Sumber berita : http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/11/21/63355/lebih-baik-investor-cuti-dari-bei/ 21/11/2008 05:04 Lebih Baik Investor 'Cuti' dari BEI INILAH.COM, Jakarta - Memasuki hari terakhir perdagangan pekan ini, sepertinya belum ada sentimen positif yang muncul di pasar. Yang muncul justru sentimen negatif yang diimpor dari Negeri Paman Sam. Pada perdagangan Jumat ini (21/11), IHSG diprediksikan akan kembali terendam di zona merah setelah ada kabar buruk dari New York bahwa Wall Street mengalami kepanikan parah sehingga indeks Dow Jones ambruk lebih dari 400 poin dan kini indeks terlempar ke level 7.000-an. Drastis! Kabar tak enak lainnya juga berasal dari New York, tapi dari pasar minyak, yang menyebutkan harga minyak mentah jenis light sweet 'tumpah' lagi, dan kini tumpahnya lebih banyak, menjadi di bawah US$ 50 per barel. Bad newsdari pasar minyak ini pula yang ikut merendam Wall Street karena saham-saham energi dan komoditas lainnya ikut karam. Dari dua kabar buruk itu sebenarnya sudah cukup bagi investor untuk mengambil langkah bijaksana hari ini, yaitu libur dulu bertransaksi beli karena kondisinya belum menguntungkan. Kalaupun ingin 'bermain', ambil saham-saham yang berfundamental baik dan memiliki prospek cerah, seperti Telkom (TLKM) dan Indosat (ISAT). Itupun untuk investasi jangka panjang, sementara untuk jangka pendek, lebih baik hold dulu. Belum lagi sentimen dari kelompok usaha Bakrie, seperti PT Bumi Resources (BUMI) yang turun Rp 80 (9,3%) menjadi Rp 780, PT Bakrie Sumatra Plantation (UNSP) turun Rp 25 (10%) menjadi Rp 225, serta saham PT Bakrie & Brothers (BNBR) turun Rp 11 (9,32%) menjadi Rp 107. Demikian pula saham PT Energi Mega Persada (ENRG) turun Rp 25 (8,77%) menjadi Rp 260, PT Bakrie Telecom (BTEL) turun Rp 1 (1,89%) menjadi Rp 52 dan PT Bakrieland Development (ELTY) stagnan di posisi Rp 66 per lembar. Penurunan itu kemungkinan akan berlanjut hingga hari ini, sehingga akan menyeret IHSG jatuh lebih dalam. Untuk itu, sebaiknya investor berlibur dulu dan lupakan lantai bursa karena situasinya masih kacau, terutama setelah kejatuhan parah Wall Street dan harga minyak dunia. Sementara itu, IHSG pada perdagangan Kamis (20/11) ditutup melemah di level 1.154,97 atau turun 25,39 poin (2,15%). Perdagangan di seluruh lantai bursa mencatat transaksi 30.390 kali dengan volume 4,042 miliar unit saham, senilai Rp 1,038 triliun. Sebanyak 27 saham menguat, 120 melemah, 42 stagnan, dan 268 stagnan. Saham-saham yang mengalami pelemahan antara lain PT Schering Plough Indonesia (SCPI) yang ditutup melemah Rp 1.550 ke level Rp 14.200, PT Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 1.000 menjadi Rp 20.000, PT Indo Tambangraya Megah terkoreksi Rp 500 di posisi Rp 7.000 serta PT United Tractors (UNTR) melemah Rp 325 menjadi Rp 3.150. Demikian pula saham PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) yang ditutup turun Rp 300 di posisi Rp 5.250, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp 250 menjadi Rp 2.600, PT Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 140 menjadi Rp 1.340, dan PT Bank Central Asia (BBCA) turun Rp 50 menjadi Rp 2.700. Sedangkan saham yang menjadi top gainer antara lain PT Indosat (ISAT) naik Rp 250 menjadi Rp 4.350, PT Telkom (TLKM) yang naik Rp 150 menjadi Rp 5.750, PT Darya Varia Laboratoria (DVLA) naik Rp 140 menjadi Rp 890, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) yang naik Rp 110 menjadi Rp 950.[tra]
___________________________________________________________________________ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/