IMF: Asia Akan Pulih Tahun 2010

BEIJING. Perekonomian Asia bisa mulai pulih tahun depan dengan disokong oleh 
permintaan ekspor yang menguat dan stimulus. Hal ini dikatakan oleh 
International Monetary Fund, hari ini (23/3).

Perdagangan yang digelindingkan di Asia telah tergencet lebih parah dari yang 
diprediksikan semula lantaran kemerosotan perekonomian global yang paling buruk 
sejak 1930; meskipun banyak ekonom kini lebih kuat ketimbang krisis yang pernah 
menerpa Asia pada 1997.

"Pemulihan yang paling sederhana, diproyeksikan akan berlangsung pada 2010, 
dengan disokong oleh peningkatan pertumbuhan global dan dorongan dari kebijakan 
fiskal yang makin luas maupun kebijakan moneter," tegas IMF.

Jepang, raksasa perekonomian Asia, bakalan mengantongi pertumbuhan sebesar 0,5% 
di tahun 2010 setelah tergerus 6,2% tahun ini. Korea Selatan, Taiwan dan 
negara-negara industri anyar lainnya juga diprediksikan akan tumbuh 0,8% 
setelah terkikis 5,6% tahun ini.

Pertumbuhan China, India dan emerging market lainnya, diprediksikan akan 
melonjak sebesar 5,3% setelah terjungkal 3,3% tahun ini. 185 negara memberi 
nasihat pada pemerintah dalam pengembangan perekonomiannya dan menyediakan 
utangan untuk menyeimbangkan masalah pembayaran.

Namun, IMF juga memperingatkan perekonomian Asia yang akan menghadapi risiko 
jika permintaan global melemah lebih lanjut. IMF menegaskan, negara-negara di 
Asia bisa melakukan hal yang lebih banyak lagi untuk mengurangi ketergantungan 
terhadap ekspor dengan mendorong konsumsi domestik.

Dus, tantangan utama negara-negara Asia adalah untuk mengurangi ketergantungan 
ekspor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Meski China, Jepang dan negara lain 
telah merilis rencana stimulus, namun masih ada ruang yang cukup besar untuk 
mendorong pertumbuhan domestik.

Asia telah diprediksi untuk tidak terlalu menderita oleh gebukan krisis 
lantaran kuatnya perbankan dan minimnya penyerapan kredit perumahan AS. Namun, 
Asia tak bisa terhindarkan dari kolapsnya perdagangan.

China telah menunjukkan sinyal-sinyal pemulihan, dengan produksi pabrikan di 
bulan Maret dan penjualan otomotif telah menunjukkan peningkatan. Hal ini 
disurung oleh stimulus China sebesar 4 triliun yuan atau setara dengan US$ 586 
miliar. Namun, ekonom memperingatkan, lonjakan yang dicapai ini akan terkikis 
jika perdagangan terus merosot.

Pertumbuhan China diprediksikan meningkat 7,5% pada tahun 2010 setelah tumbang 
6,55% tahun ini. Perekonomian India juga diprediksikan akan naik 5,6% tahun ini 
setelah menyusut dari 7,3% tahun 2008 menjadi 4,5% di tahun ini.

Penyusutan di Asia yang paling besar, yaitu Singapura yang sangat bergantung 
pada perdagangannya, diprediksikan akan terjungkal 10% tahun ini dan ditambah 
lagi 0,1% tahun depan.

Pemerintah harus siap untuk menggunakan dana publik untuk memperkuat perbankan 
dan membereskan beragam permasalahan sebelum mereka berdampak pada institusi 
yang kini masih terbilang "sehat".

IMF mencatat, India, Indonesia, China dan Jepang telah mencoba untuk menopang 
stabilitas keuangannya dengan memperbesar kredit korporasi, memperbesar garansi 
deposit bank dan kebijakan lainnya.

"Bagaimanapun juga, otoritas sebaiknya disiapkan untuk melakukan hal lain jika 
dibutuhkan," tegas IMF.


Kirim email ke