Dear dr. Judi, Di kehamilan pertama, janin saya juga mengalami hidropsfetalis. Ada asites di perut. Asites itu sempat diambil saat janin masih di kandungan saya. Hasil lab menunjukkan, janin saya kena teratoma. Karena saya kena preeklamsia, janin itu harus dilahirkan saat usia kandungan saya 33 minggu. Paru-paru dan jantung belum matang karena terdesak cairan itu.
Dengan bantuan vaccum, bayi saya berhasil lahir hidup. Namun, hanya bertahan selama 8 jam saja. Sayang, waktu itu saya tidak menanyakan apa penyebabnya. Setahun kemudian, saya melahirkan lagi Yoel (1y4m) sehat dan lincah. Namun, jujur saya masih agak trauma jika hamil lagi. Takut kejadian anak pertama terulang lagi. Sebelum hamil kedua, saya sempat tes TORCH. IGM negatif, tetap IGG tokso, cmv dan herpes positif. Pertanyaan saya, kira-kira apa penyebab hidrops di anak pertama saya? Jika nanti saya hamil ketiga kalinya, apa yang harus dilakukan supaya kejadian kehamilan pertama tidak terulang kembali? Terima kasih atas jawabannya dr. Judi. Salam, Sari Ibune Yoel judi januadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: .hmmessage P { margin:0px; padding:0px } body.hmmessage { FONT-SIZE: 10pt; FONT-FAMILY:Tahoma } AWW Terima kasih atas kesediaanya berbagi pengalaman. Soal mati hidup....bukan hak manusia, itu sepenuhnya hak Allah SWT, sebagai dokter kita wajib berikhtiar semaksimal mungkin bersama pasien dan keluarga yang ditanganinya. Hidrops fetalis tidak selamanya berakibat fatal... pada keadaan tertentu sudah memungkinkan dilakukannya terapi dengan transfusi saat dalam kandungan. Alhamdulillah Keesha sudah sehat dan pintar. Untuk hamil yang akan datang sebaiknya ibu berkonsultasi dengan dokter subspesialis hematologi dan dokter di PMI untuk menilai sberapa jauh reaksi imunologis di tubuh ibu akibat ketidakcocokan golongan darah. Akhir kata, tetaplah berdoa kepada Sang Maha Kuasa agar ibu masih bisa menambah momongan lagi. WWW Judi Januadi Endjun --------------------------------- Date: Fri, 2 May 2008 22:13:10 -0700 From: [EMAIL PROTECTED] Subject: [milis-nakita] Tentang HydropsFoetalis {01} To: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com .ExternalClass DIV {;} Dear Nakita-ers... Hanya ingin sekedar memberikan informasi mengenai janin yg di diagnosa Hydropsfoetalis ataupun kelainan janin lainnya. Pengalaman saya pada saat mengandung anak ke 2. pada usia kandungan 7 bulan dari hasil USG, terlihat bahwa perut janin terdapat asites (cairan), yg disebut juga hydropsfoetalis. Saat itu dokter kandungan yg mengUSG tersebut, memberikan saran agar bayi di teminate / dikeluarkan saja karena kemungkinan untuk hidupnya tidak ada /impossible life/Nol. Ibu mana yg sanggup mendengar hal seperti itu. Rasanya .. sulit dgambarkan. Saat itu browsing di internet pun tidak membantu sama sekali hanya membenarkan diagnosa dr dokter tersebut, bahwa janin hydrops = zero life opportunity. Saya dan suami memutuskan mencari opinion ke beberapa dokter kandungan, yg juga membenarkan diagnosa pertama, hanya saja ada yg menyarannkan untuk menunggu hingga janin mature dan bisa di deliver, kemudian di treatment diluar. Namun dalam waktu 2 minggu cairan merambat di bawah jaringan kulit diseluruh bag.badan hingga ke kepala dengan diameter 1cm. Saat itu ada famili yg menyarankan untuk berkonsultasi juga dg dokter anak, bukan hanya dengan dokter kandungan, karena pada saat bayi dikeluarkan, dokter anaklah yg akan men treatment bayi tsb. Alhamdulillah, dokter anak yg menangani anak pertama kami, sangat membantu kesulitan yang sedang kami hadapi. Beliau menyarankan untuk bertemu dengan dokter ahli Fetomaternal di kota kami, yg kemudian menyarankan agar janin segera di keluarkan untuk di treatment oleh ahli Neonatology (dokter anak dengan SP 2). Rumah sakit bersalin pun harus mempunyai NICU (Neonatal Intensive Care Units), agar bayi bisa mendapatkan perawatan maksimal. 1 minggu dari pertemuan pertama kami dg dokter kandungan tsb, diputuskan, bayi kami di lahirkan dengan cara sesar. Saat itu usia janin 36 minggu. Pada saat bayi berhasil dikeluarkan, ia kesulitan bernafas maka dokter anak dg dibantu dr.kandungan memutuskan agar cairan pada perutnya langsung disedot, barulah bayi kami bisa bernafas. Satu bulan lamanya bayi kami di rawat dirumah sakit bersalin tsb. Diketahui bahwa bayi kami menderita Hydrops karena Ketidakcocokan darah (HBO) - Imunologi. Mulai dari transfusi darah hingga 3 labu hingga pemberian antibiotik dosis tinggi. Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT. Kami bisa membawa bayi perempuan kami pulang. denga berat 2,6kg panjang 45cm. Saat ini Keesha (kami memanggilnya Keesha) berusia 9 bulan dengan perkembangan fisik, motoarik kasar-halus, bahasa - pendengaran berkembang dengan baik. Asupan ASI masih saya berikan hingga sekarang. Makanpun tidak ada masalah.. Saat ini berat Keesha 8,2 kg dg panjang 67cm... Semua berkembang dengan normal.Kamipun masih rutin berkonsultasi dengan dokter anak kami. Saran kami, bagi ibu yang janinnya didiagnosa Hydrops ataupun kelainan lainnya: 1. Jangan hanya berkonsultasi dengan dokter kadungan (fetomaternal) saja, sertakan dokter anak (SP2) ahli neonatology. 2. Bersalin di rumah sakit dengan fasilitas NICU 3. Tanyakan penyebabnya, karena penyebab hydrops sendiri ada -+ 56 sebab, salah satunya Virus tokso & ketidakcocokan golongan darah.Jika diketahui penyebabya, maka penanganan akan terarah. 4. Cari informasi sebanyak banyaknya mengenai kelainan tersebut, agar siap lahir batin. 5. Berdoa dan berikhtiar, Mudah mudahan email ini dapat membantu, siapapun yang membutuhkannya. Warm Regards, Ratu Hedy Teguh Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com --------------------------------- Share your beautiful moments with Photo Gallery. Windows Live Photo Gallery --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.