Komentar:

Proses peluncuran satelit, pesawat Antonov mendarat sesaat di Bandara Frans 
Kaisiepo Biak lalu terbang lagi dan satelit dilepaskan dari ketinggian di atas 
lautan Pasifik kurang lebih 400km dari Biak. Tuntutan masyarakat minta 
dilibatkan, maksudnya apa? Apa bila pendaratan dan peluncuran pesawat minta 
dilibatkan, bisa kacau tuh... Mari kita berfikir maju...

Salam

nano biak_papua




http://www.kompas.com/kompas-cetak/0710/05/daerah/3893511.htm

Warga Biak Tolak Peluncuran Satelit 


Masyarakat Adat Merasa Tidak Dilibatkan

Jayapura, Kompas - Sekitar 750 warga Biak pawai jalan kaki di Biak, ibu kota 
Kabupaten Biak-Numfor, Papua, Kamis (4/10). Pawai tersebut dilakukan untuk 
memprotes rencana peluncuran satelit dari Biak yang dalam perencanaannya 
dinilai tidak pernah melibatkan masyarakat adat di Biak-Numfor. 

Pawai dilakukan mulai pukul 09.00 WIT, dimulai dari Bandara Frans Kaisiepo di 
Ambroben melewati sejumlah jalan protokol, seperti Jalan Imam Bonjol, Jalan 
Sisingamangaraja, dan Jalan Sriwijaya. 

Peserta pawai kemudian mengikuti Sidang Istimewa Dewan Adat Byak. Sidang 
istimewa yang dihadiri tamu undangan, seperti Ketua Komisi F DPR Papua Weynand 
Watori dan anggota Majelis Rakyat Papua Pdt Hofni Simbiak, akhirnya secara 
resmi mengesahkan penolakan Dewan Adat Byak terhadap rencana peluncuran satelit 
di Biak. 

Keputusan penolakan itu ditandatangani 34 mananuir (ketua masyarakat adat) yang 
mengikuti sidang istimewa itu. Selaku Ketua Dewan Adat Byak, Mananuir Yan 
Pieter Yarangga menyatakan, faktor utama penolakan rencana peluncuran satelit 
itu karena masyarakat adat di Biak tidak dilibatkan. 

"Itu keputusan sepihak Jakarta. Kami sudah meminta pemerintah menunjukkan 
analisa mengenai dampak lingkungan proyek itu, tetapi tidak pernah 
ditunjukkan," kata Yarangga. 

Bupati Biak-Numfor Yusuf M Maryen tidak hadir dalam sidang istimewa itu karena 
sedang menghadiri rapat Bupati se-Papua yang membahas fungsi hutan Papua 
sebagai jasa lingkungan paru-paru dunia, di Manokwari, Papua Barat, 3-6 
Oktober. Sementara Ketua DPRD Kabupaten Biak Numfor Nehemia Wospakrik tidak 
berada di Biak. 

Para peserta sidang kemudian mendatangi Kantor DPRD Biak-Numfor. Perwakilan 
massa diterima oleh Wakil Ketua I DPRD Jan Dance Kbarek dan Wakil Ketua II DPRD 
Henky R Pontonuwu. Setelah berdebat sampai sekitar pukul 15.30, Dewan Adat Byak 
akhirnya menyerahkan salinan keputusan sidang istimewa Dewan Adat Byak kepada 
Kbarek dan Pontonuwu. 

Ketua Komisi F DPR Papua Weynand Watori menilai, penolakan itu terjadi karena 
masyarakat adat kecewa tidak dilibatkan dalam proses perencanaan peluncuran 
satelit di Biak. 

"Harus dipahami bahwa masyarakat di Papua memiliki trauma karena buruknya 
dampak investasi terhadap kehidupan mereka. Salah satu pokok Otonomi Khusus 
Papua adalah proteksi bagi orang asli Papua. Sekarang, proteksi itu belum 
dilakukan, tetapi investasi berskala raksasa akan dilakukan" tutur Watori. 
(row) 

Reply via email to