HAMIL DENGAN KISTA, HARUS BAGAIMANA?
Pengangkatan kista harus didahului deteksi yang akurat. Pada kehamilan muda, salah deteksi akan mengakibatkan keguguran. Kista, menurut Dr. dr. T. Z.Jacoeb, SpOG-KFER, berarti kantong abnormal yang berisi cairan abnormal di seluruh tubuh. Jadi sebenarnya kista tak hanya bisa tumbuh di indung telur atau di ujung saluran telur (fimbria) namun juga di kulit, paru-paru, usus bahkan otak. Bila produksi cairan di dalam kantong kista bertambah maka kista pun akan membesar. "Lambat laun kantong kista menipis dan sangat mungkin pecah. Sama halnya dengan balon yang rawan pecah saat ditiup semakin besar, " tambah Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Klinik Fertilitas & Menoandropause, SamMarie, Jakarta ini. Faktor pemicu kista saat ini banyak sekali, di antaranya pencemaran udara akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya, mengandung dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh, termasuk daya tahan seluruh selnya. Kondisi ini merupakan pemicu munculnya kista. Kalau dalam satu keluarga ada kerabat dekat, seperti adik ibu, yang mengidap miom, atau adiknya menderita endometriosis maka gampang ditebak bahwa yang bersangkutan punya bakat kista endometriosis. Makanan yang mengandung lemak tinggi pun bisa menjadi zat penyubur tumbuhnya kista. "Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh sehingga menaikkan produksi hormon testosteron." Normalnya, wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron, serta sedikit testosteron. Nah, bila kadar hormon testosteron meningkat akibat adanya ketidakseimbangan asupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber hormon yang tidak normal bagi hormon estrogen asing. "Karena tertutup hormon lain yang tak normal, maka hormon estrogen di dalam tubuh tidak bisa bekerja dengan baik. Hal ini bisa memudahkan tumbuhnya kista, miom, dan lainnya."
DIBAGI BERDASARKAN ISI
Seperti dikatakan Jacoeb, secara sederhana kista dapat dibedakan berdasarkan isinya:
* Kista serosum
Kista ini berisi cairan bening yang bentuk dan warnanya seperti air perasan kunyit. Bila bersarang di indung telur maka kista ini mudah pecah. Jenis kista ini sering berubah menjadi penyakit ganas (disebut kanker) indung telur atau kanker ovarium. Proses pembesaran kista serosum sangat dipengaruhi siklus haid karena saat haid terjadilah penambahan jumlah cairan dalam indung telur. Hormon estrogen yang meningkat saat kehamilan juga memicu pembesaran kista. "Umumnya kista berbentuk seperti buah yang bertangkai. Bila kehamilan makin besar, maka rahim yang membesar karena pertumbuhan janin akan mendesak kista itu. Akibatnya, bisa saja tangkai kista terpuntir. Keadaan ini disebut torsi yang merupakan kasus darurat karena penderita akan mengalami sakit yang sangat. Untuk mencegah terjadinya torsi, begitu ditemukan pada kehamilan triwulan awal, kista harus segera diangkat. Namun, pendeteksian kista serosum mesti akurat. Secara sepintas bentuknya mirip badan kuning (korpus luteum), yaitu sisa sarang sel telur yang memang ada saat kehamilan. "Jadi, bila dari pemantauan USG (ultrasonografi) terlihat kantong besar di indung telur, tidak bisa langsung diputuskan bahwa itu kista. Bisa saja ternyata korpus luteum yang memang dibutuhkan pada saat kehamilan muda. Kalau korpus luteum yang disangka kista ini diambil malah bisa terjadi keguguran." Amannya, menurut Jacoeb, tunda tindakan pengangkatan hingga kehamilan berusia 14 minggu. Saat itu korpus luteum sudah menghilang. "Bila dengan pemeriksaan USG terlihat kantong itu masih ada, maka bisa dipastikan kista. Kalau sudah begitu berarti harus segera diangkat."
* Kista musinosum
Kista ini berisi cairan berupa lendir kental yang lengket. Bentuknya menyerupai ingus tapi sifat pelekatannya mirip kanji. Sama seperti serosum, kista musinosum pun akan membesar akibat adanya kehamilan. Oleh sebab itu, saat kista musinosum terdeteksi harus segera diangkat. Penanganan kista musinosum pun mesti dilakukan dengan seksama agar tidak pecah. Bila pecah, maka cairan lem kanji akan membuat lengket organ-organ di dalam rongga perut. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa membuat usus saling menempel, dan kista semakin sulit diambil.
* Kista dermoid
Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang atau sisa-sisa kulit. Teorinya, dermoid timbul dari sisa-sisa sel embrio yang terpental ke organ genital sewaktu yang bersangkutan masih dalam kandungan. Jadi kista ini merupakan bawaan sejak lahir dan bisa dialami pria atau wanita. Seperti halnya kista musinosum, penanganan kista dermoid memerlukan kehati-hatian karena bila "meletus" selain cairannya membuat lengket, isi cairan di dalamnya, seperti rambut, gigi atau tulang, bisa masuk ke perut sehingga menimbulkan sakit luar biasa.
* Kista endometriosis
Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum. Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk ke dalam selaput perut melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya-tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit. Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid, tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis. Karena sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak. Ia tumbuh di seluruh lapangan perut dan pelan-pelan menyebar ke hampir semua organ tubuh misalnya usus, paru, hati, mata, otak, kulit, otot rahim, tetapi tempat bersarang yang paling sering adalah indung telur. Bentuk indung telur yang terkena endometriosis akan mengembang dan bertambah besar saat haid datang. Tak heran kalau penderita endometriosis sering mengalami nyeri haid. Ini akibat indung telur yang membengkak saat haid. Begitu darah keluar rasa sakit biasanya akan berkurang. "Namun, bila sudah terjadi pelekatan di perut akan timbul sakit yang luar biasa. Seluruh tubuh, dari kepala hingga betis terasa seperti dipelintir," ungkap Dosen Obstetri-Ginekologi, diFakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
OPERASI TIDAK GANGGU JANIN
Bagaimana kista harus ditangani tentunya bergantung pada kasus yang terjadi. Kista fisologis yang memang tumbuh saat hamil seperti korpus luteum tentu akan dibiarkan saja. Namun, semua kista patologis harus segera dibuang dengan tindakan operasi. Menurut, Ketua Yayasan Endometriosis Indonesia ini, operasi pengangkatan kista saat hamil tidak akan mengganggu janin. "Orang awam memang sering keliru membedakan antara rahim dan indung telur. Padahal ini jelas berbeda. Rahim merupakan tempat tinggal janin sedangkan indung telur tempat bersarangnya kista. Berarti janin dan kista memiliki 'rumah' yang berbeda. Tidak perlu khawatir keguguran." "Tindakan operasi pengangkatan kista," imbuh Jacoeb, "malah akan menyelamatkan janin karena bisa menghindari terjadinya komplikasi selama hamil." Penanganan kista umumnya memang harus dengan operasi demi kebaikan ibu dan janin.
MIOM TIDAK HARUS DIOPERASI
Berbeda dengan kista, miom yang satu rumah dengan janin, yaitu di rahim, jelas tidak bisa diutak-atik. Miom adalah bungkus otot rahim yang berubah menjadi tumor jinak. Istilah sederhananya daging-tumbuh di rahim. Miom berbentuk keras tapi bisa juga mencair kalau suplai oksigen ke bagian itu kurang. Peristiwa ini disebut degenerasi. "Jika operasi dilakukan terhadap miom, ibu hamil akan mudah keguguran," tutur Jacoeb. Lokasi tumbuh miom bisa di dalam dinding rahim atau di permukaan dalam rongga rahim. Jika di dalam dinding rahim, gejala yang ditimbulkan biasanya tidak akan terlalu berat dan jarang mengganggu kehamilan. Berbeda dengan miom yang tumbuh di saluran leher rahim karena akan membuat leher rahim menjadi kecil dan mengganggu masuknya sperma ke dalam. Selama kehamilan, miom tidak bisa diambil sembarangan kecuali yang bentuknya bertangkai. Kalau memang kehadirannya tidak mengganggu fungsi tubuh seperti mengganggu pernapasan, maka akan dibiarkan selama kehamilan. Nah, sekitar tiga bulan setelah persalinan, perkembangan miom akan dilihat kembali. Jika sudah semakin besar akan diambil dengan tindakan, entah dengan laparotomi, yaitu pengambilan miom melalui bedah perut, atau tanpa pembedahan dengan alat teropong saja yang disebut laparoskopi.
ADENOMIOSIS LEBIH SAKIT
Adenomiosis mirip dengan miom, tapi lokasi tumbuhnya di sela-sela otot rahim. Dibedakan dengan miom, karena asal-usulnya yang tidak sama. Adenomiosis, sebenarnya adalah endometriosis, tetapi tumbuhnya di rahim. Gangguan ini bisa diibaratkan memar pada petinju akibat pendarahan di antara jaringan ototnya. Biasanya penderita adenomiosis akan mengalami sakit luar biasa saat haid melebihi penderita endometriosis yang berlokasi di tempat lain. "Penderita bisa sampai nungging-nunging karena tak bisa menahan sakit dan biasanya minta segera dioperasi," ujar Jacoeb.
POLA HIDUP SEHAT SEBAGAI PENCEGAHAN
Lalu bagaimana cara mencegahnya? Menurut Jacoeb, ada kista yang bisa dicegah ada pula yang tidak. Kista yang berasal dari sisa-sisa sel embrio jelas tidak dapat dicegah karena sudah ada sejak lahir. Namun, timbulnya jenis kista lain sebenarnya dapat dicegah termasuk pada orang yang memiliki bakat kista. Cara pencegahannya tak lain dengan menjalani pola hidup sehat, seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur. Kedengarannya klise, tapi memang itu yang dapat dilakukan.
Faras Handayani.

MUNGKINKAN KEHAMILAN DIKIRA KISTA?
Vonis dokter tentang adanya kista namun disertai tanda-tanda awal kehamilan harus dicarikan second opinion-nya. S inta sangat kecewa karena dirinya gagal memeroleh momongan kembali. Padahal ia sempat berbahagia saat menya- dari adanya tanda-tanda awal kehamilan selama 1 bulan terakhir, seperti tidak haid, perut terasa kembung dan tidak nyaman, serta mual-muntah. Namun saat dilakukan pemeriksaan ke ahli kandungan, dokter menyatakan dirinya tidak hamil melainkan memiliki kista. Untuk lebih meyakinkan dirinya, Sinta memeriksakan diri ke dokter ahli kandungan lain. Benar dugaannya, menurut dokter "barunya" ia memang sedang hamil. Lalu kenapa dokter sebelumnya malah menyatakan ia mengidap kista?
     PENDETEKSIAN AKURAT

Kista adalah kantung abnormal yang berisi cairan abnormal yang tumbuh tak hanya di indung telur (ovarium) atau ujung-ujung saluran telur (fimbria), tapi juga di kulit, paru-paru, bahkan otak. Menurut Dr. dr. T.Z. Jacoeb, SpOG-KFER, pendeteksian kista pada awal kehamilan harus akurat. Sebab, secara sepintas bentuk kista ovarium mirip dengan bentuk badan kuning (corpus luteum/CL). CL adalah sisa sarang sel telur yang memang ada saat kehamilan. Kalau CL diambil karena disangka sebagai kista ovarium (indung telur), maka bisa terjadi keguguran, karena CL berfungsi mempertahankan fungsi hormon semasa kehamilan muda. Kelak setelah plasenta terbentuk sempurna, maka fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta. Jadi, lanjut spesialis kandungan dari Klinik Sam Marie, Pondok Bambu, Jakarta ini, bila dari pemantauan USG terlihat kantung besar di indung telur pada kehamilan muda, belum tentu itu kista ovarium. Kemungkinan adalah CL. Penyebab munculnya kista ovarium (indung telur) antara lain adalah kegagalan kantong telur (folikel) berovulasi. Seperti diketahui, dalam siklus reproduksi wanita, satu kantong telur dalam indung telur akan mengalami ovulasi setiap bulannya. Ovulasi adalah keluarnya sel telur dari folikel untuk kemudian ditangkap fimbria dan ditempatkan di saluran telur (tuba Falopii) dan siap untuk dibuahi jika bertemu sperma. Selanjutnya, folikel yang telah kehilangan sel telur disebut CL secara normal akan mengalami degenerasi, hilang diserap oleh tubuh. Sayangnya proses keluarnya sel telur dari dalam folikel mungkin mengalami kegagalan. Nah, jika kerap terjadi seperti itu lama-kelamaan kantong telur yang gagal berovulasi dapat berubah menjadi kista. Tetapi kista ini dapat lenyap sendiri, dan disebut kista fungsional. Jika tidak hilang dan makin membesar disebut kista patologis (abnormal) atau kista sejati. Disebut kista jika ukurannya mencapai lebih dari 3 cm. Penyebab lainnya adalah kegagalan penyerapan CL oleh tubuh. Jalan terbaik pada kehamilan muda, tunda tindakan pengangkatan hingga kehamilan berusia 14 minggu. Pada saat itu CL mestinya sudah menghilang. Namun bila melalui pemeriksaan USG diketahui masih ada kantong kista tersebut, ini menandakan ibu hamil memang memiliki kista indung telur.
     BILA MENDERITA KISTA

Yang perlu diketahui, kehamilan dapat memengaruhi kista. Demikian pula kista dapat memengaruhi kehamilan. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa kista tidak akan membesar selama kehamilan, tapi pada kenyataannya tidak. Kista sangat mungkin terus berkembang selama ibu mengandung karena hormon-hormon pada masa kehamilan dapat menjadi pemicu bertambah besarnya kista. Kista dapat menyebabkan letak janin di dalam rahim menjadi abnormal. Semestinya memasuki trimester akhir, posisi janin sudah menuju jalan lahir. Namun karena terdesak oleh kista maka letaknya jadi melintang atau miring. Akibatnya, tentu saja dapat memengaruhi proses persalinan. Meski begitu, jangan buru-buru beranggapan kista harus segera diangkat. Pengangkatan kista bergantung dari besarnya kista dan usia kehamilan. Bila saat ukurannya mencapai 3-4 cm keberadaan kista sudah diketahui sejak dini maka dapat dilakukan pengangkatan kista saat kehamilan sudah memasuki usia 14 minggu. Pengangkatan kista pada usia kehamilan 14 minggu ini relatif aman sebab plasenta sudah terbentuk dengan sempurna sehingga dapat mengambil alih fungsi ovarium untuk mempertahankan hormon-hormon pada masa kehamilan. Sebaliknya, bila pengangkatan kista ditunda justru berisiko ibu mengalami keguguran bila kista pecah atau terpuntir. Karena, kondisi itu dapat menimbulkan rasa melilit dan nyeri yang sangat. Operasi pengangkatan kista sendiri tidak akan berdampak pada janin karena keduanya berada di tempat yang berbeda. Kista berada di ovarium sementara janin ada di rahim. Namun bila kista baru diketahui saat kehamilan trimester kedua sebaiknya dilakukan observasi atau pengamatan terlebih dahulu. Bila ukurannya tetap (karena posisinya sudah tertekan oleh uterus), maka pengangkatan kista (operasi) dapat dilakukan setelah melahirkan. Apalagi bila ini adalah kehamilan yang pertama bagi si ibu dan ingin melahirkan normal. Namun dalam kondisi darurat, bila tiba-tiba kista pecah, umpamanya, operasi pengangkatan harus segera dilaksanakan. Untuk itulah Jacoeb menyarankan, waspadai rasa nyeri melilit di sekitar perut pada ibu hamil. Bila tiba-tiba terasa nyeri yang tak tertahankan sebaiknya segera hubungi dokter yang ahli. Karena dikhawatirkan kistanya terpuntir atau pecah. Tentunya kondisi ini perlu pengawasan intensif dari dokter.
     MENILIK PENYEBAB KISTA
Kista dibedakan menjadi 2, yakni kista fisiologis dan patologis. Kista fisiologis akan menghilang pada saat siklus haid yang akan datang. Sedangkan kista patologis tidak akan hilang pada siklus haid berikutnya. Untuk mengetahui apakah kista tersebut akan menjadi ganas atau tidak, akan dilakukan pemeriksaan darah atau USG Color Doppler (warna). Dengan alat tersebut dapat diketahui arus darah yang mengalir ke kista, apakah cenderung ke arah ganas atau tidak.

Pemicu terjadinya kista pada perempuan, salah satunya adalah makanan berlemak. Ketidakseimbangan asupan lemak dapat meningkatkan kadar hormon testosteron dalam tubuh. Akibatnya, hormon estrogen dalam tubuh tidak bisa bekerja dengan baik. Inilah yang dapat memudahkan tumbuhnya kista, miom, dan lainnya. Kista patologis dapat dibedakan berdasarkan isinya. Pertama, kista serosum. Isinya berupa cairan bening yang menyerupai air perasan kunyit. Jenis kista ini sering berkembang menjadi ganas, yaitu kanker indung telur atau kanker ovarium. Pendeteksian kista ini pada masa kehamilan harus akurat karena bentuknya menyerupai badan kuning (corpus luteum/CL ).

Kedua, kista musinosum. Isinya berupa lendir kental yang lengket menyerupai ingus. Seperti halnya kista serosum, kista ini pun akan membesar akibat adanya kehamilan. Penanganan kista ini harus ekstra hati-hati karena jika sampai pecah, cairannya dapat membuat lengket organ-organ di dalam rongga perut. Ketiga, kista dermoid. Isinya menyerupai mentega dan kandungan lainnya seperti jaringan rambut, gigi, tulang atau sisa-sisa kulit janin. Dermoid timbul dari sisa-sisa sel embrio yang terpental ke organ genital. Keempat, kista endometriosis yang berasal dari penyimpangan sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum karena pengaruh percikan darah haid yang membalik ke dalam rongga perut. Pencetusnya bisa karena infeksi kandungan menahun. Paling banyak bersarang pada indung telur. Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Indung telur yang mengalami endometriosis akan mengembang dan bertambah besar saat haid. Karenanya, penderita endometriosis sering mengalami nyeri haid.

     Utami Sri Rahayu.



----- Original Message ----- From: "Pitri Pitriawati" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "milis-nakita List Member" <milis-nakita@news.gramedia-majalah.com>
Sent: Tuesday, May 22, 2007 11:28 AM
Subject: [milis-nakita] Hamil Dengan Kista {03}


Maaf  Pak Aris..
Saya tidak bisa akses ke arsipnya nakita.
bisa minta tolong di kirim dengan format seperti biasa..?
Terima Kasih...

-----Original Message-----
From: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Aris Sujarwo
Sent: Tuesday, May 22, 2007 11:18 AM
To: milis-nakita List Member
Subject: [milis-nakita] Hamil Dengan Kista {02}


hal ini pernah dibahas, silakan buka arsip berikut:

http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg02796.
html


----- Original Message ----- From: "Pitri Pitriawati" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "milis-nakita List Member" <milis-nakita@news.gramedia-majalah.com>
Sent: Tuesday, May 22, 2007 10:10 AM
Subject: [milis-nakita] Hamil Dengan Kista {01}


Dear Mbak Uttiek, Dokters dan Nakita-ers

Mohon sharing dan info artikel tentang "Hamil dengan Kista"

Sebelumnya terima kasih




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]








=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]








=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke