Untuk Mba' Yulia,

sering mimisannya apakah disertai demam? Karena anakku juga pernah mengalami
hal ini tetapi disertai dengan demam. Tetapi mimisannya tidak terjadi
sering, hanya 1-2 kali saja. setelah demam mulai mereda mimisan akan
berhenti dengan sendirinya.

Tetapi apabila mimisan sering terjadi secara terus menerus, bisa konsul ke
Dr. THT sj.

Artikel Mbak Bunda Davina juga bisa membantu.

Rgds,
Bunda Aurelia (2,5th), Livea(9 Bln)

2008/3/17 Rini Ismawati <[EMAIL PROTECTED]>:

>
> Dear Mba Yulia,
>
> Nich aku ada artikel ttg mimisan yg diposting oleh teman dari milist
> sebelah.
> Semoga bisa membantu.
>
> Salam
> Bunda Davina (2,5th)
>
> ================================================================================
> Digunting dari: Majalah anakku - Edisi Mei 2005
>
> Mimisan 90% dapat diatasi sendiri. Jangan panik.
> Bagian dalam hidung dilapisi oleh selaput lendir yang
> selalu basah.
> Selaput lendir ini banyak mengandung jalinan pembuluh
> darah. Di
> bagian depan, jalinan pembuluh darah disebut sebagai
> pleksus
> Kiesselbach. Di bagian belakang juga ditemukan jalinan
> pembuluh
> darah. Bila pembuluh darah ini pecah, terlihat sebagai
> mimisan.
>
> Sebagian besar mimisan dapat berhenti dengan
> pertolongan sederhana
> atau bahkan berhenti sendiri. Yang sering terlihat
> menakutkan dan
> membuat ibu panik adalah bila anak mengalami muntah
> darah, padahal
> sebenarnya hanya memuntahkan darah yang tertelan.
> Demikian pula
> dengan batuk darah, bukan berasal dari paru melainkan
> karena batuk
> mendorong darah yang ada di tenggorokan.
>
> Penyebab
> 1. Penyebab paling sering adalah benturan atau
> kebiasaan mengkorek-
> korek hidung.
> 2. Udara panas dan kering menyebabkan selaput lendir
> hidung menjadi
> kering dan pecah.
> 3. Bila hidung tersumbat terus dan berbau busuk,
> mungkin disebabkan
> anak memasukkan suatu benda ke dalam hidungnya.
> 4. Sekat hidung yang bengkok, menyebabkan aliran udara
> kurang baik.
> Akibatnya selaput lendir hidung menjadi kering dan
> pecah.
> 5. Pilek dan alergi. Peradangan di rongga hidung dan
> membuang ingus
> terlalu keras dapat menyebabkan mimisan.
> 6. Mencium bahan kimia, misalnya asam sulfat, bensin,
> amonia.
> 7. Kadang-kadang mimisan adalah gejala penyakit darah,
> misalnya
> kurang trombosit, kurang faktor pembekuan, leukemia,
> dan lain-lain.
> Pada penyakit-penyakit tersebut, sering ada gejala
> lain misalnya
> pucat, biru-biru di kulit, dan lain-lain.
> 8. Mimisan pada orang dewasa dapat disebabkan merokok,
> tekanan darah
> tinggi, alkohol, atau makan obat yang mengencerkan
> darah.
> 9. Anak yang minum obat yang mengandung asetosal dan
> ibuprofen juga
> dapat mengalami mimisan karena darah menjadi kurang
> cepat membeku.
>
> Mencegah mimisan
> 1. Jangan mengkorek-korek hidung.
> 2. Jangan membuang ingus keras-keras.
> 3. Hindari asap rokok atau bahan kimia lain.
> 4. Gunakan pelembab ruangan bila cuaca terlalu kering.
> 5. Gunakan tetes hidung NaCl atau air garam steril
> untuk membasahi
> hidung.
> 6. Oleskan vaselin atau pelembab ke bagian dalam
> hidung sebelum
> tidur, untuk mencegah kering.
> 7. Hindari benturan pada hidung.
>
> Pertolongan
> 1. Duduk, agar hidung anak lebih tinggi dari jantung.
> 2. Membungkuk ke depan sedikit, dan bernapas dari
> mulut.
> 3. Jangan tidur terlentang. Aliran darah ke hidung
> bertambah deras,
> dan darah dapat tertelan ke belakang.
> 4. Tekan hidung selama 5 menit. Yang ditekan adalah
> seluruh bagian
> depan cuping hidung, tepat di atas lubang hidung.
> 5. Tangan yang lain dapat digunakan untuk memberi
> kompres dingin
> menggunakan es pada tulang hidung, untuk memperlambat
> aliran darah
> ke hidung.
> 6. Bila setelah 5 menit masih berdarah, tekan lagi
> selama 10 menit.
> 7. Kalau masih tetap berdarah, bawalah anak ke ruang
> gawat darurat
> rumah sakit.
> 8. Bila sudah sering mengalami mimisan, dapat meminta
> campuran
> lidokain 4% untuk mengurangi nyeri dan epinefrin 1 :
> 10.000 untuk
> mempercepat darah berhenti. Pemasangan selama 10-15
> menit seringkali
> sudah cukup. Semprotan hidung oxymetazoline 0.05% juga
> dapat
> membantu.
>
> Bagaimana dengan daun sirih? Daun sirih merupakan
> adstringent, yang
> berfungsi menciutkan pembuluh darah. Daun sirih dapat
> menolong,
> tetapi sterilitasnya kurang terjaga. Jangan-jangan
> mimisannya sembuh
> tetapi jadi mengalami infeksi. Tekan dengan jari akan
> lebih aman.
>
> Dr. Hardiono D. Pusponegoro SpA(K)
> Divisi Saraf Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak
> FKUI/RSCM,
> Jakarta.
>
> *****
>
> Digunting dari: Majalah Ayahbunda - No. 09/2005
>
> Wajar, bila Anda panik melihat darah mengalir dari
> hidung sang buah
> hati tercinta. Namun, akan lebih baik bila Anda segera
> bertindak
> untuk mengatasi mimisan ini. Bila perlu, cari tahu apa
> penyebabnya
> untuk memperkecil risiko si kecil mengalaminya lagi.
>
>
> Beragam penyebab
> Siapa pun bisa mengalami mimisan, meski peristiwa ini
> umumnya lebih
> sering menimpa anak-anak. Asal Anda tahu, di bagian
> dalam depan
> rongga hidung kita ada kumpulan pembuluh darah. Nah,
> pada anak,
> kumpulan pembuluh darah ini biasanya lebih rentan
> pecah, dan
> menimbulkan perdarahan. Biasanya, pembuluh darah serta
> sel lendir
> pada rongga hidung anak tersebut akan lebih kuat
> setelah ia lulus
> sekolah dasar.
>
> Beberapa penyebab mimisan:
> 1. Benturan pada hidung, misalnya karena anak terjatuh
> atau
> hidungnya terpukul.
> 2. Kebiasaan mengorek hidung yang berlebihan, misalnya
> karena gatal,
> atau anak berusaha mengeluarkan kerak hidung yang
> mengering.
> 3. Hidung kemasukan benda asing, seperti biji-bijian,
> atau benda
> kecil lain yang menimbulkan infeksi dan terjadinya
> perdarahan
> (biasanya ditandai dengan terciumnya bau busuk dari
> lubang
> hidungnya).
> 4. Perubahan cuaca, misalnya dari bermain di bawah
> terik matahari
> lalu masuk ke dalam rumah ber-AC, atau menghadapi
> perubahan tekanan
> udara.
> 5. Penyakit infeksi, terutama yang disertai demam
> tinggi secara
> mendadak, seperti demam berdarah.
> 6. Penyakit darah, seperti leukemia (kanker darah) dan
> hemofilia
> (darah tidak bisa membeku).
>
> Tolong segera
> Mimisan digolongkan ringan bila sumber perdarahan
> adalah dari bagian
> depan rongga hidung. Sementara mimisan yang berat
> terjadi bila
> sumbernya dari dalam atau belakang rongga hidung.
> Mimisan jenis ini
> harus lebih diwaspadai dan dicari tahu apa
> penyebabnya.
>
> Sekitar 90% kasus mimisan pada anak tergolong ringan,
> dan dapat
> diatasi sendiri di rumah. Jadi, begitu anak mimisan,
> lakukanlah
> segera tindakan berikut:
>
> 1. Minta anak duduk bersandar dengan kepala sedikit
> menunduk ke
> depan, agar darah tidak mengalir ke bagian belakang
> (darah yang
> tertelan dapat merangsang timbulnya batuk atau rasa
> mual sehingga
> anak muntah).
> 2. Kalau keadannya terlalu lemah, baringkan dengan
> meletakkan bantal
> di punggunggnya.
> 3. Jepit kedua cuping hidung dengan jari tangan selama
> sekitar 5
> menit. Sementara itu mintalah anak untuk bernapas
> melalui mulut.
> 4. Bersihkan darah yang mengotori wajahnya.
> 5. Kompres dingin pada batang hidung juga bisa
> membantu menghentikan
> perdarahan.
> 6. Bila perdarahan belum juga berhenti, sumbat
> hidungnya dengan kain
> kasa atau sapu tangan yang bersih, lalu bawa anak
> segera ke dokter.
> Selama dalam perjalanan, usahakan agar anak selalu
> dalam posisi
> duduk menyandar.
>
> Satu hal yang perlu diingat dalam melakukan
> pertolongan adalah
> bersikap tenang. Kepanikan hanya akan membuat tindakan
> Anda jadi
> tidak rasional dan merugikan si kecil.
>
>
> AWAS, PERDARAHAN BERAT!
> Bila setelah 10 menit perdarahan masih berlanjut,
> apalagi disertai
> panas, sebaiknya segera bawa anak ke dokter. Karena,
> bisa jadi ini
> merupakan indikasi suatu penyakit serius, seperti
> demam berdarah,
> tumor ganas pada rongga hidung, kaker darah, atau
> haemofilia.
>
> Dokter akan mencari sumber perdarahan dengan bantuan
> alat pengisap
> untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian,
> hidung 'disumbat' tampon khusus untuk hidung selama
> 3-5 menit.
> Dengan cara ini dapat diketahui apakah sumber
> perdarahan dari depan
> atau belakang rongga hidung. Pada kasus-kasus tertentu
> diperlukan
> pemeriksaan laboratorium dan/atau radiologi.
>
>
>
> NAMA
> Perdarahan Hidung
>
> DEFINISI
> Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) adalah
> pardarahan yang
> berasal dari hidung.
>
> PENYEBAB
> Penyebab epistaksis:
>
> Infeksi lokal
> - Vestibulitis
> - Sinusitis
> Selaput lendir yang kering pada hidung yang mengalami
> cedera
> - Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh,
> terpukul, adanya benda
> asing di hidung, trauma pembedahan atau iritasi oleh
> gas yang
> merangsang
> - Patah tulang hidung
> Penyakit kardiovaskuler
> - Penyempitan arteri (arteriosklerosis)
> - Tekanan darah tinggi
> Infeksi sistemik
> - Demam berdarah
> - Influenza
> - Morbili
> - Demam tifoid
> Kelainan darah
> - Anemia aplastik
> - Leukemia
> - Trombositopenia
> - Hemofilia)
> - Telangiektasi hemoragik herediter
> Tumor pada hidung, sinus atau nasofaring, baik jinak
> maupun ganas
> Gangguan endokrin, seperti pada kehamilan, menars dan
> menopause
> Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan tekanan
> atmosfir mendadak
> (seperti pada penerbang dan penyelam/penyakit Caisson)
> atau
> lingkungan yang udaranya sangat dingin
> Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan mimisan
> ringan disertai
> ingus berbau busuk
> Idiopatik, biasanya merupakan mimisan yang ringan dan
> berulang pada
> anak dan remaja.
>
> GEJALA
> Epistaksis dibagi menjadi 2 kelompok:
>
> Epistaksis anterior : perdarahan berasal dari septum
> (pemisah lubang
> hidung kiri dan kanan) bagian depan, yaitu dari
> pleksus Kiesselbach
> atau arteri etmoidalis anterior.
> Biasanya perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien
> duduk, darah
> akan keluar dari salah satu lubang hidung. Seringkali
> dapat berhenti
> spontan dan mudah diatasi.
> Epistaksis posterior : perdarahan berasal dari bagian
> hidung yang
> paling dalam, yaitu dari arteri sfenopalatina dan
> arteri etmoidalis
> posterior.
> Epistaksis posterior sering terjadi pada usia lanjut,
> penderita
> hipertensi, arteriosklerosis atau penyakit
> kardiovaskular.
> Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan.
>
> Darah mengalir ke belakang, yaitu ke mulut dan
> tenggorokan.
>
> DIAGNOSA
> Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
> pemeriksaan fisik.
>
> Pemeriksaan lainnya yang dilakukan untuk memperkuat
> diagnosis
> epistaksis:
> - Pemeriksaan darah tepi lengkap
> - Fungsi hemostatis
> - Tes fungsi hati dan ginjal
> - Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal dan
> nasofaring
>
> PENGOBATAN
> Epistaksis anterior
>
> Penderita sebaiknya duduk tegak agar tekanan vaskular
> berkurang dan
> mudah membatukkan darah dari tenggorokan
> Epistaksis anterior yang ringan biasanya bisa
> dihentikan dengan cara
> menekan cuping hidung selama 5-10 menit
> Jika tindakan diatas tidak mampu menghentikan
> perdarahan, maka
> dipasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan
> adrenalin dan
> lidocain atau pantocain untuk menghentikan perdarahan
> dan mengurangi
> rasa nyeri
> Setelah perdarahan berhenti, dilakukan penyumbatan
> sumber perdarahan
> dengan menyemprotkan larutan perak nitrat 20-30% (atau
> asam
> trichloracetat 10%) atau dengan elektrokauter
> Bila dengan cara tersebut perdarahan masih terus
> berlangsung, maka
> diperlukan pemasangan tampon anterior yang telah
> diberi vaselin atau
> salep antibiotika agar tidak melekat sehingga tidak
> terjadi
> perdarahan ulang pada saat tampon dilepaskan. Tampon
> anterior
> dimasukkan melalui lubang hidung depan, dipasang
> secara berlapis
> mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung dan harus
> menekan
> sumber perdarahan. Tampon dipasang selama 1-2 hari.
> Jika tidak ada penyakit yang mendasarinya, penderita
> tidak perlu
> dirawat dan diminta lebih banyak duduk serta
> mengangkat kepalanya
> sedikit pada malam hari. Penderita lanjut usia harus
> dirawat.
>
>
> Epistaksis posterior
> Pada epistaksis posterior, sebagian besar darah masuk
> ke dalam mulut
> sehingga pemasangan tampon anterior tidak dapat
> menghentikan
> perdarahan.
> Perdarahan posterior lebih sukar diatasi karena
> perdarahan biasanya
> hebat dan sulit melihat bagian belakang dari rongga
> hidung.
> Dilakukan pemasangan tampon posterior (tampon
> Bellocq), yaitu tampon
> yang mempunyai tiga helai benang, 1 helai di setiap
> ujungnya dan
> 1helai di tengah. Tampon dipasang selama 2-3 hari
> disertai dengan
> pemberian antibiotik per-oral untuk mencegah infeksi
> pada sinus
> ataupun telinga tengah.
>
> Pada epistaksis yang berat dan berulang, yang tak
> dapat diatasi
> dengan pemasangan tampon, perlu dilakukan pengikatan
> arteri
> etmoidalis anterior dan posterior atau arteri
> maksilaris interna.
>
> Epistaksis akibat patah tulang atau septum hidung
> biasanya
> berlangsung singkat dan berhenti secara spontan,
> kadang-kadang
> timbul kembali beberapa jam atau beberapa hari
> kemudian setelah
> pembengkakan berkurang.
> Jika hal ini terjadi mungkin perlu dilakukan
> pembedahan terhadap
> patah tulang atau pengikatan arteri.
>
> Pada penderita telangiektasi hemoragik herediter
> (kelainan bentuk
> pembuluh darah), epistaksis yang hebat bisa
> menyebabkan anemia berat
> yang tidak mudah dikoreksi dengan pemberian zat besi
> tambahan.
> Untuk mengatasi anemia, dilakukan pencangkokan kulit
> ke dalam septum
> hidung.
>
>
>
>  *yuliastanti nugrahandini <[EMAIL PROTECTED]>*
> Sent by: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
>
> 03/16/2008 08:56 PM
>  Please respond to
> milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
>
>   To
> "milis-nakita List Member" <milis-nakita@news.gramedia-majalah.com>  cc
>   Subject
> [milis-nakita] anak sering mimisan {01}
>
>
>
>
> anak sy 2th sering sekali mimisan. sy tdk tau sebabnya. mohon sharing dan
> info dr moms yg py pengalaman. apa sj sebab anak mimisan n bgmn mencegahnya.
> terima kasih sebelumnya
>
>
>      Get the name you always wanted with the new y7mail email address.
> www.yahoo7.com.au/y7mail
>
>
>
>
>

Kirim email ke