LifeStyle Kids
Ada di Dekat Kita Senin, 27/08/2007 MATEMATIKA dansains atau IPA kerap ditakuti siswa sekolah. Hafalan rumus yang rumit,mengurangi minat mereka. Padahal, belajar sains bisa menyenangkan jika dilakukan sambil bermain. Ilmuwan sekaligus staf pengajar Universitas Satya Negara Indonesia Dr Yohan MSi mengatakan, penting menumbuhkan minat anak untuk belajar sains.Untuk tujuan jangka panjang, anak-anak sebagai generasi akan datang diharapkan dapat menjadi ilmuwan yang menghasilkan penemuan berguna bagi masyarakat. Dia pun memprihatinkan minimnya ilmuwan di Indonesia. Menurut dia,ilmuwan yang ada juga hanya mematenkan 2-3 penemuannya. "Ini terjadi karena sejak dini kita tidak dididik untuk menyukai ilmu pengetahuan, terutama sains," ujar Yohan, yang juga tercatat sebagai Kepala Bidang (Kabid) Kimia Material Ristek. Dia menambahkan, dengan mengubah paradigma anakanak mengenai sains sebagai hal menyenangkan, dalam 10 tahun akan muncul penemuanpenemuan baru dari ilmuwan Indonesia. Sebenarnya, tutur dia,anakanak dapat belajar mengenai sains dari hal-hal yang ditemui sehari-hari,contohnya,air yang berubah menjadi es batu.Sebenarnya peristiwa ini sarat pengetahuan sains. "Fenomena air menjadi es yang membeku,bisa dilakukan sambil bermain. Atau, saat anak makan, orangtua bisa menunjukkan bagaimana perubahan makanan utuh yang berubah setelah dikunyah," ungkapnya. Dia mengakui bahwa perlu dukungan orangtua di rumah, selain peran guru di sekolah. Pasalnya,waktu anak di rumah lebih banyak dibandingkan di sekolah. "Bisa juga orangtua ikut menyukai sains, setelah melihat anaknya menyukai sains.Kemudian, orangtua bisa memfasilitasi dan belajar bersama anak," sarannya. Salah satu sekolah yang berusaha menstimulasi kemampuan logika berpikir dari para siswanya ialah Sekolah Alam, yang berada di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Kepala Sekolah dari Sekolah Alam Pepen Supendi mengatakan, untuk membentuk kemampuan tersebut, Sekolah Alam memberlakukan sistem pembelajaran learning by experience (belajar melalui pengalaman). Para siswa diberikan fasilitas sebanyak-banyaknya untuk menelaah dan menyimpulkan suatu materi pelajaran. Guru tidak sekadar mentransfer ilmu layaknya sekolah konvensional. "Anak belajar dari pengalaman yang mereka dapat.Ketika mempelajari sesuatu, kami ajak anak melihat objeknya dulu," tutur Pepen. Dia mencontohkan, ketika para siswa belajar tentang sifat air,mereka akan terlebih dahulu diajak ke tempat-tempat air mengalir dan melakukan berbagai percobaan. Dengan demikian, sifat air yang selalu berpindah dari tempat tinggi ke tempat rendah atau sifat air yang mengikuti bentuk dari wadahnya, dapat disimpulkan sendiri oleh anak melalui pengalamannya. Kemudian, jika belum jelas, para siswa dan guru dapat berdiskusi bersama. "Sekolah Alam memang terbalik dengan sekolah biasa, yang umumnya menghafal te- ori terlebih dulu kemudian eksperimen. Kami ingin mereka mengalami dulu sehingga muncul logika berpikirnya. Mereka juga dituntut aktif karena kami ingin hal yang dipelajari melekat di pikiran anak," paparnya. Salah satu sosok yang sangat menyukai pelajaran sains, terutama fisika, ialah mahasiswa Universitas Indonesia,Andy Octavian Latief. Saat ini dia tercatat sebagai salah seorang wakil Indonesia yang meraih medali emas pada Olimpiade Fisika Internasional. Beberapa hal sederhana di rumah kemudian menjadi permainan yang seru sekaligus mengasah kemampuan sains Andi. Kebetulan orangtua dan kakek nenek Andi rajin menstimulasi dirinya. Salah satu pengalaman Andi ketika dia menjatuhkan keran ke dalam bak mandi yang dalam. Jika orangtua lain langsung marah, sebaliknya ibu Andi justru menantang dia untuk mengambil keran tersebut tanpa bantuan dan tidak membuat dirinya basah. "Saya terus berpikir. Kemudian, saya berhasil mengambilnya dengan melemparkan batu terlebih dahulu ke dalam bak sehingga keran muncul ke permukaan," ujarnya. (ririn sjafriani) =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+ Mailing List Nakita milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Arsip http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/ ------------------------------------------------ untuk berlangganan kirim mail kosong ke : [EMAIL PROTECTED] untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED]