Dear all,
Ya bener,berikut saya copykan dr milis sehat
Regards
Lea

Message: 5
Date: Thu, 2 Mar 2006 00:05:47 -0800 (PST)
From: Bunda Uwi <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Digest Number 2397 ( kapan bisa kasih MADU untuk bayi )

Dear Mbak Lucia,


Setahu saya Madu gak boleh dikasih kan si kecil lho mbak.....


Dibawah ini saya posting ulang artikel yang pernah ada.....




Sejauh mana bahaya madu

Question : Dear all,
Saya punya banyak keponakan, dan hampir semua keponakan (lebih dari
30orang) semuanya justru sejak bayi 0 bulan sudh diberi madu namun
porsimemang perlu diperhatikan, artinya mcukup sedikit saja, madunya
tidakdari toko yang bebas diperjual belikan, akan tetapi madu yang di
bawadari Arab, atau hasil home industri yang sudah diketahui
kualitasnya.Artinya asli dan tidak mengandung gula. Saat ini hampir
semua keponakansudah berumur lebih dari 5-10 tahun. Syukurlah semua
sehat- sehat saja.Jadi saya jadi bingung, sejauh mana madu itu
berbahaya.........?
Tx.imma



Answer 1 : dear mbak imma....saya paham sama kebingungan mbak :)
saya dari bayi juga sering diberikan madu, dan sampai skg ini
alhamdulillahtidak ada masalah dengan penyakit2 yang diakibatkan oleh
bakteri clostridiumbotulinum tsb.tapi, sejak saya tau bahwa madu adalah
media yang sangat baik bagi bakteritersebut, saya mulai say NO ngasi
madu ke bayi saya.... paling tidak sampaiumur 3 tahun.... khasiat madu
sebenarnya sudah banyak terkandung padamakanan sehat yang kita berikan
pada bayi....
saya pernah baca, bahwa perut anak2 indoensia memang sudah lebih
tolerandengan bakteri. mungkin karena pengaruh yang mulai ada sejak
saat
janin(ibunya makan macem macem, dari makanan bersih di restoran sampe
warteg kakilima) hingga gaya hidup anak yang terbiasa dengan makanan
yang relatifkurang bersih... istilahnya, perut anak indonesia lebih
sakti dibandingperut anak2 jepang atau swiss.... ehhehehe
namun begitu, saya lebih baik menjaga jangan sampai hal2 yang
tidakdiinginkan terjadi pada anak saya....
demikian masukan dari saya, mohon maaf jika kurang berkenan
intan dimma


Answer 2 : Dear Mbak Imma,
Saya coba bantu sharing ya.Mungkin kita harus memandang semua hal
secara
proporsional.Utk madu pada bayi ini misalkan, memang sudah banyak riset
medis ygmembuktikan adanya bahaya botulism jika diberikan pada anak < 1
th. Spt ygtercantum dari artikel mayoclinic yg kemaren di posting oleh
Mbak EfiAndra :


--------------------------------------------------Never give honey to
infants younger than 1 year. Honey is a known sourceof bacterial spores
that produce the bacterium Clostridium botulinum. Thisbacterium makes a
toxin that can cause infant botulism. This RARE butSERIOUS FORM of food
poisoning affects a baby's nervous system and canresult in death.
Unlike
adults, infants haven't developed beneficialbacteria in their digestive
tracts that can control botulism spores andprevent growth of the
bacterium and production of its
toxin.---------------------------------------------------


Dikatakan bahwa memang kasus botulisme ini jarang terjadi.Bisa jadi ini
yg dialami keponakan mbak atau ponakan saya yg diberi madujuga sejak
bayi.Tapi bagaimana jika kasus yg jarang terjadi itu kebetulan dialami
oleh,misalkan (naudzubillah min dzalik...jangan sampe ya),di orang yg
kita sayangi ? Pasti resikonya sangat fatal.Karena alasan spt itu
karenanya disarankan utk memberikan madu ke anakdibawah umur 1 th.
Seinget saya dr wati malah bilang < 2th ya.
Sebetulnya ilustrasinya sama spt bahasan kita belakangan ini, spt
memakanjerohan, atau memberikan MPASI utk bayi < 6bl, dsb.Jika kita
mengkonsumsi sesuatu yg kita tahu ada resikonya dan resiko tsbfatal,
maka langkah terbijakyg seharusnya kita ambil adalah menunda/
menghindari/ meminimalisirnya.Tapi sekrg keputusan apa yg
diambil?Semuanya kembali ke masing2 ortu. Lagi-lagi it is very personal
decision.
Di sini, di milis ini kita sama2 belajar & diajarkan utk menjadi orang
tuayg kritis, konsumen medis yg kritis,yg melakukan semua hal dg baik &
penuh ilmu. Sehingga apapun keputusan ygkita ambil adalahkeputusan yg
bisa kita pertanggungjawabkan dan memberikan solusi ygterbaik utk buah
hati kita & keluarga kita.
Semoga terjawab. Maaf kalo gak berkenan.
Luluk








Botulisme

DEFINISI
Botulisme adalah suatu keadaan yang jarang terjadi dan bisa berakibat
fatal, yang disebabkan oleh keracunan toksin (racun) yang diproduksi
oleh
Clostridium botulinum.

Toksin ini adalah racun yang sangat kuat dan dapat menyebabkan
kerusakan
saraf dan otot yang berat. Karena menyebabkan kerusakan berat pada
saraf,
maka racun ini disebut neurotoksin.
Terdapat 3 jenis botulisme, yaitu :
- Foodborne botulism, merupakan akibat dari mencerna makanan yang
tercemar
- Wound botulism, disebabkan oleh luka yang tercemar
- Infant botulism, terjadi pada anak-anak, karena mencerna makanan yang
tercemar.



PENYEBAB
Bakteri Clostridium botulinum memiliki bentuk spora. Spora ini dapat
bertahan dalam keadaan dorman (tidur) selama beberapa tahun dan tahan
tehadap kerusakan.
Jika lingkungan di sekitarnya lembab, terdapat cukup makanan dan tidak
ada
oksigen, spora akan mulai tumbuh dan menghasilkan toksin.
Beberapa toksin yang dihasilkan Clostridium botulinum memiliki kadar
protein yang tinggi, yang tahan terhadap pengrusakan oleh enzim
pelindung
usus.

Jika makan makanan yang tercemar, racun masuk ke dalam tubuh melalui
saluran pencernaan, menyebabkan foodborne botulism. Sumber utama dari
botulisme ini adalah makanan kalengan.
Sayuran, ikan, buah dan rempah-rempah juga merupakan sumber penyakit
ini.
Demikian juga halnya dengan daging, produki susu, daging babi dan
unggas.

Wound botulism terjadi jika luka terinfeksi oleh Clostridium botulinum.
Di dalam luka ini, bakteri menghasilkan toksin yang kemudian diserap
masuk
ke dalam aliran darah dan akhirnya menimbulkan gejala.

Infant botulism sering terjadi pada bayi berumur 2-3 bulan.
Berbeda dengan foodborne botulism, infant botulism tidak disebabkan
karena
menelan racun yang sudah terbentuk sebelumnya. Botulisme ini disebabkan
karena makan makanan yang mengandung spora, yang kemudian tumbuh
dalam usus
bayi dan menghasilkan racun.
Penyebabnya tidak diketahui, tapi beberapa kasus berhubungan dengan
pemberian madu.

Clostridium botulinum banyak ditemukan di lingkungan dan banyak kasus
yang
merupakan akibat dari terhisapnya sejumlah kecil debu atau tanah.



GEJALA
Gejalanya terjadi tiba-tiba, biasanya 18-36 jam setelah toksin masuk,
tapi
dapat terjadi 4 jam atau paling lambat 8 hari setelah toksin masuk.
Makin
banyak toksin yang masuk, makin cepat seseorang akan sakit.
Pada umumnya, seseorang yang menjadi sakit dalam 24 jam setelah makan
makanan yang tercemar, akan mengalami penyakit yang sangat parah.

Gejala pertama biasanya berupa mulut kering, penglihatan ganda,
penurunan
kelopak mata dan ketidakmampuan untuk melihat secara fokus terhadap
objek
yang dekat.
Refleks pupil berkurang atau tidak ada sama sekali.

Pada beberapa penderita, gejala aawalnya adalah mual, muntah, kram
perut
dan diare.
Pada penderita lainnya gejala-gejala saluran pencernaan ini tidak
muncul,
terutama pada penderita wound botulism.

Penderita mengalami kesulitan untuk berbicara dan menelan.
Kesulitan menelan dapat menyebabkan terhirupnya makanan ke dalam
saluran
pernafasan dan menimbulkan pneumonia aspirasi.
Otot lengan, tungkai dan otot-otot pernafasan akan melemah.
Kegagalan saraf terutama mempengaruhi kekuatan otot.

Pada 2/3 penderita infant botulism, konstipasi (sembelit) merupakan
gejala
awal. Kemudian terjadi kelumpuhan pada saraf dan otot, yang dimulai
dari
wajah dan kepala, akhirnya sampai ke lengan, tungkai dan otot-otot
pernafasan.
Kerusakan saraf bisa hanya mengenai satu sisi tubuh. Masalah yang
ditimbulkan bervariasi, mulai dari kelesuan yang ringan dan kesulitan
menelan, sampai pada kehilangan ketegangan otot yang berat dan
gangguan
pernafasan.



DIAGNOSA
Pada foodborne botulisme, diagnosis ditegakkan berdasarkan pola yang
khas
dari gangguan saraf dan otot. Tetapi gejala ini sering dikelirukan
dengan
penyebab lain dari kelumpuhan, misalnya stroke.
Adanya makanan yang diduga sebagai sumber kelainan ini juga merupakan
petunjuk tambahan. Jika botulisme terjadi pada 2 orang atau lebih yang
memakan makanan yang sama dan di tempat yang sama, maka akan lebih
mudah
untuk menegakkan diagnosis.

Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan darah untuk
menemukan
adanya toksin atau biakan contoh tinja untuk menumbuhkan bakteri
penyebabnya.
Toksin juga dapat diidentifikasi dalam makanan yang dicurigai.

Elektromiografi (pemeriksaan untuk menguji aktivitas listrik dari otot)
menujukkan kontraksi otot yang abnormal setelah diberikan rangsangan
listrik. Tapi hal ini tidak ditemukan pada setiap kasus botulisme.

Diagnosis wound botulism diperkuat dengan ditemukannya toksin dalam
darah
atau dengan membiakkan bakteri dalam contoh jaringan yang terluka.

Ditemukannya bakteri atau toksinnya dalam contoh tinja bayi, akan
memperkuat diagnosis infant botulisme.



PENGOBATAN
Penderita botulisme harus segera dibawa ke rumah sakit.
Pengobatannya segera dilakukan meskipun belum diperoleh hasil
pemeriksaan
laboratorium untuk memperkuat diagnosis.

Untuk mengeluarkan toksin yang tidak diserap dilakukan:
- perangsangan muntah
- pengosongan lambung melalui lavase lambung
- pemberian obat pencahar untuk mempercepat pengeluaran isi usus.

Bahaya terbesar dari botulisme ini adalah masalah pernafasan.
Tanda-tanda
vital (tekanan darah, denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu) harus
diukur
secara rutin.
Jika gangguan pernafasan mulai terjadi, penderita dibawa ke ruang
intensif
dan dapat digunakan alat bantu pernafasan. Perawatan intensif telah
mengurangi angka kematian karena botulisme, dari 90% pada awal tahun
1900
sekarang menjadi 10%.
Mungkin pemberian makanan harus dilakukan melalui infus.

Pemberian antitoksin tidak dapat menghentikan kerusakan, tetapi dapat
memperlambat atau menghentikan kerusakan fisik dan mental yang lebih
lanjut, sehingga tubuh dapat mengadakan perbaikan selama beberapa
bulan.
Antitoksin diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis ditegakkan.
Pemberian ini pada umumnya efektif bila dilakukan dalam waktu 72 jam
setelah terjadinya gejala.
Antitoksin tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi, karena
efektivitasnya pada infant botulism masih belum terbukti.



PENCEGAHAN
Spora sangat tahan terhadap pemanasan dan dapat tetap hidup selama
beberapa
jam pada proses perebusan. Tetapi toksinnya dapat hancur dengan
pemanasan,
Karena itu memasak makanan pada suhu 80° Celsius selama 30 menit, bisa
mencegah foodborne botulism.
Memasak makanan sebelulm memakannya, hampir selalu dapat mencegah
terjadinya foodborne botulism. Tetapi makanan yang tidak dimasak dengan
sempurna, bisa menyebabkan botulisme jika disimpan setelah dimasak,
karena
bakteri dapat menghasilkan toksin pada suhu di bawah 3° Celsius (suhu
lemari pendingin).

Penting untuk memanaskan makanan kaleng sebelum disajikan. Makanan
kaleng
yang sudah rusak bisa mematikan dan harus dibuang. Bila kalengnya
penyok
atau bocor, harus segera dibuang.
Anak-anak dibawah 1 tahun sebaiknya jangan diberi madu karena mungkin
ada
spora di dalamnya.

Toksin yang masuk ke dalam tubuh manusia, baik melalui saluran
pencernaan,
udara maupun penyerapan melalui mata atau luka di kulit, bisa
menyebabkan
penyakit yang serius. Karena itu, makanan yang mungkin sudah tercemar,
sebaiknya segera dibuang.
Hindari kontak kulit dengan penderita dan selalu mencuci tangan segera
setelah mengolah makanan




Moga bermanfaat ya,mbak.....




Salam,


Luvi








Message: 2
Date: Fri, 03 Mar 2006 01:18:33 +0700
From: Lucia--ElexMedia
Subject: kapan bisa kasih madu untuk bayi??

dear doctors & SPs???

numpang tanya kapan sih sebetulnya bayi bisa dikasih madu.. temen saya
anaknya 9 bulan setiap hari dikasih madu 1 sendok teh oleh mamanya..
katanya sih anaknya ngga diare jadi diterusin aja.. sepertinya dia sudah
memberikan madu sejak sebelum usia 9 bulan, persisnya kapan saya kurang tahu..
apakah manfaat madu untuk bayi?

terima kasih sebelumnya,
lucia

At 01:17 PM 3/8/06 +0700, you wrote:
>>>>
Ibu Gita,



Kalau berdasarkan hasil bacaan saya, anak dibawah usia 1 tahun jangan pernah dikasih madu (juga kacang). Karena madu dan kacang adalah pencetus alergi. Jika diberikan kepada anak dibawah usia 1 tahun, bisa mengganggu system di tubuhnya, yang menyebabkan si anak akan menjadi alergi (baik terhadap madu, kacang atau bahkan terhadap jenis makanan lainnya juga).



Ini hasil bacaan yang saya dapat. Mudah2an membantu.



Salam,

-Nana-



-----Original Message-----
From: Ibunda Arka [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, 16 February 2006 12:02 PM
To: milis-nakita List Member
Subject: [milis-nakita] Tanya : MADU {01}



Selamat siang B'Uttiek & Nakita-ers....



Saya mau tanya mengenai madu... Boleh ga anak usia 6 bln 3minggu dikasih madu ?

Bahaya ga ya... soalnya ada yang bilang bahaya ada yang bilang ga... Mohon pencerahannya..



B' Uttiek kalo ada artikelnya mau donk, buat nakita-ers juga kalo ada yang punya ditunggu ya...



Jika sudah pernah dibahas Japri aja ya... biar ga mengganggu yang lain.

Thanks sebelumnya



Salam,

Gita-Ibunda Arka
&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=&nbsp;Mailing List [EMAIL PROTECTED]&nbsp;Arsiphttp://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/------------------------------------------------&nbsp;untuk berlangganan kirim mail kosong ke :[EMAIL PROTECTED]&nbsp;untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:[EMAIL PROTECTED]&nbsp;




+++++++++++++++

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]



######################################
CNI Mendapatkan Predikat Superbrands
Satu lagi bukti dedikasi kami pada kualitas dan pelayanan
######################################
.
<<<<




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+
Mailing List Nakita milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
Arsip http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/ ------------------------------------------------
untuk berlangganan kirim mail kosong ke : [EMAIL PROTECTED]
untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke