JAKARTA. Silahkan berharap bunga kredit bakal rontok. Seorang bankir mengungkapkan, bank-bank BUMN secara bersamaan akan menurunkan bunga kreditnya pada 20 April nanti. "Rencananya sih, begitu," ujar Sofyan Basir, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
Sofyan menyebut, pemangkasan bunga kredit itu sebesar 1%. Namun ia tidak menjelaskan apakah bunga baru itu hanya berlaku bagi kredit baru atau berlaku pula untuk kredit lama. Kendati tidak menyebutkan waktu pastinya, Direktur Korporasi PT Bank Mandiri Tbk Abdul Rachman juga mengakui, bunga kredit berpeluang sangat besar untuk turun. Maklumlah, sejak Desember 2008 lalu, saban bulan Bank Indonesia rutin memangkas bunga acuan alias BI Rate, mengikuti penurunan inflasi. Rachman mengakui, penurunan bunga kredit memang tak secepat yang diharapkan masyarakat. Sebab, kata Rahman, para bankir masih perlu waktu menghitung biaya pendanaan. "Masih kami rapatkan berapa besar bunga kredit yang sesuai. Apalagi, Lembaga Penjaminan Simpanan baru saja menurunkan bunga penjaminan," ujar Rachman, Rabu (8/4). Menurut Rachman, bunga kredit baru bisa turun bila bunga deposito sudah makin rontok. Hingga saat ini, kata Rachman, rata-rata bunga kredit di Bank Mandiri sudah lumayan rendah, yakni 13,5%. Tergantung likuiditas Sependapat dengan Rachman, Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Darwin Suzandi bilang, bunga kredit akan turun mengikuti tren penurunan BI Rate dan inflasi. "Secara independen, bank bisa saja menurunkan bunga kredit. Yang pasti masing-masing bank harus menghitung dahulu bunga dananya sebelum menurunkan bunga kredit," imbuh Darwin. Wakil Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja termasuk yang ragu jika bank-bank BUMN bisa melakukan pemangkasan bunga kredit secara serempak. Ia mengingatkan, masing-masing bank BUMN itu memiliki likuiditas yang berbeda-beda. "Tapi, jika itu sudah menjadi kesepakatan di antara bank BUMN, saya tidak tahu," ujar Jahja. Sampai saat ini, posisi likuiditas agaknya memang masih menjadi titik berat pertimbangan para bankir untuk memangkas bunga. "Harus melihat posisi likuiditas bank dahulu. Bank yang punya likuiditas berlebih, yang paling berpeluang segera menurunkan bunga," ujar Darwin. Namun ada kesan, bank-bank memang ingin segera menciutkan bunga deposito sehingga bunga kredit pun bisa turun. "Bunga (deposito) yang tinggi justru akan membebani kami," ujar Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk. Menurut Parwati, OCBC NISP berencana menurunkan bunga depositonya sebesar 0,5% dari 10% menjadi 9,5%. Mudah-mudahan saja, penurunan bunga kredit tersebut akan dibarengi dengan penyaluran kredit. Jika tidak, ya percuma saja. http://www.kontan.co.id/index.php/Nasional/news/11615/Bank_BUMN_Ingin_Pangkas_Bunga_Kredit