Pak Manneke,

Pada zaman itu peredaran opium atau candu tidaklah dilarang sebegitu rupa 
seperti zaman sekarang, melainkan resmi diatur peredaran dan perdagangannya 
untuk pemasukan kocek pemerintah jajahan Belanda.  Jadi sebutan mafia opium 
Cina terlalu berlebihan dan menyeramkan seolah-olah opium saat itu sebagai 
barang terlarang seperti marijuana atau cocain sekarang ini.

Biasanya penguasa Belanda menunjuk seorang kapitein, kebanyakan dari etnis 
Cina, untuk mengatur peredaran dan perdagangan candu. Kakek saya, orang Jawa, 
pernah menjadi mantri candu di Jogja dulu.

Bahkan di Jogja dan kota kota lain, dulu ada tempat lokalisasi penghisap candu, 
sehingga para penghisap candu terlokalisasi di suatu tempat. Tidak liar, 
sehingga mudah mengontrolnya.

Jadi petugas pengedar dan penjual candu resmi saat itu bukanlah mafioso.

BRGDS,

Supriyadi

  ----- Original Message ----- 
  From: Manneke Budiman 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, October 05, 2007 11:33 AM
  Subject: [mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina 
Dari Guangdong !!!



  So what gitu lho? Kakek buyut kita semua kalo ditelusuri riwayat hidupnya 
pastilah juga bukan malaikat semua. 

  Ny. Mus kok kali ini nggak seperti biasanya ya? Biasanyabiar datanya 
mencengangkan, tapi masih relevan dan proporsional. Kali ini agak emosional dan 
terkesan punya dendam pribadi pada moyangnya Yap Hong Gie. 

  manneke

  -----Original Message-----

  > Date: Thu Oct 04 18:18:48 PDT 2007
  > From: "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
  > Subject: [mediacare] Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina 
Dari Guangdong !!!
  > To: mediacare@yahoogroups.com
  >
  > Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
  > 
  > Yap Thiam Hien, yang biasa dipanggil "John" oleh teman-teman akrabnya,
  > adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari Yap Sin Eng dan Hwan
  > Tjing Nio. Kakek buyutnya adalah seorang Luitenant yang bermigrasi
  > dari provinsi Guangdong di Tiongkok ke Bangka, namun kemudian pindah
  > ke Aceh. Ketika monopoli opium di Hindia Belanda dihapuskan, kehidupan
  > keluarga Yap dan banyak tokoh masyarakat Tionghoa saat itu merosot.
  > Ditambah lagi oleh kekeliruan investasi di Aceh berupa kebun kelapa
  > yang ternyata tidak memberikan hasil yang menguntungkan. Pada tahun
  > 1920 kedudukan keluarga Yap digantikan oleh keluarga Han, yang datang
  > dari Jawa Timur.
  > 
  > http://id.wikipedia.org/wiki/Yap_Thiam_Hien
  > 
  > > "Yap Hong-Gie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > > Serangan saya terhadap "Nyonya" Mus (MM), merupakan reaksi terhadap
  > > fitnah rendahan terhadap orang tua saya yang notabene tidak ada 
  > > hubungannya dengan konteks diskusi, itu menandakan bahwa kita 
  > > memasuki gelanggang "free-fight", dimana hanya satu aturan yang 
  > > berlaku: "no rules!" 
  > 
  > > Tapi coba suruh buktikan; bawa data pendukung atau menunjukan
  > > referensi kredibel mengenai salah satu pernyataannya, pasti MM
  > > lari-lari seperti petasan injek.
  > > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > Keluarga Yap turun temurun punya keahlian untuk konspirasi dengan
  > kekuatan politik yang berkuasa dalam pemerintahan. Sebagai pelindung
  > keluarga Suharto, Yap menempatkan diri sebagai opposisi. Sulit bagi
  > keturunan Cina di Indonesia bisa bertahan, terkenal bahkan jadi simbol
  > masyarakat sebagai musuh pak Harto melalui bidang hukum. Tuduhan dan
  > kesalahan kecil2an dari Cendana difokuskan jadi besar untuk menutup
  > kesalahan dan kejahatan Cendana yang besar2an. Tidak tanggung2 dia
  > diberi dan mendapatkan berbagai award.
  > 
  > Mungkin, kalo saja kita cuma memandang satu frame tentang figure Yap
  > Thiam Hien dalam satu scope saja, maka analysis saya bisa dianggap
  > subjective, tapi kalo kita telaah scope-nya secara turun temurun,
  > ternyata keluarga Yap ini menyimpan memory keluarganya turun temurun
  > sebagai kebanggaan feodalisme Cina dalam berbagai masa.
  > 
  > Dengan berbagai tehnik memutar balik kata agar pembaca bisa membaca
  > dan menilai positive kepada nenek moyangnya, media umumnya menulis
  > dengan hati2 agar tidak dituntut memfitnah. Namun kalo anda jeli
  > membaca di web wikipedia diatas, jelas, kakek-neneknya termasuk mafia
  > Opium Cina yang berkonspirasi dengan pejabat2 korup Belanda yang
  > menjadi penjajah di Indonesia waktu itu. Selamat membaca dan
  > menganalisa setiap kata dibalik tulisan Wikipedia tsb.
  > 
  > Semoga anda mau membaca juga apa yang anda minta dari saya. Web itu
  > hanyalah referensi saja, masalah bukti hanyalah bisa kita bersama
  > membaca tulisan2 anda yang menganggap rezim Suharto tidak melakukan
  > rasialis keturunan Cina sementara banyak keturunan Cina yang membantah
  > tulisan anda. Anehnya, Yap Thiam Hien sendiri telah menerima award
  > dari Suharto untuk jasa2nya menghapuskan diskriminasi terhadap
  > keturunan Cina. Lucu bukan ??? Inilah yang kita namakan Sandiwara
  > Nasional yang disutradarai Orde Baru dan pemeran hukum adalah Yap
  > Thiam Hien family.
  > 
  > Yap Thiam Hien Award memang merupakan monumen keluarga yang diciptakan
  > oleh keluarga besar yang dibantu pejabat2 korup yang pernah
  > dibantunya. Salah satu konspirasi politiknya adalah menonjolkan
  > reputasi wartawan2 Katolik yang banyak membantu syndicat politik
  > selama pemerintah pak Harto. Silahkan anda membaca website dibawah
  > ini dimana pemenang award-nya hanyalah wartawan2 katolik yang juga
  > terkait dengan dunia katolik Internasional.
  > 
  > http://findarticles.com/p/articles/mi_m1141/is_13_40/ai_113302229/pg_1
  > 
  > Bagi saya, kalo anak Yap ini memang mau meracuni diri dengan nama
  > besar bapaknya, silahkan saja karena itu adalah haknya. Namun
  > bersilang pendapat dengan tujuan menutupi kejahatan2 Orde baru, maka
  > itu cerita lain.
  > 
  > Ny. Muslim binti Muskitawati.
  > 
  > 
  > 
  > 
  >



   

Reply via email to