Jiwa Masih Rentan, Hindarkan Anak Dari Kekerasan Anak-anak memiliki jiwa yang masih rentan sehigga seharusnya sebisa mungkin dihindarkan dari tindak kekerasan baik verbal maupun fisik. Demikian menurut pengamat media dan anak dari Yayasan Pengembangan Media untuk Anak (YPMA) Drs B Guntarto di Jakarta, Jumat. Guntarto mengatakan, semakin sering anak menyaksikan tayangan kekerasan di televisi, maka makin besar kemungkinan anak akan berpikir bahwa kekerasan merupakan bagian yang normal dalam kehidupan sehari-hari. "Dan ini akan makin terbentuk keyakinan bahwa melakukan kekerasan itu adalah hal yang diperbolehkan," kata Guntarto. Pada tingkat yang lebih jauh, referensi tentang kekerasan yang makin banyak mengendap di kepala anak-anak, suatu saat akan bisa terwujud dalam perilaku ketika ada pemicu yang kuat dan kontrol sosial yang lemah (dari orang tua, guru, dan orang dewasa di sekelilingnya). Namun Guntarto juga mengemukakan dampak televisi tidak hanya terjadi pada anak-anak. Teori belajar sosial mengatakan bahwa orang bisa belajar dari mana pun termasuk dari media. Dicontohkan, kekerasan yang disajikan secara terus- menerus dalam berbagai bentuk di media, dalam tingkat tertentu pasti juga akan membuat pemirsanya makin tidak sensitif terhadap kekerasan. "Adegan kekerasan yang banyak sekali digambarkan dalam sinetron di televisi, juga sangat berpotensi memberikan referensi bagi pemirsanya mengenai kekerasan," tegasnya. Ia juga mengatakan yang lebih penting untuk dicermati sebenarnya adalah anak yang mengalami kekerasan di dalam rumah maupun di luar rumah, lebih rentan terhadap dampak tayangan kekerasan di televisi dibanding dengan anak yang tidak mengalami kekerasan. Anak-anak yang mengalami kekerasan dan banyak menonton tayangan kekerasan di televisi, sangat berpotensi untuk mengadopsi referensi tentang kekerasan itu dan menirunya pada saat mereka memiliki peluang. Indikasi kekerasan dalam rumah tangga yang paling banyak dialami oleh anak misalnya adalah berteriak, membentak, mengancam, tidak memberikan sesuatu yang mestinya diberikan, memukul, mencubit, dan sebagainya. Apa pun kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan oleh anak-anak, mestinya orang tua bisa memperlakukannya dengan lebih bijaksana karena anak bukan sekedar manusia dalam bentuk kecil. Fenomena bahwa anak sering menjadi pelampiasan kekecewaan atau kemarahan orang tua, jelas-jelas harus dihentikan karena dampaknya akan sangat buruk pada perkembangan jiwa anak, terutama dalam memandang soal kekerasan. (Ant/An) <http://www.kompas.co.id/ver1/images/spacer.gif> =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+ Mailing List Nakita milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Arsip http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/ ------------------------------------------------ untuk berlangganan kirim mail kosong ke : [EMAIL PROTECTED] untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED]