---------- Forwarded message ----------
Date: Tue, 16 Oct 2001 15:56:57 +0000
From: [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [dp] Re: Perpustakaan kita yg Merana


> Jika memberikan ceramah kepada mahasiswa baru (dalam OSPEK),
> saya selalu
> menjelaskan arti 1 SKS, yakni satuan waktu yang terdiri
> dari 50 menit
> persiapan materi kuliah, 50 menit tatap muka dengan dosen,
> dan 50 menit
> pendalaman materi kuliah; dengan demikian sebenarnya dua-pertiga
> waktu
> mahasiswa di kampus semestinya digunakan dalam kegiatan yang
> berkaitan
> dengan membaca buku (sebelum dan sesudah kuliah); dan bukunya
> semestinya ada
> di perpustakaan (kalau dosennya mendaftarkan buku-buku yang memang
> tersedia
> di / pernah diusulkan untuk dibeli oleh perpustakaan).
>

Sekedar tambahan loh, bolehkan nambah-nambah.
Saya pernah mengamati di beberapa perguruan tinggi di Bandung
(beberapa loh, tidak banyak) baik itu negeri maupun swasta dimana
saya pernah ngasih kuliah, pengertian 1 SKS yang dijelaskan di atas
kayaknya sudah tidak laik lagi dipakai khususnya bagi mahasiswi.
Mahasiswi butuh 50 menit sebelum dan sesudah perincian waktu di atas,
lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

1 SKS
-----
- 50 menit bersolek
- 50 menit persiapan materi kuliah
- 50 menit tatap muka dengan dosen
- 50 menit belajar mandiri
- 50 menit ngerumpi

Karena definisi 1 SKS masih tetap sama sementara kebutuhan tambahan
mahasiswi yang berjumlah 2x50 menit tersebut ditempatkan sebagai
prioritas oleh mereka sehingga 3x50 menit tersebut terkorupsi dan
rinciannya menjadi sebagai berikut :

1 SKS
-----
- 50 menit bersolek
- 50 menit tatap muka dengan dosen (tidak bisa dihindari)
- 50 menit ngerumpi

Jadi 2x50 menit yang versi resmi mereka overwrite begitu saja
oleh 2x50 menitnya kebutuhan mereka.

Dari sini bisa dilihat bahwa menyelesaikan permasalahan tidak bisa
dilakukan secara parsial. Saya mendukung akan adanya perpustakaan
yang memadai, namun apabila mental mahasiswa yang masih seperti
di atas masih tetap ada maka perpustakaan bisa menjadi museum
buku2 ilmiah. Sehingga makin meranalah kualitas mahasiswa dan
perguruan tinggi saat ini.

Wassalam,
Yul.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hm.... rupanya permasalahannya "hampir mirip" ya

IMW


* Gunadarma Mailing List -----------------------------------------------
* Archives     : http://milis-archives.gunadarma.ac.id
* Langganan    : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Berhenti     : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Administrator: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke