memaki-maki, mengatakan pemilik warung  adalah
kapitalis-anjing imperialis.

Saya agak bergidik jika melihat aksi aksi kekerasan
yang semakin tinggi dimainkan oleh para aktifis FPI.
Sebab, ketika zaman berubah di masa lalu (ketika pecah
apa yang dikenal sebagai G30S PKI), saya juga saksikan
bagaimana ratusan aktifis PKI digiring bagaikan,
ditendangi di jalan-jalan. Mereka digelinding bagaikan
anjing kotor, diludahi dan diteriakin: Bunuh...bunuh. 
Bahkan, saya masih ingat, dengan perasaan bergidik
bagaimana seorang gadis (kata orang-orang yang ikut
merubung), adalah aktifis Gerwani. Dia cantik, tampak
dengan pakaiannya yang mewah (mewah lho, aneh kan?),
dipaksa duduk di lantai. Sebagai lelaki, saya punya
pikiran jelek, akan diapakan oleh pria-pria berkuasa
gadis cantik ini?

Tindak 'suka-suka' biarpun itu demi rakyat dan Tuhan,
sebaiknya tidak kita biasakan. Risiko menurunnya
populasi kita di tahun 1965-1968, baik karena
orang-orang tertentu kehilangan kesempatan untuk
berhubungan badan, maupun memang karena saling
menghabisi, hendaknya tidak kita ulang-ulang dalam
membentuk suatu untaian sejarah bangsa kita. 

Indonesia akan memasuki tahun 2008, seratus tahun
setelah 1908, saat di masa lalu ketika gelora-gelora
kebangsaan Indonesia bergema. Indonesia, kala itu
disepakati bukanlah kebangsaan Jawa, kebangsaan Islam,
Kristen atau Hindu. Di tahun 1928, juga disepakati
pula sumpah pemuda: satu nusa, satu bangsa, satu
bahasa. 

Saya duga Indonesia di tahun 2028 Indonesia bisa saja
akan memiliki 4 ayat sumpah pemuda. Sangat tergantung
kepada orang yang memaknainya apakah hal ini akan
merupakan yang terbaik. Di kala itu akan ada satu
sumpah lagi: satu agama. Namun yang berbeda adalah
setiap wilayah punya sumpah-sumpah yang berbeda.
Contohnya, di Bali, kata agama akan diisi dengan agama
Hindu Bali...

Nah, kalau masih kita bangga sebagai suatu kesatuan,
maka marilah kita jauhkan pola tindak menegakkan
kebenaran meniru cara Mossolini, yang memaksakan 
kebaikan termasuk dengan cara-cara keras.  Nanti kita
dikatain dunia adalah negeri dengan komponen rakyatnya
sebagian berpola pikir fasis. 

Bukan tidak ada contoh yang tengah diamati dunia,
antara lain aksi anarkis yang kerap dimainkan oleh
komponen mahasiswa, seperti misalnya pertikaian antara
mahasiswa Universitas Kristen Indonesia dan mahasiswa 
UPI, demikian pula dengan kekerasan yang lazim
diterapkan mahasiswa di Ujung Pandang, di Medan dan
lain-lain. Nah, semoga tidak memancing kemarahan FPI
kepada saya, yang kebetulan bukan beragama Islam, saya
agak khawatir apakah FPI juga mempunyai pola tindak
yang sama?






--- Martin Widjaja <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Mas Radit, kalau nggak salah beberapa hari lalu
> saya lihat di SCTV tayangan masa FPI Jati Petamburan
> dihadang dan digembosi di jalan Gunung Sahari oleh
>  polisi dr Polres Jakut.
> AKBP Wayan bilang, patroli, sweeping adalah tugas 
> polis , jadi masa FPI itu kami bubarkan , beliau ini
> tegas dan berani , percaya diri. Kayaknya potensial 
> sbg generasi muda yg bisa diharapkan menegakkan 
> dan menjaga ketertiban umum.
> 
> Si Komandan FPI sambil marah2 bilang ada afa sama 
> Folres Jakut ini, karena Folda, dan Folres2 lain
> semua 
> selalu bisa bekerja sama kok tidak yg satu ini ?
> 
> Ini juga sungguh2 terjadi lho, cuma kayaknya di
> Kompas 
> nggak masuk karena lagi penuh dgn berita2 ttg partai
> 
> tertentu ....
> 
> Salam , martin - jkt
> 
> 
> ----- Original Message ----
> From: radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]; mediacare
> <mediacare@yahoogroups.com>;
> [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, October 3, 2007 6:43:26 AM
> Subject: [mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI
> ngeri menghadapi orang Dayak
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> <!--
> 
> #ygrp-mkp{
> border:1px solid
> #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px
> 0px;padding:0px 14px;}
> #ygrp-mkp hr{
> border:1px solid #d8d8d8;}
> #ygrp-mkp #hd{
>
color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px
> 0px;}
> #ygrp-mkp #ads{
> margin-bottom:10px;}
> #ygrp-mkp .ad{
> padding:0 0;}
> #ygrp-mkp .ad a{
> color:#0000ff;text-decoration:none;}
> -->
> 
> 
> 
> 
> Di Pulau Jawa, semua orang takut dengan ulah FPI.
> Saat FPI menjalankan aksinya, tak ada yang berani
> melawan. Beda dengan warga Dayak di Kalimantan.
> Mereka berhasil menggencet ulah FPI.
>    
>    
>    
>   Berita dari Tribun Kaltim, www.tribunkaltim.co.id
> 
>   FPI dan Warga Dayak Berdamai
>   
> SAMARINDA, TRIBUN- Front Pembela Islam (FPI)
> akhirnya berdamai dengan
> warga Dayak,  pasca- perselisihan saat sweeping FPI
> Sabtu (29/9) lalu
> di Samarinda.
>   
> Ini disampaikan Kapoltabes Samarinda, Kombespol
> Marwoto Soeto di
> Samarinda, Selasa (2/10), sesuai hasil kesepakatan
> mereka.  Kedua
> pihak bertemu dan sepakat mengakhiri perselisihan
> ini, Senin (1/10)
> malam.
>   
> Marwoto mengatakan, FPI berjanji tidak akan
> melakukan sweeping dengan
> pendekatan seperti yang dilakukan pekan lalu. "Kami
> kepolisian sudah
> me-warning, kalau mau pawai atau konvoi melaporlah
> ke polisi supaya
> kami kawal. Kalau melakukan sweeping, sekalipun
> tidak berbenturan
> dengan masyarakat tetap harus lapor polisi,  kan
> begitu. Tetap kami
> akan proses kalau mereka mukul orang," tandasnya.
>   
> Jika FPI menemukan gejala yang meresahkan masyarakat
>  seperti minuman
> keras dan aksi kriminalitas lainnya, Marwoto
> berharap,  mereka
> melaporkannya secara resmi kepada pihak berwajib.
>   
> Terkait penanahan dua oknum anggota FPI, Marwoto
> menegaskan, proses
> hukum terus berlanjut.  Tapi penangguhan mereka
> disetujui. Selain itu,
> polisi masih mencari pelaku lain yang diduga
> terlibat pemukulan di
> Samarinda Seberang.
>   
> Mengenai laporan senjata tajam (sajam),  menurut
> Marwoto, cuma
> mengada-ada. "Itu kan alat mereka. Kalau orang Dayak
> jaga malam kan
> memang menggunakan itu, " ujarnya.
>   
> Ia berharap kedua pihak menghormati kesepakatan yang
> sudah dibuat.
> "Jika terjadi perselisihan yang berujung bentrok
> fisik, polisi tidak
> segan-segan menindak. Siapa saja kalau anarkis dan
> meresahkan
> masyarakat, kami pasti tindak," tegasnya.
>   
> Sebelumnya Ketua DPD FPI
>  Kaltim, Muhammad Alwi Assegaf, mengatakan FPI
> hanya menggelar konvoi damai untuk menyejukkan bulan
> puasa. Niat untuk
> melakukan sweeping didasari kondisi Samarinda yang
> tidak  nyaman
> selama Ramadan. (asi)
> 
> KESEPAKATAN
>   
> 1.Pihak FPI Samarinda bersedia meminta maaf atas
> tindakan yang telah
> dilakukan yaitu adanya ucapan atau yel-yel yang
> menyinggung perasaan
> etnis Dayak
>   
> 2. Warga Dayak meminta maaf kepada FPI atas
> perbuatan yang terjadi
> setelah permasalahan ketersinggungan tersebut.
>   
> 3. Penyampaian permohonan maaf  FPI kepada Etnis
> Dayak di media massa,
>  diserahkan kepada Poltabes Samarinda untuk
> menyampaikannya
>   
> 4. Terhadap kasus pemukulan yang dilakukan oknum
> FPI, masing-masing
> pihak sepakat untuk
>  menyerahkan kasus tersebut kepada Poltabes
> Samarinda untuk diproses sesuai dengan ketentuan
> hukum yang berlaku.
>   
> 5. Masing-masing pihak sepakat untuk meredam
> permasalahan yang terjadi
> agar tidak berkembang dan terulang lagi.(asi)
> 
> KRONOLOGI PERDAMAIAN
>   
> 1 Oktober 2007
>   
> * Pukul 10.00-11.00 - Kapoltabes bertemu Tokoh Adat
> Dayak di ruangan
> Kapoltabes. Mereka meminta FPI menyampaikan maaf
> secara terbuka kepada
> warga etnis Dayak.
>   
> * Pukul 14.00-15.00 - Kapoltabes bertemu dengan FPI.
> FPI meminta
> Poltabes Samarinda memfasilitasi pertemuan FPI
> dengan tokoh adat
> Dayak.
>   
> * Pukul 20.00-23.00 - pengurus FPI Samarinda dengan
> perwakilan Tokoh
> Adat Dayak bertemu di ruang rapat Poltabes
> Samarinda. Wakil dari FPI
> delapan orang sedangkan wakil Adat Dayak 12 orang.
> Mereka sepakat
> untuk berdamai dan mengakhiri perselisihan
>   
> Sumber: Poltabes Samarinda (asi)
> 
> 
>  
>       
> Tonight's top picks. What will you watch tonight? 
> Preview the hottest shows on Yahoo! TV.  
>   
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
=== message truncated ===



       
____________________________________________________________________________________
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
http://searchmarketing.yahoo.com/

Reply via email to