LifeStyle
Kids
 
Buka Wawasan dengan Membaca 
Senin, 03/09/2007 
 
 
 
 
                                
 
BUKU adalah jendela dunia.Untuk membukanya, membaca menjadi satu
syaratnya. Bagaimana membiasakannya? Menurut penelitian para ahli
pendidikan, pembentukan potensi belajar pada seseorang sebanyak 50%
terjadi pada usia 0-4 tahun. 
Karena itu, usia balita yang disebut sebagai masa pembentukan adalah
waktu paling tepat menanamkan minat anak untuk membaca. Seorang psikolog
dari Universitas Rutgers di New Brunswick, New Jersey,Judith A Hudson
PhD mengatakan, orangtua dapat mulai memperkenalkan buku pada anak sejak
usianya 6 bulan. Pada usia tersebut, bayi sangat menyukai buku-buku
sederhana yang dilengkapi banyak gambar dan lambang. 
"Setelah memasuki usia 1-2 tahun, anak cenderung menyukai jenis rhyming
books,yaitu buku- buku cerita dengan teks yang sederhana dan mudah
diingat, disertai gambar yang menarik perhatiannya,"ungkap Judith. Anak
seusia ini terlihat menikmati aktivitas membaca dibandingkan usia
sebelumnya. Namun, Judith mengingatkan agar orangtua tidak terlalu
berharap sang anak dapat benarbenar membaca. "Umumnya, anak belum akan
mulai membaca sebelum usia 5 tahun. 
Meskipun memang ada sebagian anak yang sudah memiliki kemampuan membaca
lebih awal dari usia umumnya,"paparnya. Sementara itu, psikolog anak
dari Lembaga Terapan Psikologi Universitas Indonesia (LPT-UI) Francisca
mengatakan, untuk anak usia prasekolah, dapat terlebih dahulu diajarkan
mengenal huruf. Canra yang digunakan pun sebaiknya melalui bermain.
"Untuk bisa membaca, orangtua dapat mengenalkan huruf pada anak-anak
prasekolah. Misalnya, mengenalkan huruf dengan bernyanyi,menggambar
maupun aktivitas gerak sambil bermain," ujarnya. 
Buku-buku yang dibaca anak-anak prasekolah, juga harus
disesuaikan.Biasanya buku yang didominasi dengan gambar yang
berwarna-warni bisa menarik minat anak. Alasannya, kata Francisca,
anak-anak belajar melalui penglihatannya terlebih dahulu. "Saat ini kita
lihat sudah ba- Canyak buku yang kreatif menggunakan gambar-gambar yang
muncul saat halaman dibuka atau diiringi lagu yang dapat ditekan sendiri
oleh anak saat membaca,"tutur psikolog yang juga tergabung di Yayasan
Balita Mandiri tersebut. Francisca melihat bahwa kegiatan bermain dan
membaca pada anak sebaiknya diseimbangkan karena keduanya memiliki
manfaat yang besar untuk tumbuh kembang anak. 
"Contohnya, pada saat bermain, anak yang pendiam bisa diajak untuk
ngobrol santai sehingga emosinya bisa tergali. Anak juga bisa belajar
berbag dengan orang lain saat bermain. Sementara,untuk kegiatan membaca
pada anak, orangtua lebih banyak berperan sehingga bisa mendekatkan
lebih mendekatkan hubungan orangtua dan anak," paparnya. Kegiatan
sederhana seperti mendongeng sebelum anak tidur, tambahnya,juga dapat
merangsang minat anak untuk membaca. Asalkan jangan memaksakan memasang
target membaca buku hanya dalam waktu satu malam. "Perlu diingat bahwa
setiap anak memiliki kematangan dan daya tangkap yang berbeda. 
Jangan sampai orangtua kejar target, misalnya harus selesai baca satu
buku dalam satu malam," tegasnya. Diharapkan, saat orangtua membacakan
dongeng pada anak menjelang tidur terjadi dialog, bukan hanya monolog.
Anak dapat ikut bertanya, berpartisipasi bercerita bahkan untuk anak
yang sudah lebih besar dapat diminta untuk bercerita kembali. Hal yang
harus diingat, biarkan kemauan membaca itu datang sendiri tanpa ada
paksaan. Sebelumnya, ajari anak mengenal huruf terlebih dulu dengan cara
yang menyenangkan. (ririn sjafriani) 
 




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke