Yang ini bukan gossip, bukan rumor, tapi fakta http://jkt1.detikfinance.com/indexfr.php?url=http://jkt1.detikfinance.co m/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/04/tgl/27/time/163650/idnews/349 735/idkanal/6
Datang ke BEJ SBY Minta Pelaku Pasar Tak Panik Reporter: Irna Gustia detikcom - Jakarta, Presiden SBY melakukan sidak dan meninjau selama 10 menit sebelum pasar saham ditutup. Dalam kesempatan itu, SBY meminta agar kalangan pelaku pasar tidak panik, terutama setelah melemahnya Rupiah dengan tajam. Kedatangan SBY ke Gedung BEJ, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/4/2005) ini sendiri cukup mengagetkan pada pialang di lantai bursa. Para pialang yang biasanya sibuk menjelang penutupan perdagangan sempat tidak menyadari kehadiran orang nomor 1 di Indonesia ini. Para pialang itu baru ngeh, ketika SBY naik ke tangga menuju podium lantai bursa. IHSG pun langsung menguat 0,45 poin ke level 1.032,218. Saham-saham unggulan terlihat naik secara menyolok pada saat-saat terakhir seperti saham Bank Mandiri yang langsung naik Rp 50 menjadi Rp 1470, PGN naik Rp 75 menjadi Rp 2625. Sementara pada karyawan yang bekerja di Gedung BEJ juga langsung menyambut presiden yang dikagumi kaum ibu tersebut. Dalam kesempatan menuju mobil sebelum meninggalkan BEJ, SBY mendapat sambutan yang meriah, yang dijawab pula dengan senyuman khas Jenderal bintang empat itu plus lambaian tangan. Hal ini berbeda dengan kunjungan SBY sebelumnya yang terkesan formal dan tidak ada senyuman dan lambaian tangan. Dalam sambutannya di depan para pelaku pasar, SBY meminta agar masyarakat, khususnya pasar tidak panik terutama karena beberapa hari ini nilai tukar Rupiah anjlok significan. "Meskipun dalam kesibukan saya memimpin Konferensi Asia Afrika, termasuk menerima kunjungan kepala negara Afsel, Tiongkok, saya terus memantau pergerakan nilai tukar, termasuk IHSG. Dan terus terang, kemarin dan kemarin lagi terjadi kepanikan pada pihak masyarakat dan pasar yang khawatir karena nilai tuakr Rupiah anjlok significan," papar SBY. Sebagai kepala negara, SBY mengaku harus merespons secara cepat dan tepat, dimana pada Selasa kemarin, sudah melakukan koordinasi dengan BI. "Pembelian beasr-besaran oleh pemerintah seperti Pertamina dan BUMN lain terhadap dolar, harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak melebihi kapasitas yang sepantasnya terjadi," kata SBY. SBY juga mengingatkan, pembelian valas besar-besaran akan selalu diintip oleh spekulan yang kadangkala mendompleng sehingga menambah besarnya volume pembelian dolar. Maka itu, kata SBY, pemerintah akan mengatur dengan baik sehingga tidak mengganggu pengelolaan dan pergerakan Rupiah. SBY menjelaskan, faktor eksternal seperti kebijakan The Fed tidak boleh diabaikan terhadap melemahnya Rupiah akhir-akhir ini, dimana pada saat ini dolar menguat terhadap seluruh mata uang dunia. Menurut SBY, dari dalam negeri sebenarnya ekonomi makro Indonesia berjalan cukup baik, yakni cadangan devisa yang mencapai US$ 36 miliar, inflasi yang meski ada kenaikan namun bisa dimengerti karena adanya kenaknan harga BBM, sehingga tidak perlu ada kenaikan karena ekonomi akan trerus tumbuh. "Jadi tidak ada fundamental yang merisaukan, karena bisa dikelola dengan baik," demikian SBY.(qom) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> What would our lives be like without music, dance, and theater? Donate or volunteer in the arts today at Network for Good! http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/zMEolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> ---------------------------------------------------------- IMQ - THE REAL TIME DATA AND BUSINESS NEWS SERVICE ---------------------------------------------------------- Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/