http://www.iklanpos.co.id/HL%20news%20detail%201.php
Memilih Drop-Out Untuk Jadi Milyarder Kekayaan 16,5 Trilyun di Usia 23 Tahun Jadul, itu julukan anda jika tidak mempunya account di situs jejaring sosial. Dari anak baru gede sampai caleg berlomba mendaftar menjadi anggota di situs jaringan sosial seperti Friendster atau Facebook. Facebook, dulunya hanya dibuat sebagai jaringan pertemanan kalangan kampus Harvard, pembuatnya adalah Mark Zuckerberg. Nama Facebook, diambil dari nama buku daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Mark Elliot Zuckerberg, dilahirkan di Dobb Ferry, Westchester County, New York, 14 Mei 1984. Sekolah menengah di Ardsley High School, Ardsley, New York (1998-2000) dan Phillips Exeter Academy, Exeter, New Hamshire (2000-2002). Di Harvard, mengambil jurusan psikologi, walaupun tidak sampai tamat. Mempunyai kekayaan US$ 1,5 miliar (sekitar Rp 16,5 triliun), ranking ke-785 orang terkaya dunia versi Majalah Forbes 2008. Majalah ini menobatkan Zuckerberg sebagai "The Youngest Self-Made Billionaire on the Planet", Anak muda terkaya di dunia dari hasil keringatnya sendiri. Forbes merilis daftar orang terkaya sedunia, Billionare jika dalam USD, atau tepatnya Triliuner kalau dalam rupiah, sebutan untuk orang-orang superkaya di dunia. Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat yang menarik banyak orang untuk bergabung, Zuckerberg memilih Drop Out untuk menekuni bisnisnya. Bersama kawan-kawannya, Facebook secara serius disiapkan untuk mendunia. Sampai akhir 2008, diklaim lebih dari 150 juta orang menjadi anggota Facebook, pasar sangat potensial bagi pemasang iklan, suatu pertumbuhan yang luar biasa dimana pertumbuhan oplah koran kertas cenderung menurun terus. Kaya dari Menjual Saham Jumlah anggota Facebook yang sangat banyak menjadikan tambang emas yang menggiurkan, Mark dan kawan-kawannya menangkap peluang bisnis yang besar. Facebook memperoleh dana pertamnya dari pendiri PayPal sebesar USD 500.000. Setelah melebihi 1 juta anggota, Facebook mengajak Accel Partners, perusahaan modal ventura untuk membiayai pengembangannya, dana yang ditanamkan sebesar USD12,7 juta. Sampai desember 2005, anggotanya telah mencapai 5,5 juta orang. Partner berikutnya adalah Grylock Partners dan Meritech Capital Partners sebesar USD25 juta. Deal yang cukup spektakuler adalah tawaran dari Microsoft, USD240 juta hanya untuk 1,6 saham Facebook. Artinya, dari penjualan saham ini kapitalisasi Facebook sama dengan USD 15 milyar atau Rp 165 trilyun bandingkan dengan kapitalisasi PT Telkom sebesar USD 11.23 milar atau Rp123,5 trilyun. Para investor sepertinya jor-joran mendanai Facebook, disebut-sebut Li Kas-shing, Viacom, Yahoo, Google dan lain-lain berebut menawar saham Facebook, sejauh ini Zuckerberg mengatakan Facebook tidak akan dijual. Bayangkan, hanya menjual saham dalam porsi kecil-kecil saja Zuckerberg menangguk kekayaan yang luar biasa, Forbes menyebutkan kekayaan Zuckerberg mencapai USD 1,5 milyar, jumlah yang sangat besar untuk uang jajan anak berumur 23 tahun. Facebook tak hanya menjadi target akuisisi. Situs itu juga mampu membeli perusahaan lain, yakni Parakey Inc., dari Blake Ross dan Joe Hewitt, pada Juli 2007. Parakey adalah produsen aplikasi komputer yang mempermudah transfer data berupa tulisan, gambar, dan video ke sebuah situs di internet. Facebook ditengarai sebagai `The New Google'. Artinya, Zuckerberg dan pendiri Facebook lainnya bisa disetarakan dengan pendiri Google Inc., yaitu Larry Page dan Sergei Brin. Maklum, situs ini tak butuh waktu lama untuk menjadi salah satu ikon dunia internet. Tetapi tidak seperti ikon dunia internet lainnya, Facebook tidak tertarik mencatatkan perusahaannya di bursa agar sahamnya dimiliki masyarakat banyak. Dalam sebuah wawancara untuk program bincang-bincang 60 minutes di stasiun televisi CBS, Zuckerberg menunjukkan kantornya kepada sang pembawa acara, Leslie Stahl. Tidak terlihat aktivitas para pekerja seperti di kantor-kantor pada umumnya. Markas besar Facebook lebih mirip asrama mahasiswa. Para pegawai, yang setiap hari mendapat jatah makan gratis, bekerja sambil melakukan kegiatan favoritnya. Ada yang bermain gitar, bersepeda, main pesawat kontrol, atau bergoyang ditemani musik racikan seorang disc jockey (DJ). Mereka juga tak perlu berpakaian rapi. Celana pendek dan sandal jepit adalah kostum favorit mereka di kantor. Zuckerberg mengaku ogah suasana kantor yang terlalu formal. Dengan kekayaan yang berlebih, Zuckerberg lebih memilih tinggal di kos-kosan, satu meja dan satu kursi, kasur diletakkan di lantai. Pulang pergi kantor juga naik sepeda ontel atau berjalan kaki.