Singapura memang melakukan outsourcing hampir di segala bidang, pembangunan gedung2 pencakar langitpun menggunakan karyawan orang philipina, bangladesh, india dan negara2 sekitar, sementara teknologi maju ada karena banyaknya perusahaan barat yang membuka cabang di singapura sebagai basis perdagangan, dan mereka mencoba menyerap 'teknologi' yg ada.
Memang mereka microsoft minded, tapi saya pernah ngobrol dengan pedagang komputer yg mengeluh karena sering di komplain komputernya 'rusak' sejak dia menjual komputer degan satu set windows ME, hehehhee.Mereka berani beli lisence karena mempunyai uang yang cukup.Tapi memang selalu bangga dalam hal apapun bahwa barang itu adalah yang terbaru, lha wong dompet di toko obralan aja dibilang model terbaru hehehehe. Satu hal yang dapat kita tangkap dari permasalahan itu adalah, dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sebenarnya secara kasar pelanggan tidak peduli apa produknya, tetapi yang penting support,reliabilitas, fleksibilitas, portabilitas, dan kelangsungan bisnisnya terjaga. Tentu saja mereka bangga windows, karena microsoft lah yang mempromosikan secara gencar. Coba deh perhatikan di Indonesia dulu menyebut motor dengan istilah honda, balsem dengan sebutan rheumason, bahkan di amerika to xerox itu artinya memfoto copy, why don't you fedex it ?, Artinya, yang 'pertama' itulah yang akan memimpin pasar, beruntung linux bisa mengatakan bahwa 'open source yang pertama' (walaupun bukan yang pertama) yang bisa di gunakan untuk pekerjaan2 komersial. Atau sebutlah apa saja , tapi tetap sebagai yang pertama.Asal jangan seperti presiden taxi saja.Setuju nggak ? Atau dengan pola berpikir 'memindahkan unix ke pc', seperti kebutuhan saya.Lho koq jadi bali ke linux ? gpp toh banyak yg demen linux kan ? hehehehe Ade ---- Original Message ---- From: "Putu R.A." <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <deleed>Date: Wed, October 02, 2002, 08:08:00 Walaupun penglihatan ini belum menyeluruh, tapi saya lihat s'pore banyak melakukan outsorcing baik dalam hal IT dan pekerjaan lainnya, sehingga mereka bisa berkutat dalam hal 'content- nya'. Mereka memang bagus sekali dalam hal layanan, tapi kalau dengan begitu menjadi dependent thd perusahaan luar, apakah itu juga cukup sehat ? Pada waktu mengikuti konferens antar anggota Library ASEAN, terdapat kesan bahwa mereka cukup bangga bahwa teknologi yang mereka gunakan adalah 'Windows versi terbaru'. Tetapi mereka juga mulai menyadari keberadaan Linux dan gembar-gembor kehebatan performa-nya (mereka tidak berpikir ttg biaya lisensi-karena kan udah ada anggarannya). Mereka tertarik untuk mencoba-nya, akan tetapi mereka butuh pendamping dari orang IT yang 'komit' untuk membantu mereka, bukan yang 'loncat' dari satu proyek ke proyek lain. He..he.. sori ya, ngga menjawab permasalahan ttg s'pore. -- -Onie- Anda menulis hal ini pada Sep 30, <deleted> * Gunadarma Mailing List ----------------------------------------------- * Archives : http://milis-archives.gunadarma.ac.id * Langganan : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED] * Berhenti : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED] * Administrator: [EMAIL PROTECTED]