4 Sektor yang Mengalami Penurunan Kegiatan Usaha Nurul Qomariyah - detikFinance
Jakarta - Survei kegiatan dunia usaha (SKDU) menunjukkan kegiatan dunia usaha selama triwulan IV-2008 mengalami penyusutan dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) minus 1,56%. Padahal pada 6 triwulan sebelumnya, selalu terjadi ekspansi usaha. Demikian hasil SKDU yang dilakukan BI, dengan jumlah responden sebanyak 2.479 perusahaan, seperti dikutip dari situs BI, Rabu (11/2/2009). Menurut responden, turunnya tingkat permintaan baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai imbas dari krisis ekonomi global menjadi faktor penyebab kontraksi usaha pada triwulan IV-2008. Selain itu faktor-faktor lainnya yang menyebabkan kontraksi usaha antara lain pengaruh faktor musiman, persaingan produk yang sejenis dan situasi pasar yang memburuk. Berdasarkan sektor ekonomi, penurunan kegiatan usaha terjadi pada empat sektor ekonomi dengan penyumbang terbesar yakni: 1. Sektor industri pengolahan (SBT -2,75%), 2. Sektor pertambangan & penggalian (SBT -2,38%), 3. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan (SBT -0,57%) dan 4. Sektor bangunan (SBT -0,29%). Dilihat subsektor ekonominya, sebagian besar subsektor ekonomi yang disurvei (40,00%) mengalami kontraksi usaha. Beberapa diantaranya yang memberikan sumbangan cukup besar adalah: 1. Subsektor pertambangan minyak & gas bumi (SBT -1,92%), 2. Subsektor industri tekstil, barang kulit & alas kaki (SBT -0,89%), 3. Subsektor industri alat angkutan, mesin & peralatannya (SBT -0,78%), 4. Subsektor industri pupuk, kimia & barang dari karet (SBT -0,64%) dan 5. Subsektor kehutanan (SBT -0,58%). Sementara itu, lima sektor ekonomi lainnya masih mengalami ekspansi usaha meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Penyumbang terbesar ekspansi usaha tersebut adalah: 1. Sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan (SBT 2,68%) 2. Sektor perdagangan, hotel & restoran (SBT 0,58%) dan 3. Sektor pengangkutan & komunikasi (SBT 0,51%). Sementara itu, subsektor ekonomi yang mengalami ekspansi usaha terutama disumbangkan oleh subsektor bank (SBT 2,07%). Pada triwulan I-2009, responden memperkirakan perlambatan kegiatan dunia usaha masih akan berlanjut yang tercermin dari SBT 1,14% lebih rendah dibandingkan perkiraan kondisi usaha pada hasil survei sebelumnya (SBT 14,00%). Penurunan optimisme terhadap perkiraan kegiatan usaha mulai terjadi pada survei di triwulan III-2008 seiring dengan memburuknya kondisi perekonomian global. Sektor ekonomi yang diperkirakan akan mengalami kontraksi usaha pada triwulan I-2009 adalah sektor industri pengolahan (SBT -2,11%), sektor jasa-jasa (SBT -0, 17%) dan sektor bangunan (SBT -0,10%). Meskipun perekonomian pada triwulan I-2009 diperkirakan masih mengalami kontraksi, terdapat beberapa sektor ekonomi yang mengalami ekspansi usaha yaitu sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan (SBT 1,83%) dan sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan (SBT 1,32%). Faktor pendorong ekspansi usaha pada sektor tersebut adalah keadaan musim atau cuaca yang mendukung serta mulai masuknya musim panen di sektor pertanian khususnya subsektor tanaman bahan makanan, faktor permintaan dalam negeri di sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan, serta meningkatnya pendapatan bunga khususnya di subsektor bank. (qom/lih)