Faktor yg menentukan di bursa saham BEJ :
1. Suku Bunga
2. Harga Minyak
3. Nilai tukar Rp.
Saat ini semua faktor negatif, So, Be Careful !
 
 
 
 
1. Harga Minyak "Menggila"
Jumat, 14 Juni 2006

Jakarta (Indofinanz) - Harga minyak pada perdagangan kemarin sempat melambung tinggi di atas level US$78 per barrel setelah pasar mencemaskan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang bisa mengganggu pasokan minyak dunia.

Geopolitik di Timur Tengah yang membara ditambah masalah program nuklir Iran membuat pasar kehilangan kepercayaan. Tidak menutup kemungkinan harga minyak membumbung ke level US$100 seperti yang diramalkan salah satu bank investasi di AS.

Light sweet untuk pengiriman Agustus di New York Mercantile Exchange sempat terbang ke level US$78.35 per barrel namun akhirnya melemah kembali ke level US$76.70 per barrel.

 

2. Wall Street Tunggang Langgang
Jumat, 14 Juni 2006

Jakarta (Indofinanz) - Saham-saham di Wall Street pada perdagangan Kamis (13/07) terjerumus cukup dalam untuk keduakalinya berturut-turut. Faktor negatif yang menyeret bursa New York ke teritori negatif adalah kenaikan harga minyak yang semakin menggila dan kemungkinan naiknya suku bunga.

Sentimen negatif itu membuat Dow Jones kehilangan gain sebesar 167 pts dan dalam dua hari sudah kehilangan 288 pts.

Meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah mendongkrak harga minyak mendekati posisi US$77 per barrel sehingga Merrill Lynch's mewaspadai inflasi akan bergejolak lagi yang akan berimbas pada suku bunga The Fed.

Dow Jones sampai penutupan perdagangan kemarin melorot 166,89 pts atau menguap 1,525 menjadi 10.846,29. Standard & Poor's 500 kehilangan 16,31 pts menjadi 1242,29 dan Nasdaq tersapu 36,13 pts atau turun 1,73% menjadi 2.054,11.

 

3. Dolar Perkasa, Rupiah Tertekan
Jumat, 14 Juni 2006

Jakarta (Indofinanz) - Nilai tukar rupiah di pasar spot antar bank Jakarta pada perdagangan Kamis (13/07) kembali jatuh seiring dengan terkikisnya valuta regional untuk yang ketigakalinya berturut-turut.

Rilis data terbaru yang menujukkan angka defisit perdagangan AS ternyata jauh lebih kecil dari perkiraan sebelumnya mampu mendongkrak posisi mata uang negara adidaya itu. Apalagi pasar saham saat ini tengah lesu sehingga investor lebih memburu dolar AS ketimbang investasi lainnya.

Rupiah dibuka pada level 9.108 per dolar AS dan dan sempat membaik pada pertengahan sesi pagi ke level 9.090 per dolar AS.

Rupiah yang sempat menyentuh posisi 9.080 per dolar AS akhirnya harus terpangkas lagi dan ditutup pada level 9.100 per dolar AS atau melemah 5 poin dari penutupan hari sebelumnya.

 

 
Salam Sukses,
 
 
Moderator,
investium_saham - Powered By Yahoo
 
Invitation :
Utk sharing ilmu persahaman BEJ, silakan gabung dengan kami,  klik di sini : Join - investium_saham
 
 
 
____________________________________________________
  IncrediMail - Email has finally evolved - Click Here
__._,_.___


YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke